Erwin kembali ke kamarnya setelah perbincangan yang amat panjang dan tidak berguna itu, lalu setelah ia membuka pintu kamar, ia melihat Levi yang tampaknya tidak sadarkan diri.
"Ahh, Ackerman, apa kau mati? Hei" Erwin menghampirinya dan memukul pantatnya.
"Ayolah, jangan mati dulu, aku baru menawarkan mu pada keluarga Yeager untuk Mistletoe yang indah" ucap pria pirang itu, yang kini membuat bola mata Levi terbuka perlahan-lahan.
Levi menatap Erwin yang kini berdiri di hadapan nya.
"Kau sadar ya?"
Levi bergumam tak jelas, namun ia tidak terlihat baik-baik saja, membuat Erwin menghela nafasnya dan segera melepaskan Levi dari ikatan borgol nya sehingga pria kecil itu langsung jatuh ke lantai dengan keras.
"Aku tidak bisa membiarkan mu mati, tunggu di sini, aku akan membawa makanan" ucap Erwin, yang langsung kembali meninggalkan Levi yang tergeletak di lantai.
Tidak lama kemudian, akhirnya Erwin kembali dengan dua roti di tangannya, lalu ia memaksa Levi untuk duduk dengan menarik rambutnya.
"Ayo, jangan manja, kau bisa memakannya sendiri!" Erwin memaksa Levi untuk memakan satu roti sekaligus kedalam mulutnya.
Levi memegang roti itu dan membuat Erwin berhenti mendorong roti nya.
Levi memakan roti dengan sangat cepat, rasanya ia sangat kelaparan sampai-sampai dua roti tanpa coklat ataupun susu terasa begitu nikmat di mulutnya.
Levi memukuli dadanya ketika di rasa kalau roti itu belum benar-benar tertelan, Erwin segera beranjak dan membawakan gelas minum untuk Levi.
Levi segera mengambil gagang gelas itu dan meminum airnya, namun ia menyemburkan air itu dan melemparkan gelas nya hingga pecah, sebenarnya tak sengaja terlempar.
"Panas!" Ucap Levi, yang langsung memegangi bibirnya.
"Kau mau air dingin? Maka ambil sendiri!" Sentak Erwin, yang langsung menidurkan dirinya di atas ranjang. "Bereskan juga pecahan gelas itu"
Levi menghela nafasnya, lalu dengan tubuhnya yang sedikit kaku, ia berhasil berdiri dan berjalan mengambil air minum, setelahnya membereskan kekacauan yang telah ia perbuat.
Levi sedikit melirik ke arah Erwin yang kini memejamkan matanya, dan perlahan-lahan mulai terlelap tidur dengan suara dengkuran yang sangat buruk terdengar.
Levi bergegas mencari pakaian yang layak, dan ia menemukan kaos kebesaran di sebuah keranjang, sepertinya itu adalah pakaian kotor, namun Levi tidak peduli, selagi ia itu bisa menutupi tubuhnya, ia bisa kabur dari kamar Erwin dengan bebas.
Levi berlari ke arah pintu, menarik kenop nya namun ia terkejut ketika mendapati kenop nya yang sangat berat untuk di putar, membutuhkan tenaga sekuat gajah untuk bisa membuka pintu itu.
"Tempat ini benar-benar gila!" Levi frustasi sendiri, lalu ia kembali melirik Erwin yang masih tertidur pulas, dan dengan langkah gontai Levi langsung terduduk lemas di depan pintu.
"Aku ingin pulang..." Lirih nya.
Mendengar Levi yang terisak, Erwin membuka matanya dan membalikkan badan nya menghadap ke arah Levi yang menekuk lutut di ambang pintu.
"Kenapa kau tidak menyerah saja? Serahkan dirimu dan kau bisa menemui ibumu kapanpun kau mau"
Levi tersentak, lalu ia segera menatap Erwin. "Menemui ibuku kapanpun ku mau?" Ia mengulang.
"Sebenarnya lima kali dalam sebulan"
"Aku bisa menemui ibuku?"
"Jika kau menyerah dan mau menurut padaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
His Evil [ ERURI ] ✔️
RomanceSemua nya di mulai dari Levi yang hanya ingin bekerja dan merantau ke kota besar, ia mendapat pesan dari teman masa kecilnya bahwa ia mengizinkan Levi untuk tinggal di rumahnya sementara ia bekerja, namun Levi tak menyadari bahwa akar masalah di mul...