🏡 ; 𝔻𝕖 𝕛𝕒𝕧𝕦

108 21 0
                                    

An masih ingat betul, saat Akito memutuskannya tanpa alasan yang jelas adalah pertama kalinya dia benar-benar tidak bisa memaafkan seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

An masih ingat betul, saat Akito memutuskannya tanpa alasan yang jelas adalah pertama kalinya dia benar-benar tidak bisa memaafkan seseorang.

Patah hati terbesar An, hingga hatinya benar-benar mati rasa, tak bisa jatuh cinta pada orang lain lagi, rasanya Akito seperti menguras habis rasa cintanya hingga tak tersisa untuk orang lain.

Bahkan, An masih ingat, betapa sakit hatinya saat tahu ternyata Akito hanya butuh waktu 3 bulan untuk menjalin hubungan baru sedangkan dia masih berjuang melupakan patah hatinya.

Awalnya An benar-benar marah dan iri dengan Airi, apakah dia alasan kenapa Akito memutuskannya tanpa alasan jelas?

Tapi, lambat laun An menyadari jika Akito tidak benar-benar memulai hubungan baru, dia hanya mengulanginya dengan orang yang baru.

Entah kebetulan atau apa, tapi Airi mengenakan jepit yang mirip dengannya atau bagaimana Airi yang dulunya selalu mengikat rambutnya, semenjak berpacaran dengan Akito, gadis itu selalu menggerai rambutnya.

Saat itu, An langsung berpikir, apakah Akito benar-benar memutuskannya?

Lalu mengapa sosoknya turut serta dalam hubungannya yang baru padahal hubungan mereka sudah berakhir.

Tapi kala itu, An tak pernah menemukan jawabannya hingga hari ini karna patah hati yang masih menguasainya, yang ada di pikirannya saat itu hanyalah ingin sosok Akito menghilang, baik dari ingatannya maupun pandangannya.

- 🏡 -

Menjaga 2 bocah yang hiperaktif memang menguras tenaga, bahkan An yakin punggungnya nyaris terasa akan patah karna mengejar kedua bocah tersebut.

"Hahh...." Desah An merebahkan dirinya di sofa apartemen Akito, pandangannya tak lepas dari si kembar yang sekarang tengah asyik menonton TV acara kesukaan mereka.

"Rin ... Len, aku ingin tidur sebentar, kalau butuh sesuatu, bangunkan aku ya?" Ucap An, mereka mengangguk patuh dan kembali berfokus pada acara yang mereka tonton.

Lambat laun, An mulai terpejam ke dalam dunia mimpi karna kelelahan. Beberapa menit kemudian acara favorit mereka habis, karna bosan, Len pun berpikir untuk berkeliling ruang tamu lagi.

"Rin, Len menemukan sesuatu."

"Apa itu?"

Rin mendekati kembarannya yang tengah membongkar lemari kecil di dekat TV, beberapa lusin CD tertata rapi di dalamnya. Karna penasaran, mereka pun mengambil satu buah kepingan CD.

"Vi ... vid ... bad squad? Apa ini Rin?"

Rin mengendikkan bahunya, matanya sibuk menatap serius benda di hadapannya, "Sepertinya ini CD? Bagaimana kalau kita coba memutarnya?"

"Wah! Ide bagus!"

Mereka pun berlari-lari kecil untuk memutar CD yang mereka temukan dan memutarnya, ternyata isinya adalah video Akito,An,Toya, dan Kohane sedang menyanyikan lagu Rad Dogs.

2 bocah itu berbinar menonton video yang terputar di layar Televisi. Rin dan Len mungkin tidak mengerti apa yang mereka nyanyikan, tapi Rin dan Len bisa merasakan ada perasaan yang menyatu diantara mereka serta mereka tuangkan melalui lagu mereka.

Tanpa sadar, lagu yang mereka putar menyeret An ke dalam mimpi masa lalunya. Sebuah kenangan yang takkan dia lupakan.

— 🏡 —

Dari kejauhan, telinga An menangkap suara alunan musik Rad Dogs, manik jingganya sibuk menelusuri tiap sudut jalanan yang tengah dia tapaki, "Dimana lagu itu?"

Sejak tadi otaknya berusaha mengingat, tempat apa ini? Dia merasa tidak asing, tapi dia tak kunjung ingat dimana dia berada.

Di tengah kebingungannya, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dan An reflek menoleh.

"Hey, kenapa kau terlihat bingung? Kau lupa jalan untuk kesana ya?"

"A-Akito?"

Akito terkekeh mengacak surai An gemas sebelum akhirnya menggandeng tangan An erat, "Tak apa, jalan Sekai ini memang bercabang, wajar saja orang pelupa sepertimu sulit mengingatnya haha."

Bukannya menyahut kesal seperti biasanya, An justru terdiam membiarkan Akito menggandengnya entah kemana. Sejak tadi otaknya kembali bertanya 'Rasanya Akito pernah mengatakan hal seperti ini padaku, tapi kapan? Dan kemana kita akan pergi?'

Selama perjalanan, lagu itu semakin terdengar jelas, tapi saat An hampir mencapai tempat itu, tiba-tiba Akito melepaskan gandengannya dan berbalik kearahnya sambil menempelkan jari telunjuk ke bibirnya.

"Jangan beri tahukan tempat ini pada siapapun, terutama Kohane dan Toya ya, aku ingin tempat ini hanya untuk kita berdua dan agar mantranya tidak gagal."

Mantra? Mantra apa? Tempat apa yang Akito maksud?

Sebelum sempat An bertanya, tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan muncul dan sesaat kemudian, An tersadar jika dirinya sudah terbangun dari mimpi anehnya karna Akito membangunkannya.

"Oi An, kau ini mimpi apa sampai sulit sekali dibangunkan? Lihat apa yang Rin dan Len lakukan selama kau tidur."

An duduk mengusap matanya beberapa kali dan terkejut bukan main mendapati ruang tamu Akito yang berantakan serta kedua bocah itu sudah berdiri ketakutan dengan Akito.

"Ah m-maafkan aku Akito, tadi aku kelelahan sampai tidak terasa kau membangunkanku." Ucap An merasa tidak enak, Akito menghela nafas lalu tersenyum menepuk pelan kepala An.

"Tidak apa-apa, menjaga anak kecil memang melelahkan, tapi tolong bilang pada mereka untuk membantumu membereskannya, aku akan memasak makan malam, tidak apa-apa 'kan?"

An mengangguk, Akito berlalu ke dapur, sedangkan An masih termenung sejenak tentang mimpinya barusan.

Kenapa dia tidak bisa ingat tempat itu?

Kenapa dia tidak bisa ingat tempat itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
隣の人 || PungudProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang