24. Otak Dan Hati

244 25 0
                                    

Happy Reading~

♡♡♡

Meja makan yang sudah ada banyak makanan di atasnya, siap di santap oleh Nalora dan Malya. Tidak lupa Nalora juga mengajak Bi Sari untuk ikut makan malam.

"Jadi.." Malya menggantungkan kalimatnya, "untuk bagi-bagi sembako bulan ini kalian akan kemana?"

Teringat bahwa ini sudah masuk bulan baru. Nalora juga baru ingat bahwa mereka belum ada tujuan kemana untuk bagi-bagi sembako kepada orang yang kurang mampu.

"Belum tau Ma, Lora juga lagi nyari tau," jawab Nalora sembari memasukan makanan kedalam mulutnya.

"Kamu udah berapa lama engga ke tempat nenek Ina?" tanya Malya.

Nalora mencoba mengingat, "Sekitar 5 bulan?"

Mata membulat, mengingat sudah sangat lama dia tidak mengunjungi Kakek Faqih dan Nenek Ina. Bukan kakek nenek kandung. Tapi pembantu rumah lama Nalora yang sudah dia anggap seperti kakek nenek kandungnya sendiri.

Mereka lah yang menyaksikan kepahitan hidup yang Nalora alami. Betapa susahnya keluarganya saat Noar bercerai dengan Malya. Saat dirinya menginap Androphobia semua di saksikan oleh Kakek Neneknya.

Sampai sekarang Nalora masih sering mengunjungi mereka, bahkan Malya memberikan rumah kepada mereka. Benar-benar sudah di anggap seperti Kakek Nenek sendiri.

"Kenapa engga teringat kesana ya?" ucap Nalora kesal pada dirinya tidak mengingat Kakek Neneknya. "Ok, bulan ini White Tiger kesana."

°~°~°~°~°

Cafe Glody adalah tempat yang pas untuk membicarakan hal ini. Sambil minum dan makan, sudah menjadi rutinitas anak White Tiger.

"So, kita kemana bulan ini?" tanya Malik sebagai ketua White Tiger.

"Tempat kakek nenek gue, kita udah lama enggak kesana," jawab Nalora.

"Ah iya, udah lama banget kita enggak kesana. Gue jadi kangen nasi goreng buatan Nenek Ina," kata Stefy dengan kedua tangan ia letakan di pipinya dan berekspresi imut.

"Udah 5 bulan ya kita engga kesana?" tanya Leonar memastikan.

"Iya," jawab singkat Nalora.

"Lama juga."

Saat mereka berbincang mengenai pembagian sembako untuk bulan ini. Tiba-tiba saja bell pintu cafe berbunyi bertanda seseorang masuk. Remaja laki-laki yang mengenakan jaket yang sama seperti anak-anak White Tiger, rambutnya yang hitam hidungnya yang mancung dan tinggi sekitar 182 cm dengan kakinya yang lebih panjang di bandingkan badannya.

Remaja laki-laki itu berjalan mendekat ke meja yang di tempati oleh anak-anak White Tiger.

"Hey guyss!" sapanya dengan berdiri di depan mereka.

Anak-anak White Tiger seketika membeku tidak bergerak. Melihat remaja laki-laki yang ada di depan mereka.

"DAFA?!" teriak Nalora kaget dan bangkit dari duduknya.

Nalora berlari menuju ke arah remaja laki-laki itu, dan langsung memeluknya.

"Gue kangen banget sama lo.." lirihnya tepat di telinga remaja laki-laki yang bernama Dafa.

"Gue juga Ra.." balas remaja laki-laki yang bernama Dafa, sambil membalas pelukan Nalora.

Disisi lain ada hati yang terasa seperti teriris saat melihat mereka berdua berpelukan. Ingin sekali jujur dan bilang kalau dirinya cemburu. Tapi dia tidak punya hak untuk itu.

NALORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang