Your Wish [2]

238 28 17
                                    

[REPUBLISH]

Masih ada yg ingat cerita ini gak?
Ada sedikit revisi. Kalau lupa alurnya silakan baca part sebelumnya ya!

Sorry for typos.
Please show your support by clicking ⭐
Thanks.

Happy reading ~~~



🍃

Pernikahan Ozzy dan Inara terlaksana dengan lancar. Meskipun hampir semua tamu undangan kaget karena nama mempelai wanita berbeda dengan yang tertera di undangan, namun hal itu bukan masalah besar.

Jujur, Inara sempat meneteskan air mata saat akad berlangsung karena tidak ada orang tuanya di ruangan ini. Akhirnya, Satya yang menikahkan Inara sebagai wali gadis itu. Meskipun bagi Ozzy pernikahan ini hanya di atas kertas, Inara menganggap ini adalah pernikahan sesungguhnya walaupun konsep pernikahan yang dipilih oleh orang tua Ozzy bukanlah dream wedding-nya.

Ozzy dan Inara harus tersenyum untuk beberapa jam ke depan dan harus terlihat bahagia layaknya sepasang pengantin sungguhan. Hingga akhirnya ruangan mulai sepi dan wedding organizer mulai membereskan berbagai perlengkapan. Huft! Finally gue bebas dari heels sialan ini, seru Inara dalam hati.

"Ozzy, Inara, kalian yakin gak mau pake kamar yang udah disediain pihak hotel?" Tanya sang Mama setelah melihat Inara sudah berganti pakaian.

"Iya, Ma. Mama pake aja kalo mau," Ozzy menjawab spontan. "Lo pasti capek kan, Ra? Yuk balik," ajak Ozzy kepada sahabat yang hari ini berubah menjadi istrinya itu.

"Eh, bentar. Kalian udah nikah, masa masih pake lo-gue, Zy? Mama gak setuju, ganti, ganti. Aku-kamu dong, biar lebih manis," protes dan goda sang ibu.

Pasangan pengantin baru itu mendadak salah tingkah. "Iya, Ma, iya. Kami pamit dulu ya, Ma. Kasian Inara kakinya sakit karena kelamaan pake heels," Ozzy tidak ingin berdebat lagi dengan ibunya.

"Kami duluan, ya, Ma, Pa," pamit Inara.

"Ya udah sana. Mama paham, kalian udah gak sabar buat 'itu' kan?" Mama Ozzy memang benar-benar sesuatu. Sampai-sampai suaminya memperingatinya, "Ma, udah. Jangan digoda terus anaknya."

"Ah, Papa gak asik. Inara, sayang, baik-baik ya sama anak Mama. Kalo Ozzy macem-macem bilang ke Mama ya," ucapnya sekali lagi. Inara hanya bisa mengiyakan.

Saat sampai di lobby, mereka melihat Satya yang tengah mengobrol dengan seseorang. Ozzy berniat untuk pamit pada kakak iparnya itu.

"Bang, Mbak, gue sama Inara mau balik dulu," ucapnya pada Satya dan istrinya.

"Boleh ngobrol sebentar gak, Zy?" Mereka sedikit menjauh. Inara pun mendudukkan dirinya di samping kakak ipar yang sedang memangku putra kecilnya.

"Gue titip Inara, Zy. Gue gak tau perbincangan kalian di balik layar kayak gimana sampe Inara akhirnya bersedia bantu lo. Tolong jaga adek gue, Zy, jangan bikin dia sedih, ya. Lo sekarang jadi walinya."

"Pasti, Bang. Gue pasti jagain Inara," Ozzy menjawabnya tanpa ragu.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sesampainya di rumah Inara, perempuan itu pun bergegas membuka pintu rumahnya. Sungguh, Inara lelah sekali dan ingin segera membaringkan diri di atas kasur empuknya. Tak lama kemudian Ozzy masuk dengan menyeret kopernya.

"Zy, ada dua kamar yang bisa lo pake. Dua-duanya udah gue bersihin. Lo bebas mau pilih yang mana, tapi yang jelas ini kamar gue," ucap Inara sambil menunjuk pintu kamarnya.

Namun, sebelum Inara melangkah menuju pintu kamarnya, Ozzy menahannya, "Ra, gimana kalo kita turutin Mama, pake aku-kamu mulai hari ini?"

"Hmm?" Inara yang sudah tidak punya tenaga lagi untuk membantah akhirnya berkata pelan, "Terserah. Cuma panggilan doang kan yang berubah?" Dalam hati Inara ingin berteriak, "Dasar anak Mama," tapi Inara hanya bisa memaki dalam hati.

MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang