Chapter 3

1.3K 109 3
                                    

Levi berjalan tanpa tujuan, rumah besar itu benar-benar membuatnya pusing, ia bahkan tidak tahu harus melangkah kemana, ia sebenarnya ingin kembali ke sel nya yang ada di bawah tanah, namun itupun ia tak tahu jalan nya.

Levi menggaruk belakang kepalanya, ia seharusnya tidak lari dari Erwin, tetapi tidak, lari dari Erwin justru lebih baik, ia hanya perlu mencari jalan keluar sendiri kan? Namun pintu keluar ada di luar rumah, jadi Levi tidak punya harapan besar jika ia sedang berada di dalam rumah itu.

Levi terus berjalan tanpa tujuan, ia menaiki tangga, menuruni tangga, menaiki lagi, turun lagi, namun anehnya setiap ruangan menjadi berbeda, seolah rumah itu terus bergerak beberapa kali dan ruangannya berpindah-pindah.

Levi jadi pusing sendiri dan akhirnya ia duduk di tangga entah di lantai berapa.

Levi memeluk lututnya sambil memandang kosong ke arah lukisan besar karya Pablo Picasso yang di pajang di dinding ruangan itu, namun Levi tidak benar-benar memperhatikan lukisan itu, pikirannya melayang pada Ibu dan adik kecilnya yang pasti mengharapkan kabar dari nya.

Levi takut kalau ibunya khawatir dan mencari nya ke kota, lalu berakhir dengan ia yang menghilang di kota tanpa menemukan anaknya, rasanya Levi ingin menangis hanya dengan memikirkan hal itu saja, namun tentu saja ibu dan adiknya sangat berharga di hidupnya, hanya merekalah yang Levi punya.

Sedang asyik melamun, tiba-tiba di arah belakang ada seseorang yang memakaikan Levi semacam kalung anjing yang ketat di lehernya, Levi hendak memprotes dan melepaskannya, namun saat ia berbalik, ia langsung terdiam ketika mendapati Erwin yang menyeringai di belakangnya.

"Pusing dengan rumahku kan? Seperti yang kau pikirkan, rumah ini memang berubah-ubah setiap lima menit sekali, jadi jika tanpa aku atau pegawai di sini yang membimbing mu, kau akan selama nya tersesat di dalam rumah ini"

Levi cukup puas dengan penjelasan Erwin tentang rumahnya, dan ia cukup kagum ketika tahu bahwa Erwin bisa membaca pikiran nya, atau mungkin pikirannya mudah di tebak?

"Lepaskan ini!" Sentak Levi, menyentuh kalung anjing, sepertinya? Yang ada di lehernya.

"Kau ingin aku melepaskan ini setelah kau beberapa kali lari dariku? Tidak kali ini, kau akan bersetubuh denganku setelah ku ajak sedikit lagi jalan-jalan"

Levi sedikit merengek. "Aku tidak mau bersetubuh denganmu!"

"Mau tidak mau, seperti orang-orang yang lainnya, kau akan tetap ku setubuhi Levi, kau ada di sini untuk ku jadikan mesin pembuat anak" kekeh Erwin.

"Sudah kubilang, aku laki-laki normal, aku bukan omega atau apapun itu, aku hanya pergi ke kota untuk bekerja, jadi tolong lepaskan aku!"

Erwin menarik tali kalung itu dan meminta Levi untuk mengikutinya, Levi menghela nafas berat ketika Erwin mengajaknya untuk menaiki tangga.

"Lihat kamar-kamar mewah ini" Erwin memperlihatkan berbagai macam kamar yang sangat luas dan indah, bahkan terlihat nyaman ketimbang sel yang sebelumnya di tempati Levi.

"Dan juga.. uang bayaran untukmu yang bernilai sangat tinggi, lalu biaya perawatan ibu dan adikmu yang ada di Paradise akan di tanggung pegawaiku jika kau mau menurunkan ego mu dan melepaskan harga diri mu"

Levi menggeleng meskipun tawaran Erwin sangat menggiurkan, ia yakin kalau ibunya tak akan menyukai pekerjaannya jika ia sampai menerima kesepakatan dari Erwin.

"Dan makanan yang menggoda~" Erwin mengambil sepotong daging ketika ada seorang pelayan yang melewati mereka.

Levi masih tetap menggeleng meskipun perutnya berbunyi ketika mencium bau dari daging yang ada di tangan Erwin.

His Evil [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang