🏡 ; 𝔸𝕟𝕘𝕣𝕪

115 21 0
                                    

Akito benar-benar lelah hari ini, ditambah dengan kekacauan apartemennya saat dirinya baru saja pulang dari kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akito benar-benar lelah hari ini, ditambah dengan kekacauan apartemennya saat dirinya baru saja pulang dari kerjanya.

Marah? Tentu saja, Akito ingin sekali melemparkan apapun atau memukul bocah dihadapannya, tapi niatnya itu dia urungkan sebab Len lebih dulu menangkap aura menyeramkan yang Akito pancarkan hingga sekarang Len ketakutan tak berani menghadap Akito.

Sekarang dia jadi sedikit merasa bersalah karna sudah membuat bocah itu takut, tapi dia benar-benar tidak tahu caranya mendekati Len agar tidak takut lagi. Sejak tadi bocah itu selalu menghindar kontak mata dengannya dan memilih bermain mainannya sendiri.

"Len, aku mau keluar, kau mau sesuatu?"

Tak ada sahutan, Akito menghela nafas berat lalu segera menyambar jaketnya untuk keluar apartemennya.

Sebelum menuruni tangga, maniknya melirik apartemen disampingnya, apa gadis itu sudah pulang?

Akito buru-buru menggelengkan kepalanya, dia tidak boleh terus-terusan memikirkan gadis itu atau dia akan kembali meratapi kisah lama itu lagi.

Kaki jenjangnya segera menuruni tangga apartemen dengan cepat, langit sedang sedikit gerimis, Akito pun memakai tudung jaketnya untuk menghalau rintikan hujan malam itu.

Setelah berjalan sekitar 10 menit, akhirnya dia sampai di sebuah swalayan, rak pertama yang dia hampiri adalah rak jajanan manis. Dia bergumam beberapa saat, mengira-ngira jajanan apa yang kira-kira Len akan suka.

"Apa anak-anak suka dengan pancake keju ya?" Gumam Akito memandangi sebuah rak dengan beberapa kue manis yang berjajar rapi. Sejenak Akito tersenyum simpul mengingat bahwa, pancake keju adalah makanan favoritnya dengan Ena.

"Kurasa nanti aku ingin mengiriminya pancake keju, dia mana ada waktu untuk beli seperti ini diluar?" Gumam Akito. Setelah memesankan Pancake secara online di ponselnya, Akito kembali mengamati rak jajanan.

"Seingatku, Len itu tidak suka makanan pahit? Dan dia suka sekali pisang serta coklat, kurasa aku akan beli roti isi selai pisang coklat ini saja." Pikir Akito meraih roti serta susu pisang coklat dan memasukkannya ke dalam keranjang, tak lupa Akito membeli beberapa permen.

Setelah dirasa cukup, Akito segera membayar belanjaannya dan segera berlari pulang.

"Len? Dimana kau?"

Hal pertama yang Akito lakukan begitu sampai di apartemen adalah mencari Len tentunya, diputari tiap sudut rumahnya yang sudah rapi, Akito mengerutkan alisnya, bukankah beberapa waktu lalu apartemennya masih berantakan?

"Len?"

Begitu masuk dapur, Akito mendapati Len yang tengah memanjat meja dapur untuk menggantungkan teflon ke dinding tapi karna terkejut dengan suara Akito, Len terpleset, dengan cepat Akito menangkap tubuh mungil Len yang berakhir membuat telfonnya mengenai kepala Akito.

"Akh, sakit sekali, kau baik-baik saja Len?"

Dengan takut-takut Len menoleh lalu mengangguk pelan, tak berani menatap Akito, "M-Maafkan Len Papa, Len ... Len j-janji tidak akan nakal lagi, j-jadi Papa jangan benci sama Len." Isak Len, Akito membulatkan matanya namun kemudian terkekeh memukul pelan kepala Len.

"Bodoh, mana mungkin aku membencimu? Tapi, ya aku marah, aku tidak suka rumahku berantakan."

"M-Maaf Papa, Len cuma bosan karna menunggu Papa pulang huhuhu ...."

Akito tersenyum menyeka air mata Len lembut, "Baiklah, aku memaafkanmu, lain kali jangan diulangi ya? Dan terima kasih sudah merapikannya lagi."

Len menatap Akito dengan berkaca-kaca, "Papa sudah tidak marah?"

"Sudah tidak kok, ngomong-ngomong aku tadi membeli beberapa susu pisang, kau mau?"

Len langsung berbinar lalu mengangguk antusias, "Mau! Len mau!"

Akito bangkit untuk menggendong Len dan mengembalikan teflonnya ke tempat semula, barulah dirinya membawa Len ke ruang tamu untuk memakan jajanan.

Len terlihat bersemangat begitu melihat banyaknya jajanan yang dibelikan oleh Akito, dengan lahap Len memakan jajanannya. Akito tersenyum memandangi wajah ceria Len yang sangat berbeda dengan dirinya beberapa menit yang lalu.

"Papa!"

"Hm?"

"Terima kasih Papa, Len sayang Papa!"

Akito tertegun sebelum akhirnya tersenyum, ternyata menjadi orang tua tidak seburuk yang dia bayangkan. Setidaknya itulah yang sekarang Akito pikirkan.

 Setidaknya itulah yang sekarang Akito pikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
隣の人 || PungudProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang