Chapter 10

911 87 3
                                    

Setelah perdebatan Erwin dengan Levi sebelumnya, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan, tentu dengan Levi yang kembali di gendong Erwin, kali ini tak ada sepatah katapun yang di keluarkan oleh Erwin maupun Levi, keduanya sama-sama sibuk dengan isi kepalanya masing-masing, terlebih lagi dengan Erwin yang terus memikirkan perkataan Levi.

Rasanya canggung untuk beberapa saat, namun Erwin akhirnya memberanikan diri untuk membuka percakapan lebih dulu.

"Apa menurutmu, perjalanan kita masih jauh?" Tanyanya, tentu dengan suara yang sedikit gugup.

"Mana ku tahu" jawab Levi. "Kau yang dari tadi berjalan dan menentukan arah"

Erwin memutar bola matanya ketika mendapati jawaban Levi yang terdengar menyebalkan dengan nada nya yang sangat judes, padahal ia bertanya baik-baik dan bermaksud membuka topik agar suasana tidak terlalu hening.

Erwin mencoba memutar otak untuk memikirkan percakapan lain, lalu  mulutnya nyeletuk begitu saja. "Ngomong-ngomong, jika kau punya anak, kau mau menemaninya siapa?"

Levi melotot. "Kau pikir aku mau punya anak?"

"Seandainya kau punya anak"

"Entahlah, aku tidak bisa memikirkan nama yang bagus"

"Aku punya rekomendasi jika mau"

"Tidak mau"

"Erlan, yang berarti laki-laki yang mulia, Erlan Isaac, yang berarti laki-laki mulia yang akan selalu membawa kedamaian di hidupnya, dan seorang laki-laki yang penuh dengan tawa"

Levi tersenyum kecut. "Mungkin begini keadaannya jika kau berbicara pada omega yang akan segera melahirkan anak kan?"

Erwin menggeleng. "Aku tidak pernah bicara dengan mereka yang akan memiliki anak, aku hanya membicarakan ini denganmu"

"Aku tidak mau punya anak"

"Satu rekomendasi lagi, jika anaknya perempuan, lebih baik di beri nama Erleanor, yang berarti perempuan cantik yang terang seperti cahaya, Erleanor Joyce, perempuan cantik yang terang seperti cahaya dan ceria seperti matahari pagi, sangat cantik bukan?"

"Kenapa kau harus memberi nama depan Er?"

"Tentu karena nama depanku Er, Erwin, artinya pelindung, kata ayahku, aku akan melindungi seseorang yang aku cintai, dan juga pemimpin di antara banyak tentara, mungkin seperti komandan di pertempuran, aku tidak tahu maksudnya, tapi begitulah ayahku menafsirkan nya"

Levi tersenyum kecil dan mengangguk, entah mengapa ia mulai merasa nyaman ketika Erwin membicarakan soal nama.

"Lalu bagaimana dengan Smith? Apa artinya?"

"Artinya pandai, itu kata ayahku"

"Yah.. tidak heran, kau memang pandai sih, ayahmu tampaknya tak salah memilih nama"

Erwin tersenyum di buatnya, dan pada akhirnya keheningan yang canggung itu sirna ketika Erwin terus berbicara soal nama-nama bagus atau apapun yang membuat Levi menyahuti setiap kalimat yang di ucapkan nya, rasanya mereka begitu akrab untuk beberapa saat, Levi bahkan tidak ingin kalau momen mereka berakhir.

Beberapa jam kemudian, Erwin akhirnya memutuskan untuk berhenti terlebih dahulu karena kakinya sudah keram seperti agar-agar, sebagai tanda terima kasih karena sudah menggendongnya, Levi memberi Erwin pijatan di kedua kaki nya yang tampaknya membuat pria pirang itu terlihat nyaman.

"Levi.."

Pria pirang itu memanggil Levi dengan suara yang hampir sama dengan bisikkan, Levi mengadah untuk melihat bola mata Erwin yang terasa mengintimidasi itu.

His Evil [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang