15. Kepergian Alva

1 0 0
                                    

Daniel berlari kencang dari depan pintu rumah sakit dan langsung menuju ke ruangan ICU rumah sakit keluarga sehat ini. Bahkan ia tidak mempedulikan pengambilan nya kini yang hanya menggunakan celana selutut dengan jaket berwarna hitam nya.

Putri kesayangan nya itu di temukan tidak sadarkan diri paska kecelakaan tadi. Sementara Alva masuk ke dalam sungai itu dan masih dalam pencarian polisi.

Kaki yang bergemetar itu berhenti di depan pintu ICU yang tertutup rapat. Daniel hendak membuka pintu itu, namun dari dalam sudah muncul seorang dokter pria mudah.

"Dokter yang menangani Rana anak saya?" Tanya Daniel saat itu juga.

Dokter itu tersenyum ramah dan mengangguk ke arah Daniel. Tanpa di kasih tau ia tau jika pria yang ada di depannya ini adalah Daniel Dirgaclife. Sedangkan pasien nya tadi adalah Rana, anak dari Daniel.

"Benar Pak,"

"Bagiamana dok?"

"Akibat kecelakaan itu tangan putri Pak Daniel mengalami keretakan. Sedangkan pada bagian kaki nya mengalami luka ringan."

Sontak saja Daniel kaget bukan main. Apapun yang terjadi pada Rana pria itu merasakan luka yang di dapat oleh Rana. Sejak dulu, ia tidak mau Rana mengalami luka. Ia tidak mau Rana mendapatkan luka lagi setelah dari Raya.

"Keretakan nya bisa sembuh kan?"

Dokter itu mengangguk. "Bisa Pak, nanti bisa mengikuti periksa rutin dengan jadwal yang sudah di tentukan. Tidak membutuhkan waktu lama jika melakukan nya secara tepat,"

"Kondisi?"

"Mungkin Rana akan mengalami koma selama beberapa jam akibat obat bius yang saya berikan tadi,"

Daniel menghembuskan nafasnya sedikit lega. "Saya minta siapkan ruangan VVIP untuk Rana,"

"Baik, Pak Daniel."

💬💬💬

Setelah melihat CCTV yang terpasang pada atas jembatan. Aryous dan Fery sama-sama mendengar sebuah alat penyedap yang terhubung pada ponsel Aryous.

Tadi Daniel sempat mengatakan jika ia pernah menaruh sebuah alat penyedap suara pada motor Scoopy Alva itu.

Air mata Aryous dan Fery terus mengalir dan terisak begitu mendengar berita kecelakaan cucu nya dan Rana. Mendengar audio di mana Alva mengatakan melihat Papah nya membuat Fery tidak kuasa lagi.

Keduanya teringat akan ucapan Alva sebelum berangkat.

"Kakek, Alva pergi dulu ya. Jangan kangennnnnnn, soalnya Alva kangen nya sama Papah Mamah. Selamat tinggal, yuhuuuuuu."

Apa maksud dari anak itu adalah ingin cepat menemui kedua orang tuanya?

Mereka berharap tidak.

💬💬💬

Meskipun kini sulit untuk dilakukan, Daniel tersenyum manis ke arah sang anak yang baru saja sadar lima menit yang lalu. Dokter serta 2 suster yang sudah memeriksa kondisi Rana barusan sudah keluar dari ruangan VVIP.

Tangan kiri Daniel bergerak mengusap rambut Rana. "Rana ada meresahkan sakit?" Tanya nya begitu lembut.

Rana menggeleng lemah. Pandangan nya menatap depan, tepatnya pada dinding jam yang kini menunjukkan pukul 2.30 . Rana tidak tau ini sore apa dini hari.

Di ruangan yang serba berwarna putih ini dirinya yakin jika kini ia berada di rumah sakit. Ingatan nya mulai mengingat akan mimpi nya tadi.

"Rana Al udah sama Mamah Papah di sini, Rana baik-baik ya di sana. Komandan dan super hero ini akan menjaga Rana dari sini. Selamat tinggal cengengnya Komandan. Cantik nya super Hero. Selamat bertemu di kehidupan selanjutnya. See u babay,"

Daniel & Rana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang