|A Letter📄|

139 14 0
                                    

Kalau ada typo maklumin aja ya
Enjoyyy

•••

"—jantung Sean bocor dan butuh donor, sekarang dia kritis"

'BRUKK'

Kaki Satya melemas seketika sehingga tak mampu menopang tubuhnya, dia terduduk bersimpuh di lantai.

"Sean...." Lirih Satya, sesaat kemudian, bahunya tampak naik turun dengan kepalanya yang menunduk.

'PPUK'

Azka menepuk pelan bahu sahabatnya itu, tak mampu berkata apa².

'CEKLEK'

"Keadaan pasien semakin parah, jika ingin selamat, harus ada pendonor yang siap mendonorkan jantungnya segera, operasi akan segera di lakukan" ucap dokter bedah yang baru saja selesai memeriksa keadaan Sean.

"Saya!" Leo berdiri dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

"Le-"

"Tapi sebelum itu, beri saya waktu beberapa menit untuk menulis surat" ucap Leo.

"Saya akan mempersiapkan diri untuk meng—operasi, mungkin waktu itu cukup untuk anda" dokter itu berlalu meninggalkan mereka.

"Leo!" Ucap Satya.

"Gapapa Sat, gapapa, selama ini gw ga ada berbuat apa² untuk Sean, jadi, semoga ini bisa membayar semuanya, gw ga mau kehilangan Sean, dan, gw mohon Sat, jagain Sean ya" ucap Leo.

Mata Satya kembali memanas, dengan kuat dia menarik Leo yang tingginya hampir sama dengan dia, menangis dalam pelukan itu. Mereka baru bersama selama beberapa hari, benar² sebentar, dan sekarang Leo harus pergi? Kenapa cobaan begitu bertubi² menyerangnya, sakit, sungguh.











•••








03.00 Am

7 jam berlalu, operasi Sean apa kah sudah selesai? Berhasil?

'CEKLEK'

"Bagaimana dok? Operasinya..." Ucap Satya.

"Operasinya berhasil, kita tunggu Sean sadar sebelum dia di pindahkan ke ruang rawatnya, kalian bisa masuk, saya permisi" dokter itu berlalu meninggalkan mereka.

"Huhhh" semuanya menghela nafas lega.

"Pengorbanan lo ga sia², Kak" batin Satya lega, kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.

"Ayah, Ricky ijin nginap di sini ya, mau jagain Bang Sean" ucap Ricky.

"Ricky, nanti siang aja ya nak, sekarang kita pulang dulu, kamu juga butuh Istirahat" ucap Randy

"Huhh, ya udah, tapi Bang Juan ikut ya" ucap Ricky.

Juan tersenyum, lalu mengangguk lesu sambil merangkul sahabatnya itu.

Hesa memegang pundak Juan, "Jangan sedih Juan, lo ga sendiri"

"Hmm, dan Ricky ga usah khawatir, kita bakal jagain Sean kok" ucap Satya

"Iya, makasih Bang Satya" ucap Ricky.

Randy, Rey, Ricky dan Juan pun akhirnya pulang ke rumah Ricky.

OUR STORY | SeJuKyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang