Follow othor dan klik tanda bintangnya dooong.
**********
"Arka!!"
Si tubuh gempal Bimo menoyor kepalaku dari belakang. Kebiasaan kami kalo ketemu memang begitu saling toyor menoyor.
"Eh, rambut lo basah!"
Tangan Bimo kembali menyentuh kepalaku, kali ini sambil mengacak-ngacak rambutku, "Iya rambut lo basah!"
"Apaan sih lo, Mo, ga pernah lihat rambut basah apa gimana?" aku menjawab sebal.
Masih kesal dengan serentetan kejadian yang kualami beberapa hari ini.
Bimo menarik tanganku menuju sudut sekolahan yang sepi.
"Heh lo mau apa?" hardikku yang kaget dengan tarikan tangan Bimo.
"Ciyee yang habis malam pertama ciyeee..."
Astaga.... Cepat-cepat aku membekap mulut Bimo, kalau ada yang tahu bisa gawat.
"Awas lo ya kalo ember!" ancamku.
"Berarti bener, lo udah malam pertama?" Mata Bimo melotot, mulutnya menganga. Jijay!
"Bukan itu maksud gue, lo jangan ember kasih tau orang-orang kalo gue udah nikah," jawabku mengklarifikasi.
"Lagian malam pertama apaan sih? Ngga ada malam pertama. Gue kan udah bilang, malam pertama gue, hanya buat cewek yang gue cinta."
"Aina maksud lo?" Bimo menyebut satu nama cewek yang memang kutaksir di sekolahan. Beberapa langkah pedekate sudah kulakukan, seperti mengantarnya pulang sekolah dan mentraktirnya makan sesekali.
"Aina udah jadian sama Reno."
Hah? Info dari Bimo bikin aku melotot.
"Hari Sabtu kemaren, pas lo ijin ngga masuk karena nikah itu!"
Bug! Aku melayangkan tinju ke tembok. Kesal rasanya dengan sepupuku satu itu. Apapun yang kuinginkan entah mengapa selalu dia yang memilikinya duluan. Hanya kebetulan atau ... dia memang sengaja melakukannya?
"Lo sih kelamaan nembak!" Bimo malah nyalahin aku.
"Gue kan butuh pikir panjang dulu sebelum nembak anak orang! Lagian bukannya Reno lagi jalan sama Siska ya?"
"Udah putus kali seminggu lalu! Makanya gaul dong biar ngga ketinggalan inpoh!"
"Gilak! Cepet amat move on-nya!"
Ngga heran sih, seantero sekolah udah tau kalo Reno itu playboy, herannya masih banyak aja cewek yang mau. Termasuk Aina, cewek yang selama ini kudekati. Pedih! Makanya aku nggak mau kalo sampai jabatan CEO di kantor Papa juga ikut jatuh ke tangan dia. Bisa besar kepala tuh anak nanti!
"Woy kalian ngapa mojok di sini?"
Tiba-tiba Rizal salah satu teman kelasku yang lain datang.
"Buru masuk kelas, udah bel. Terlambat sedetik aja bisa kena sikat Pak Maji lu!"
Aku dan Bimo saling pandang, lalu dengan kecepatan super berlari menuju kelas. Pak Maji terkenal killer, bikin kesalahan dikit aja, hukumannya bisa banyaak.
"Anak-anak! PERHATIAN!"
Bu Santi salah satu guru senior sekaligus wali kelasku, mengetuk-ngetukkan spidol pada papan tulis. Lho kenapa bukan Pak Maji yang masuk?
"Pak Maji, untuk sementara tidak bisa masuk karena ada tugas belajar di kota sebelah."
"Yeayyyy!" sebagian anak bersorak sorai, sebagian lagi hanya mesam-mesem nampaknya berusaha menyembunyikan rasa bahagia mereka karena Pak Maji ngga masuk.
"Jadi, karena Pak Maji tidak bisa mengajar...."
"Jam kosong, jam kosong ..." teriak beberapa siswa.
"Enak aja jam kosong!" sambar bu Santi.
"Kalian tetap akan belajar seperti biasa!"
"Huuu." Beberapa siswa laki-laki bersorak.
"Guru pengganti sementaranya ...." Bu Santi melirik ke pintu.
"Silakan masuk Bu," katanya pada seseorang di ujung pintu yang belum bisa kulihat sosoknya dari tempat ku duduk.
"Ibu Azyura ..."
Aku melotot begitu mendengar nama yang sangat familiar itu disebut-sebut bu Santi. Azyura?
Sekelas langsung heboh begitu sosok ibu guru baru itu muncul di hadapan mereka.
"Ka, itu mirip Bu Azyura, guru les lo!" Bimo menyenggol lenganku. Ia memang pernah sekali melihat Azyura watu main ke rumahku.
"Sial ngapain, dia ngikutin gue sampai ke sini sih!" aku mendesah.
"Jadi bener itu Azyura-nya elo?"
Aku menarik napas panjang lalu mengangguk.
"Cakep emang!" gumam Bimo, pandangan matanya tak lepas dari Yura, penuh kekaguman.
"Istri orang woy!" aku menoyor kepalanya. Entah mengapa ada perasaan tak rela Yura dipandang seperti itu oleh lelaki lain.
"Lo kan ngga cinta katanya." Bimo membela diri.
"I.. iya sih!" Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal. "Tapi tetep aja lo ngga boleh begitu, awas lo ya!" Aku mengepalkan tangan.
"Ciyee cemburuuu ...," ledeknya dengan suara lirih.
"Silakan Bu Yura, bisa mulai pembelajaran hari ini." Bu Santi lantas pamit meninggalkan kelas.
"Assalamualaykum," sapa Yura di depan kelas selepas Bu Santi pergi.
"Waalaikum salaam...." Anak-anak kompak menjawab.
"Anak-anak, saya Yura yang akan menggantikan sementara Pak Maji, di mata pelajaran akuntansi."
"Jangan sementara Buuu, selamanya ajaa," celetuk Ali, norak banget!
"Bu.. bu... boleh tanya?" Tiba-tiba Rizal mengacungkan tangan.
"Iya silakan."
"Ibu udah nikah belum bu?"
Dih Rizal ga bisa liat cewek cakep dikit! Guru aja mau digebet, keterlaluan emang!
Yura diam sejenak mendengar pertanyaan Rizal, lalu menjawab, "Belum!"
***********
Hai gengs, sepi bener cerita ini. Othor jadi sedih :'( Ada yang baca ngga nih, komen doong, kalo nggak, dahlah setop aja sampai di sini yee #ngancem >,<
Btw, mulai BAB 11 maapkeun Othor hanya bisa post cuplikan bab, karena cerita ini sudah terbit premium di KBM App dan KaryaKarsa jadi gabisa digratisin full di sini.
Yang mau next kilat dan full part silakan meluncur ke KBM App dan KaryaKarsa ya. Di KaryaKarsa bisa buka tanpa donlot aplikasi lho. Bayar kak? Iya, tapi murah kok per-enam babnya mulai dari 5 ribu ajah. Kalo KBM perbab Rp. 1.500,- Biar mak othor bosan beli kopi :)
Judul KaryaKarsa: Oh My Lovely Teacher
Judul KBM App: Menikahi Ibu Guruku
Penulis: Rahmi Aziza
Sila search aja yak. Kalo ngga nemu, DM IG mak othor di (at)rahmi.aziza. Saling Follow yuk, kalo dah Follow DM aja, bilang kalo pembaca di wattpad, InsyaAllah akan difolbek :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Lovely Teacher
Teen Fiction"Mengapa Bu Yura mau menikah dengan saya? Jangan bilang, diam-diam ibu menyukai saya." "Arka... Arka... jangan besar kepala kamu ya! Mana mungkin bocah ingusan sepertimu membuatku jatuh cinta!" "Lalu?" "Uang. Aku butuh uang untuk pengobatan i...