Happy Reading~
♡♡♡
"Elo?" Nalora terkejut.
Tidak bisa di bayangkan, apa ini?
"Kak, ini abang ku," ucap Aurel.
"Tapi tadi gue dengar lo di bully karena lo dekat dengan Henry. Tapi kenapa sekarang-"
"Aku malu kak.. aku malu jujur kepada orang-orang kalau aku adeknya bang Henry."
Nalora tidak habis pikir, alasan macam apa ini?
"Lo kenapa engga maksa adik lo sih? Atau lo senang adek lo di bully, iya?" tanya Nalora dengan nada suara lantang kepada Henry.
"Gue juga ngga mau adek gue di bully, Ra. Gue udah capek nyuruh dia untuk jujur ke orang-orang tapi dia ngga mau, dia malu."
Nalora menghela nafas, tidak habis pikir. Kenapa mereka berdua selalu membuat masalah. Apa salahnya jika jujur saja, itu akan jauh lebih baik dan Aurel tidak akan di bully lagi.
"Kenapa lo ngga mau jujur?" tanya Nalora kepada Aurel dengan sedikit membungkukan badannya. Kali ini dengan nada suara lembut.
"Aku malu kak, kata kak Morra aku jelek, chubby, mata sipit, terus badan aku engga body goals. Aku malu.." jelas Aurel dengan menundukan wajahnya. Morra telah berhasil membuat Aurel insecure.
"Kalau aku jujur ke orang-orang yang ada bang Henry yang di buat malu." Aurel sangat tidak ingin membuat abang kesayangannya malu.
"Hey, dia bilang begitu, karena lo tuh cantik. Dia ngga mau kalah saing dari lo. Percaya sama gue." ucap Nalora berharap bisa membangkitkan rasa percaya Aurel.
"Engga kak aku engga cantik."
"Lo cantik!" suara berat terdengar jelas. Kali ini Henry yang membuka suara.
"Lo cantik, dan akan selalu menjadi yang paling cantik di hidup gue." ucap Henry sekali lagi dengan semangat.
"Tapi.." ucap Aurel terpotong.
"Ngga ada tapi tapi, intinya lo cantik. Jika ada orang yang bilang lo jelek, percayalah matanya buta. Lo bisa beritahu gue jika mereka ganggu lo lagi," ucap Nalora dengan senyum di wajahnya dan berusaha untuk membuat Aurel percaya diri.
"Jadi sekarang lo mau ke ruang BK?" tanya Nalora.
Aurel menarik nafas, "Iya, kak."
°~°~°~°~°
Waktu istirahat sudah selesai. Namun mereka bertiga belum isi perut sama sekali karena masalah bully Morra terhadap Aurel di BK tadi. Tapi untunglah mereka di berikan izin untuk makan di kantin dengan waktu 30 menit.
Mereka bertiga berjalan menuju kantin, di koridor yang sepi dan hanya ada suara ribut di setiap kelas yang mereka lalui.
"Morra memang segila itu ya? Maksudnya segila itu suka sama gue?" tanya Henry kepada Nalora.
"Ya mana gue tau, lo bisa tanya sendiri ke orangnya." ketus Nalora.
Mereka pun memilih meja dan memesan makanan dan minuman. Sembari menunggu pesanan mereka datang. Nalora mengeluarkan bendah pipih dari dalam kantung celananya dan segera memainkannya.
"Tangan lo udah sembuh?" tanya Henry dan tiba-tiba menarik pelan tangan Nalora.
"Udah," jawab Nalora datar, dan menarik tangannya kembali.
Susah untuk mengenal Henry. Seperti apa dia dan bagaimana dia? Kenapa dia terlihat beda dari Pria yang lain? Sebaik-baiknya Riki tapi dimata Nalora dia tetap Pria brengsek. Apa lagi Leonar, sama saja. Tapi kenapa Henry berbeda, seperti ada sesuatu di dalam dirinya. Setiap Nalora menebak bagaimana dia, tebakan itu selalu salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NALORA [END]
Fiksi RemajaNalora Fidelya adalah seorang gadis dengan masalalu yang di kelilingi laki-laki brengsek. Jika cinta pertama anak perempuan adalah Papanya, maka itu tidak bagi Nalora. Justru Papanya lah patah hati pertamanya. Dan membuat dirinya menjadi pengidap An...