51. Bandara

195 17 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca ya..

Happy Reading~

♡♡♡

Matahari baru saja menampakan dirinya. Cahaya masuk menembus jendela dan melewati sela-sela gorden. Nalora baru saja bisa tidur pukul 2 pagi tadi.

Dia masih memikirkan bagaimana dia bisa menjalin hubungan jarak jauh dengan Henry. Dia takut, mungkin saja dia bisa beralih ke laki-laki lain. Atau Henry yang akan beralih ke perempuan lain.

Belum di jalani saja Nalora sudah memikirkan sampai segitunya.

Dritt Dritt

Ponselnya bergetar beberapa kali sedari tadi. Namun entah kenapa dirinya enggan untuk menjawab. Tapi kali ini, suara ponselnya begitu mengganggu di telinganya.

Dan akhirnya Nalora pun meraba meja samping kasurnya, mengambil bendah pipih dari sana. Tanpa melihat siapa yang menelponnya Nalora langsung menjawab panggilan itu.

"Halo," ucapnya dengan suara khas bangun tidur.

"Ra! Lo kemana aja sih? dari tadi gue telpon."

Dari suaranya yang cempreng dan bawel. Nalora tau siapa yang menelponnya ini. Sudah jelas yang menelponnya adalah Stefy.

"Ada apa sih?" tanya Nalora.

"Lo baru bangun?!"

"Lo mau apa? Cepat buruan gue ngantuk!"

"Lo ngga ngantar Henry ke bandara?"

"Bukannya besok ya?"

"Sekarang woi! Pesawatnya take off jam 10 nanti."

"Yaudah sih, inikan masih jam 6."

"Jam 6 pala lo, ini jam 8!"

Nalora yang masih ngantuk berat itu langsung bangun dan melihat ke arah jam. Benar kata Stefy, ini sudah jam 8.

"Lo kok ngga bilang gue sih?! Anjir lah!" ketus Nalora dan langsung memutuskan panggilan.

Nalora langsung berlari menuju kamar mandi. Tidak perlu waktu lama, dan tidak perlu dandan yang berlebihan. Karena waktunya sudah sangat mepet. 20 menit kemudian Nalora sudah siap dengan hoodie putih dan celana jeans hitam yang ia kenakan.

Buru-buru dirinya keluar dari kamar dan segera turun tangga.

"Mau kemana, lo?" tanya Nerissa yang baru saja keluar dari kamarnya juga.

"Pergi!!" jawab Nalora dan berjalan terburu-buru kebawah.

Nerissa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat adeknya itu.

"Mau kemana sayang?" tanya Malya yang melihat Nalora mengambil roti coklat yang sudah tersedia di atas meja makan. Dan langsung memakannya sembari berjalan menuju lemari sepatu yang ada di bawah tangga.

"Pergi, Ma," jawabnya yang masih mengunyah roti coklat yang tadi ia ambil di meja makan. Setelah roti itu sudah ia telan. Ia segera memakai sepatu sneakersnya.

"Kemana sayang?" tanya Malya bingung.

"Henry, hari ini berangkat korea Ma. Dia disana selama 4 tahun. Dan Lora harus mengantarnya ke bandara sekarang," jelas Nalora dan bangkit. Menyalim tangan Malya dan segera berjalan keluar rumahnya.

"Tunggu, sayang!"

Panggil Malya mampu membuat Nalora berhenti melangkah.

"Motor mu sedang ada di doorsmeer dan mobil mu juga ada disana," ucap Malya membuat Nalora sedikit terkejut. Lalu bagaimana dia akan pergi sekarang.

NALORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang