|Juan's Story|

309 43 2
                                    

10 Tahun yang lalu....

Hari ini trotoar jalan tampak di penuhi oleh banyak pejalan kaki. Entah itu orang kantoran, anak kuliahan, atau anak sekolah. Yaa seperti dua kembar yang sedang menunggu jemputan mereka di gerbang sekolah. Juna dan Juan. Si kembar yang saat ini berumur 6 tahun dan baru saja menyelesaikan pelajaran pertama mereka di kelas 1 SD.

"Juna.." panggil sang adik, Juan.

"Apa?!" Jawab Juna kesal

"Juna kenapa sihh? Dari tadi cemberut mulu, mana cuek banget lagi sama Juan:(" tanya Juan

Kemudian Juna memberikan selembar kertas pada Juan. Itu adalah nilai pembelajaran pertama mereka tadi di sekolah.

"Ohh, jadi Juna kesel karna nilai Juna cuma 50? Ayo tukaran sama Juan, nilai Juan 100 kok" usul Juan

"Ishhh mana bisa Juan, nama kita beda!" Ucap Juna dengan wajahnya yang masih terlihat kesal

"Kan bisa di hapus Junaa, ini kan pakai pensil.." ucap Juan lalu mulai menghapus nama mereka di lembar kertas itu dan menukarnya "Udah nih" Juan kemudian memberikan kertas miliknya pada Juna.

Juna tersenyum lebar menerima kertas itu "Makasih Juann" ucap Juna

"Sama² Junaaa, ayok itu jemputan kita" ucap Juan menunjuk sebuah mobil yang mulai menepi

Keduanya pun pulang bersama jemputan itu. Biasa, ayah mereka tentu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi mereka diantar jemput oleh supir.

----

"Ayah pulang.... Anak²" ucap ayah mereka alias Johan masuk ke rumah

"Ayahhhh" Juna berlari kesenangan ke ayahnya

"Aduhh anak Ayah, gimana sekolahnya tadi? Apa seru?" Tanya Johan menggendong anaknya itu

"Seru banget yah, bahkan tadi aku dapet banyakkk teman" ucap Juna

"Hebat, nilainya gimana?" Tanya Johan kembali

"Nilai aku 100 dong yahhh" Juna berucap bangga

"Hebat banget anak ayah"

"Ayah" panggil Juan lalu mencium punggung tangan ayahnya itu, ya bersalaman lah:v.

Johan hanya diam, kemudian bertanya "Bagaimana nilaimu?" Tanya Johan

"Ju-juan cuma dapet 50 yah" ucap Juan menunduk

"Ohh" setelah berucap seperti itu, Johan menurunkan Juna lalu menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Juna menatap Juan, merasa kasihan, namun entah kenapa rasanya dia hanya ingin menuju kamarnya lalu tidur. Juna kemudian juga ikut pergi ke kamarnya, lelah bermain seharian. Sementara Juan hanya bisa menatap Juna pergi. Kamar mereka itu terpisah, itu atas paksaan dari sang ayah, entah apa alasannya.

----

Aneh, entah kenapa sejak saat itu nilai Juan semakin menurun sementara nilai Juna semakin meningkat. Dan hal itu membuat ayah semakin membenci Juan.

OUR STORY | SeJuKyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang