Part 28

2 0 0
                                    

"Dinda dimana?" Tanya Merry saat mengabsen di kelas

"Sakit Mer," Jawab Santa

"Kenapa tidak ada pemberitahuan kepada saya?" Tanya Dosen yang masuk saat itu

Karena tak kunjung ada jawaban, Kesya memberanikan diri maju ke depan dan berbicara kepada dosen tersebut

"Dia bilang apa?" Tanya Lily

"Ga tau," Jawab Santa

"Baiklah, Dinda sakit. Mari kita melanjutkan pelajaran, sudah sampai mana kemaren?" Tanya dosen tersebut

"Distribusi probabilitas diskret pak," Jawab sekelas itu dengan serentak

"Lo bilang apa sama pak Dede?" Tanya Andi saat mereka sudah selesai belajar

"Gue bilang, Dinda ada masalah sama orangtua murid lessnya," Jelas Kesya

"Lah trus kenapa langsung dibilang sakit?" Tanya Santa

"Bapak tuh langsung ngerti?" Tanya Rio

"Kan kemaren Dinda juga udah pernah kena masalah yang sama, jadi pak Dede langsung ngerti," Jelas Kesya

"Masalah yang sama?" Tanya Lily kebingungan

"Astaga kalian kenapa kebingungan gitu, kalian lupa? Kemaren waktu semester satu kan si Dinda pernah ngampus, rambutnya acak-acakan trus mukanya merah, waktu itu pak Dede sama dia naik lift bareng, nah ditanya tuh, gitu," Jelas Kesya

"Kok gue baru tau," Gumam Santa, mereka semua mengangguk setuju

"Makanya peduli dikit sama temen sekelas, jangan ngambis mulu," Ejek Kesya, dia memasuki sebuah taxi dan segera pergi

"Jadi alasan asli si Dinda ga datang kampus karena apa?" Tanya Rio

"Kita tunggu aja, nanti kalo dia udah siap dia pasti ngejelasin semua," Jelas Santa

"Bau apa nih?" Tanya Merry

Mereka semua mencari asal aroma itu dan menemukannya di tubuh Jihan yang baru saja tiba disana

"Ais lo bau banget," Ujar Andi, mereka semua langsung menutup hidung

"Tadi ada anjing gila yang ngejar-ngejar gue, makanya gue telat kelas," Jelas Jihan

"Anjing gila?"

"Ahh capek banget gue," Ucap Jihan, dia menarik sebuah buku tipis dari tangan Lily dan mengipasi tubuhnya menggunakan itu

"Lo ga mandi? Lo bau banget!" Tegas Andi

"Ga sempat tadi, emang lo semua mandi, hah?" Tanya Jihan dengan menaikkan volumenya

Sontak mereka semua menganggukkan kepala sehingga membuat Jihan merasa bodoh

"Emang ada peraturan yang bilang setiap pagi harus mandi? Kan engga," Tutur Jihan

"Kenapa lo kesal gitu?" Tanya Merry

"Kalian yang nyebelin, sok-sok mandi!" Bentak Jihan

"Woi lo aneh banget, sejak kapan mandi pagi itu aneh, hah?" Tanya Santa dengan meninggikan suaranya

"Iss nyebelin!" Jihan segera meninggalkan tempat itu

"Kalian ada lihat Jihan ga?" Tanya Kenzo yang tiba disana beberapa detik kemudian

"Baru aja pergi, lo kenapa lari? Ada anjing gila yang ngejar juga?" Tanya Rio

"Emang si Jihan bilang dia dikejar anjing gila?" Tanya Kenzo balik

"Hm," Mereka semua menganggukkkan kepala

"Sialan tuh bocah, dia deketin pacar gue, nah pas dia nembak cewek gue nolak karena dua alasan, pertama karena dia udah punya gue, dan kedua karena dia bau," Jelas Kenzo

"Pantesan dia sensitif tadi," Ujar Lily yang mulai mengerti pada Jihan, mereka semua menyetujui perkataannya

"Hahaha emang dia ga ngecek dulu sebelum ngedeketin orang? Udah punya pacar apa blom, padahal itu hal dasar," Tutur Merry

"Makanya gue heran, tuh anak sebenarnya bodoh apa dungu," Balas Kenzo

"Berarti anjing gila yang dia maksut itu lo ya?" Tanya Lily

Kenzo merasa marah dan kembali berlari mencari Jihan

"Padahal dia yang gila," Gumam Andi

"Ly, mau gue antar pulang ga?" Tanya Andi

"Gue---"

Sebuah mobil yang berada di parkiran tersebut membunyikan klakson nya dengan keras sehingga mereka menatap kearah sana

"Kak Zean?"

Mereka semua merasa kaget

"Sana sana," Santa mendorong Lily, dia tersenyum dan segera meninggalkan teman-temannya dan menemui Zean

"Mereka pacaran," Jelas Santa sembari menepuk punggung Andi lalu langsung pergi

"OMG, serius?" Tanya Merry dengan ekspresi kaget

"Kak Zean sama Lily? Kapan woi? Kok gue ga tau?" Tanya Rio, dia pergi mengejar Santa

Andi mematung, perasaan marah, sedih, kesal bercampur aduk menjadi satu

"Tenangin diri lo dulu, ayo pulang," Merry menarik tangan Andi dan membawanya pergi

"Lo udah lama disini?" Tanya Lily

"Hm, pas kalian keluar gue udah disini, lo aja yang ga nyadar," Ucap Zean

"Kenapa ga manggil gue?"

"Gue pengen lihat kalian berdua," Jelas Zean

"Maksutnya?"

"Lo sama si Andi. Daritadi dia melototin lo mulu, kesal gue," Ujar Zean

"Oh karena itu lo tiba-tiba bunyiin klakson? Hahahah gemesin banget," Tutur Lily

"Gemesin apanya, huh? Lo senang lihat gue cemburu?" Tanya Zean

"Ya bagus dong, kalo lo cemburu berarti lo benar-benar sayang sama gue," Pinta Lily dengan tersenyum lebar

"Yakan emang beneran sayang, makanya gue nembak," Timpal Zean

"Iya iya, by the way lo ga ada kelas?" Tanya Lily

"Ada tadi, tapi online," Jelas Zean, dia menyalakan mesin mobil dan mulai menyetir

"Kita mau kemana?"

"Lihat aja nanti, lo udah ga ada kelas kan?" Tanya Zean, Lily menganggukkan kepalanya

"Lo tidur aja dulu, tadi malam kayaknya lo ga bisa tidur," Ujar Zean

"Tau darimana?" Tanya Lily

"Gue dengar lo main HP," Jelas Zean

"Yakan bisa aja itu Santa atau Kesya, kenapa langsung mikir itu gue?" Tanya Lily

"Video-video yang lo putarkan isi BTS semua, makanya gue tau," Jelas Zean

"Padahal mereka berdua juga ARMY," TimpaL Lily

"Lah iya? Gue ga tau," Ucap Zean

"Gue ga bisa tidur tadi malam, si Dinda nangis mulu, nyamuk juga banyak," Jelas Lily

"Kasihan banget pacar gue, kan udah gue bilangin tidur bareng, lo yang nolak," Goda Zean, dia meraih tangan kanan Lily dan mengecupnya beberapa kali

"Enak di lo dong," Balas Lily, Zean terkekeh

"Sekarang lo tidur aja, nanti gue bangunin kalo udah sampe," Ujar Zean, Lily menganggukkan kepalanya

Zean menghentikan mobil untuk mengatur posisi kursi gadisnya itu agar bisa tidur dengan nyenyak. Dia juga menutupi tubuh Lily menggunakan sebuah selimut yang dia ambil dari bangku belakang.

"Makasih Zean," Bisik Lily

"Iya iya," Zean merapikan rambut gadisnya itu, lalu kembali fokus menyetir

Lily tersenyum, dia merasa sangat senang memiliki Zean.

###

Not Her (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang