🍂
Alvan dan Rania pertama bertemu saat mereka masih kecil. Alvan saat itu baru memasuki bangku sekolah dasar sedangkan Rania baru berumur empat tahun. Mereka menjadi saudara tiri lantaran Ayah Rania dan Ibu Alvan menikah setelah keduanya ditinggal pergi oleh pasangan masing-masing. Ayah Rania dan Ibu Alvan dulunya adalah sepasang kekasih namun putus lantaran jarak dan kesibukan yang berbeda. Ternyata cinta lama itu bersemi kembali sehingga keduanya memutuskan untuk menikah dan menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ayah Rania menjadi duda karena ditinggal selingkuh sementara Ibu Alvan menjadi janda karena suaminya meninggal akibat kecelakaan.
Alvan bahagia karena akhirnya ia bisa memiliki adik. Ibunya divonis tidak bisa hamil lagi karena rahimnya harus diangkat setelah melahirkan Alvan. Kehadiran Rania membuat hidup Alvan lebih berwarna dan ia berjanji akan menjaga adiknya. Mereka pun langsung akrab layaknya saudara kandung.
Seiring bertambahnya usia, mereka semakin terlihat dekat. Alvan semakin protektif terhadap Rania apalagi ketika gadis itu beranjak remaja. Alvan sebisa mungkin mengantar dan menjemput Rania di sekolahnya padahal kini Alvan sudah berada di bangku kuliah. Rania yang merasa Alvan sudah overprotective mencoba menghentikan sikap kakaknya.
"Mas, aku udah gede ya. Aku bisa berangkat sama pulang sekolah sendiri, gak usah anter jemput aku. Sana urusin tugas kuliah kamu aja, Mas," ungkapnya ketika mereka sampai di rumah seusai Alvan menjemputnya. Rania jengkel lantaran seharusnya ia bisa pergi nonton bersama temannya tetapi Alvan malah menjemputnya padahal gadis itu sudah bilang ia akan pulang bersama temannya.
"Maaf," ucap Alvan menyesal.
"Sikap kamu berlebihan banget, Mas. Masa aku gak boleh main sama temen aku? Aku juga butuh refreshing."
"Kita bisa pergi berdua."
"Ogah banget. Mas Alvan mana mau aku ajakin nonton. Paling banter juga cuma makan terus pulang. Udah ah, pokoknya aku gak mau dianter jemput lagi."
Perdebatan seperti itu kerap terjadi namun mereka langsung berbaikan. Sejak saat itu, Alvan mulai sedikit membebaskan Rania dan tidak mengantar jemput gadis itu lagi. Semua teman Rania tahu bahwa Rania punya kakak laki-laki, namun berbeda dengan Alvan yang terkesan menyembunyikan Rania dari teman-temannya. Alvan baru mengenalkan Rania pada teman-temannya saat lelaki itu diwisuda.
Dan dari sanalah Rania menambah link pertemanannya. Sahabat kakaknya yang cukup dekat dengannya adalah Jamal. Karena mengambil jurusan yang sama, Rania dan Jamal menjadi akrab. Hal itu membuat keduanya nyaman hingga akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan.
"Mas, aku jadian sama Mas Jamal," ucap Rania pada sang kakak malam itu sehabis makan malam.
"WHAT? Sejak kapan kamu deket sama Jamal?" Tentu saja Alvan kaget karena adiknya ini baru bercerita tentang Jamal dan langsung menginfokan bahwa keduanya memiliki hubungan yang cukup dekat.
"Kamu kan sibuk cari kerja, terus abis itu sibuk di kantor baru. Mas juga sering cuekin aku belakangan ini, gimana aku mau cerita coba?" Rania sedikit jengkel dengan kakaknya ini.
"Kalian kan baru kenal pas aku sama Jamal wisuda kan? Kok kamu langsung mau sih jadi pacarnya? Baru empat bulan kalian kenal loh, Rania..." Alvan tidak setuju adiknya menjalin hubungan asmara dengan sahabatnya yang satu itu lantaran Alvan sudah paham betul perangai sang sahabat. "Jamal mantannya banyak."
"Tau. Dia udah bilang."
"Terus kamu nerima dia?"
"Gak ada salahnya kan dicoba? Mas Jamal baik. Toh Mas Jamal juga sahabatan sama kamu, Mas. Bagus dong, kamu udah kenal sama pacar aku," ucap Rania santai.