🏡 ; ℝ𝕖𝕔𝕜𝕝𝕖𝕤𝕤

106 21 0
                                    

"Kau terlihat senang hari ini, apa terjadi sesuatu yang baik An-chan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau terlihat senang hari ini, apa terjadi sesuatu yang baik An-chan?"

An yang awalnya sedang asyik bersenandung sambil mengelap meja pelangganmu pun sedikit terkejut lalu menunjukkan cengiran khasnya.

"Alu tidak bisa bilang ini sangat baik, tapi setidaknya kurasa ini permulaan yang bagus untukku dan Akito."

"Ehh? An-chan sudah kembali dengan Shinonome-kun?!"

An terkekeh lalu menggeleng, "Tentu saja tidak, tapi kemarin kami memutuskan untuk bekerja sama untuk mengurus Rin dan Len."

Kohane terlihat lega melihat sahabatnya baik-baik saja sekaligus bahagia karna ada celah agar mereka kembali bersama. Kohane paham betul jika kedua sahabatnya tidak pernah benar-benar berpisah.

Raganya berpisah, namun rasa mereka masih bertaut.

"Meski begitu, aku masih sedikit khawatir haha." Celetuk An tiba-tiba, wajahnya terlihat gelisah walau tercetak senyum di bibirnya.

"Kenapa?"

An menghela nafas, "Bagaimana jika cuma aku yang berpikir begitu? Aku tak berani menerka apa yang Akito pikirkan."

"An-chan ...."

An terkekeh menepuk-nepuk pundak Kohane, "Hey, jangan menatapku sedih begitu! Yang penting sekarang adalah Rin dan Len, urusan perasaan kami itu bisa dipikirkan kapan saja."

"Kuharap Akito benar-benar berpikir sepertimu ya An-chan!"

"Haha, terima kasih Kohane, aku juga mengharapkannya."

Mereka pun kembali berfokus dengan pekerjaan masing-masing dan An kembali sibuk dengan pikirannya sendiri. Euforia-nya pagi ini pun mendadak berubah dengan kecemasan tak berlandasan.

An menggelengkan kepalanya, 'Pasti ada celah untuk kembali lagi.' Batin An.

Tapi bagaimana An tidak cemas, memorinya kembali membawanya pada kejadian beberapa tahun lalu, dimana Akito bilang, 'Jangan khawatirkan gadis itu.'

Memang benar, An tidak perlu mengkhawatirkan ucapan Akito kala itu, yang harus dia cemaskan adalah bagaimana pola pikir pemuda itu.

Akito sering memarahinya karna sifatnya yang ceroboh, tapi Akito tak pernah sadar seberapa cerobohnya pemuda itu dengan hatinya.

- 🏡 -

Setelah seharian mengurus acara RAD WEEKEND, akhirnya An bisa pulang dengan tubuh yang nyaris seperti akan remuk. Yang ada di kepalanya sekarang hanyalah kasur yang empuk serta makan malam yang lezat.

Sepanjang perjalanan di kereta, An beberapa kali nyaris terlelap namun dia berusaha keras untuk tetap terjaga agar tidak salah turun stasiun. Butuh waktu sekita 20 menit baginya untuk sampai ke stasiun dekat apartemennya.

"Ah iya, aku harus menjemput Rin dulu, apa dia sudah tidur ya?"

An mengeluarkan kunci cadangan apartemen Akito lalu masuk ke dalam tanpa memberi tahu Akito terlebih dahulu, begitu masuk An sedikit bernostalgia.

Ada aroma Akito di setiap sudut ruangan ini, aroma yang dulu selalu menjadi aroma favoritnya yang bahkan selalu dia rindukan setiap kali jauh dari pemuda itu.

An menghela nafas, ternyata perasaannya masih sama, masih untuk pemuda ceroboh itu.

Kaki jenjangnya melangkah menuju ruang tamu, sedikit berantakan karna mainan anak-anak yang berserakan, An cukup terkejut karna ternyata apartemen Akito ada banyak mainan seperti ini.

"Akito? Rin? Len?"

Tak ada sahutan.

"Apa mereka tertidur ya?"

An berniat mengecek kamar Akito namun langkahnya terhenti karna hidungnya mencium aroma yang lezat hingga membuat perutnya keroncongan.

Ternyata sudah ada Hamburger dengan beberapa sayuran, serta sebuah sticky notes yang tertempel di gelas kosong.

"Ada Rum Raisin Ice Cream di kulkas jika kau belum kenyang dengan makan malammu."
- Akito

An menatap sepiring hamburgernya lalu tertawa kecil, bahkan pemuda itu masih ingat untuk tidak meletakkan tomat di piringnya dan masih hafal es krim favoritnya.

Setelah memakan makanannya serta menyicipi sedikit es krimnya, An segera menuju kamar Akito dan benar saja, pemuda itu terlelap di kamarnya dengan kedua bocah itu dalam pelukannya.

"Astaga, lucu sekali, ternyata seorang Shinonome Akito benar-benar bisa diandalkan soal anak-anak ya?" Gumam An terkekeh sembari duduk di tepi ranjang menatap lekat pemuda yang tengah terlelap itu.

Karna An sudah benar-benar lelah dan mengantuk, dia pun tanpa sadar malah ikut berbaring disamping Rin dan ikut memeluk kedua bocah tersebut.

Tak perlu waktu lama, dia pun terlena ke pulau kapas. Rasanya masih sama, keberadaan Akito selalu berhasil membuatnya terlelap lebih cepat.

 Rasanya masih sama, keberadaan Akito selalu berhasil membuatnya terlelap lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
隣の人 || PungudProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang