Chapter 18

863 79 2
                                    

Erwin berjalan cepat menghampiri Levi yang hendak membuka pintu keluar, dan setelah ia sadar ada orang lain yang juga hendak keluar, Levi mengalah dan mundur, apalagi saat mengetahui kalau orang itu adalah Erwin.

Melihat Levi yang mundur, Erwin langsung menatapnya dan menaikkan sebelah alisnya.

Seolah tak ingin membuat masalah dengan Erwin, akhirnya Levi memutuskan untuk kembali ke dalam dan duduk di sebuah kursi yang di sediakan di sana, Erwin segera mengikutinya dan duduk di kursi yang sama, membuat Levi kembali menatapnya meskipun ia tidak mengatakan apapun.

Masih tidak ingin membuat masalah dengan Erwin, Levi kembali pergi dan berjalan menuju ke arah pintu, lagi-lagi Erwin mengikutinya dari belakang sampai Levi benar-benar pergi ke ruangan pintu yang lain, Erwin juga ikut masuk ke dalam sana.

Sebuah ruangan yang penuh dengan buku-buku usang, sudah pasti ini perpustakaan.

"Kenapa kau terus mengikuti ku!?" Akhirnya Levi merasa sangat geram karena saat ia menelusuri buku-buku pun, Erwin masih tetap mengekori nya dari belakang.

"Aku hanya sedang menjagamu" ucap Erwin dengan suara datar, yang membuat Levi menautkan kedua alisnya.

"Menjagaku? Aku tidak butuh, kau bisa pergi dan menjaga omega mu yang lain saja"

"Apa salahnya jika aku menjaga salah satu istriku?"

Levi berdecak kesal, lantas ia langsung mengambil buku tebal yang hendak ia pukul kan kepada Erwin jika ia berniat macam-macam.

"Jangan ganggu aku jika kau hanya ingin menjagaku"

Erwin tidak menjawab apapun selain mengikuti Levi lagi dan duduk di salah satu kursi, menyaksikan pria kecil itu yang sedang membaca dengan serius.

"Sejak kapan kau suka membaca? Bukankah kau lebih suka game?"

Levi menggeleng, ia juga tidak mengerti. "Semenjak aku hamil, aku jadi suka wangi buku-buku lama di perpustakaan, dan aku ketagihan membaca buku-buku tebal"

Erwin mengerutkan dahinya. "Ini baru pertama kali aku melihat seorang omega yang ngidam buku-buku tebal dan wangi buku lama" kekehnya.

Levi memutar bola matanya, seterusnya ia tidak berniat melanjutkan percakapan, namun Erwin terus memperpanjang topik nya sehingga membuat Levi tidak bisa berkonsentrasi dengan buku nya.

"Bukankah kau sudah berjanji tidak akan menganggu ku?"

"Aku tidak mengatakan apapun, dan aku tidak berjanji" Erwin mengelak, yang membuat Levi benar-benar geram karena nya.

"Dimana ibumu?" Tanya Erwin.

Levi menaikan sebelah alisnya. "Kenapa kau menanyakan nya?"

"Hanya ingin menanyakan nya"

"Kau memberitahukan padanya tentang siapa dirimu sebenarnya, sekarang dia sangat membencimu dan tidak ingin bertemu denganmu, jika saja ibuku melihatku sedang bersamamu begini, dia pasti akan sangat marah"

Erwin menatapnya tidak percaya. "Sampai segitu nya?"

Pria kecil itu berdecak. "Kau pikir saja sendiri, tentu ibuku tak bisa menerima mu dengan mudah, mana mungkin dia tega membiarkan anaknya terus bersama orang yang selalu menyakiti hati nya?"

Erwin terdiam di tempatnya, bahkan ia tidak bisa memperpanjang topik lagi untuk beberapa saat.

"Hei" panggil Erwin, ketika keheningan sudah melanda mereka sekitar kira-kira lima menit.

Levi yang sedang membaca buku-pun mendongak.

"Bagaimana menurutmu jika aku punya hati?"

Levi hampir saja tertawa. "Berkhayal saja terlebih dahulu, baru menanyakan hal itu kepadaku"

His Evil [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang