49. Jauh Sebelum Kecelakaan itu

209 18 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca ya...

Happy Reading~

♡♡♡

Henry sudah siuman, namun tetap saja tidak bisa membuat perasaan Nalora senang. Mungkin dia akan bahagia jika dirinya tidak mengetahui bahwa Noar-lah yang mendonorkan jantungnya untuk Henry.

Tapi sekarang lihatlah, dia sudah tau. Bahkan itu tidak terbayangkan di dalam otak Nalora. Noar benar-benar mengorbankan hidupnya demi dirinya. Demi sebuah kebahagiaan dirinya. Nalora tidak bisa mengerti dengan pikiran Noar yang begitu nekat melakukan ini semua.

"Ra," panggil Henry pelan. Sedari tadi dirinya memandangi wajah Nalora. Gadis itu hanya duduk diam di samping Henry dengan tatapan kosong. Tapi untunglah Henry menyadarkannya dari lamunan.

Nalora menoleh.

Henry tidak melanjutkan kata-katanya dia hanya menatap Nalora dengan ekspresi khawatir. Dia tau betul sekarang Nalora sedang sedih dan shok dengan Naor yang melakukan hal nekat yang tak pernah dia pikirkan sebelumnya.

"Aku gapapa," jawab Nalora singkat.

"Gausa bohong," balas Henry.

Henry mencoba untuk duduk tegak dari sandarannya. Melihat itu Nalora langsung bangkit dari duduknya dan membantu Henry untuk duduk tegak.

"Ry, sandaran aja," ujar Nalora menyarankan.

"Gini kan enak, bisa liat wajah kamu dengan jelas," ujar Henry dengan senyum lebarnya.

Nalora terkekeh pelan, hanya dengan ucapan Henry yang seperti itu mampu membuatnya tersenyum. Namun tidak berlangsung lama, dirinya kembali mendudukan bokongnya dan tatapannya kembali kosong.

"Hey," panggil Henry sembari mengelus punggung tangan Nalora. "Aku disini," ujarnya tersenyum simpul.

Melihat Henry yang begitu hangat terhadapnya membuat mata Nalora kembali berkaca-kaca.

"Kenapa nangis? Aku salah, ya? Maaf," ucap Henry sembari mengusap air mata Nalora.

Nalora menggeleng.

"Jangan pergi.." lirih Nalora.

Henry tersenyum tipis, tangannya mengusap pipi chubby gadis yang di cintainya ini. Dan merapikan helai rambutnya ke belakang telinga.

"Aku ngga akan pergi," jawab Henry.

Terlintas sesuatu di pikiran Nalora. Sudah dari lama ia ingin memberitahu Henry soal ini.

"Ry."

"Iya?"

"Ada yang mau aku kasih tau ke kamu."

"Apa itu?" tanya Henry yang masih memperlihatkan senyumnya.

"Aku sembuh."

Mata laki-laki di depannya ini membulat sempurnah, mulutnya juga terbuka seperti mendengar sesuatu yang sangat mengejutkan.

"K-kamu sembuh?" tanyanya mengulangi perkataan Nalora.

"Iya."

"Beneran?" tanyanya lagi memastikan bahwa dia tidak salah dengar.

"Beneran, Henry."

Dengan perasaan senang, dengan cepat Henry menarik Nalora kepelukannya. Membuat Nalora bangkit dari duduknya.

"Dan itu alasan kenapa Papa melakukan ini semua," ujar Nalora di pelukan Henry.

"Ra.. aku ngga bisa mengembalikan orang yang sudah pergi. Tapi aku bisa menyembuhkan sedikit kerinduan mu," balas Henry yang masih memeluk Nalora.

NALORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang