6. Perasaan Daniel

2 0 0
                                    

Hai Hai Hai

Apa kabar nih?

Udah siap belum untuk bab 6 ini

Kira-kira perasaan Daniel gimana ya....

Temukan jawabannya di bab ini ya

Dan jawab pertanyaan di akhir bab ini

Tebakan kalian apa nih?

Rana..... Anak siapa?

Hubungan Daniel apa?

Aulah pusing 🧠















"Saya hanya tidak mau nilai Rana menjadi turun akan hal itu Pak. Memang Rana mengerjakan tugas dengan baik dan selalu mendapatkan nilai tinggi. Tapi di sini Rana sering lupa jika saya suruh bawa sesuatu."

"Kemarin saya suruh bawa buku berpetak kecil tapi Rana mengulang nya lagi, lupa. Waktu itu juga saya suruh membawa kertas berwarna, tapi dia juga lupa."

"Saya mengerti," balas Daniel setelah mendengar penjelasan dari wali kelas Rana ini.

"Boleh saya minta tolong? Jika ada apa-apa seperti ibu menyuruh membawa hal semacam nya ibu menghubungi saya?" Tanya Daniel.

Wanita berusia sekitar 40 tahun an itu mengangguk. "Baik lah Pak. Demi mempertahankan nilai Rana agar tetap di atas, saya kan menghubungi Pak Daniel sewaktu ada pembawa an barang."

"Baiklah terimakasih. Maaf, saya tidak ada waktu lama lagi." Ucap Daniel sebelum melangkah keluar dari ruangan ini.

💬💬💬

"Kamu kenapa nggak bilang? Alva juga bisa tau ingatin kamu kalo ada sesuatu yang harus di bawa waktu sekolah." Ujar Alva seolah memarahi Rana.

"Iyaaaa, Alva ingat sedangkan Rana kan lupa," balas Rana begitu polos nya dengan menatap Alva.

"Kalo gitu Alva bakal ingatin kamu terus, biar nggak lupa!"

"Udah Alva. Om tadi udah bilang ke guru buat ingatin Om aja," sahut Daniel yang tengah menyetir mobil.

"Papah marah sama Rana?" Tanya Rana menatap ke arah depan.

"Nggak sayang. Papah nggak marah sama kamu," balas Daniel. Tapi ke Raya. Lanjut nya dalam hati.

"Beneran?"

"Iya,"

"Nanti kalo Om Daniel marahin Rana, Alva tembak pakai piston Papah muka Om!"

Daniel tertawa kecil. Selama dua tahun ini, Daniel dan Alva lah yang tau hal yang di sembunyikan dalam kebohongan Rana.

"Om masukin penjara kamu,"

"Jangan dong Om, nanti siapa yang jaga Rana?!" Alva menaikkan dagu nya ke arah Daniel.

"Kita berdua aja kalo gitu yang jaga Rana,"

Alva menegakkan badannya. Anak kecil itu membentuk tangan nya hormat ke arah Daniel.

"Siap laksanakan Om!"

Daniel membalas dengan hormat dua jari ke depan. "Laksanakan tugas nya komandan Alva Putra Mahesa."

Rana tertawa kecil. Seketika luka nya menjadi hilang ketika berada di dekat Papah nya dan Alva.

Daniel & Rana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang