chapter 1

4.1K 247 49
                                    

1. Kehidupan baru

●●●

Cowok bername tag Marion Xavier A menuruni anak tangga rumahnya dengan langkah pelan, jam masih menunjukan pukul jam enam lebih seperempat, masih sangat pagi memang.

Xavier tersenyum melihat Maria, Mamahnya. Maria terlihat sedang menyiapkan sarapan pagi dibantu oleh Bi Ina sebagai asisten rumah tangga yang selalu membantu Maria.

"Morning, Mah," ucap Xavier mengecup singkat pipi kanan Mamahnya.

"Morning sayang, ayo duduk sarapannya sudah siap," tukas Maria.

Xavier mengangguk dan duduk dikursi meja makan yang biasa ia tempati. "Ayah belum turun, Mah?"

"Udah berangkat. Biasa ada rapat penting." Xavier mengangguk, Xavier sangat paham kesibukan ayahnya itu.

"Yala?"

"Kalau Yala tadi izin sama Mamah buat pulang kerumahnya," kata Maria dan duduk disamping Xavier.

Xavier menyernyitkan dahinya. "Kok Yala gak bilang Xavier?"

"Mamah gak tau. Udah ah nanti juga ketemu lagi-

"Tapi Mah, Mamah tau kan kalau Yala gak bisa kerumahnya sendiri," balas Xavier.

"Kok Xavier jadi bingung."

"Ah kamu ini. Udahlah, lagian cuma sebentar mau ngasih kado ulang tahun anak ART nya." Xavier mengangguk.

"Ouh gitu.."

"Eh yaudah deh."

"Segini cukup nasi nya sayang?"

"Cukup, Mah." Maria tersenyum hangat.

"Jangan lupa berdoa ya, obat nya dibawa kan?"

"Dibawa kok Mamah, tenang aja Xavier gak akan lupa sama obat. Kalau lupa bisa ditebas aku sama Yala," kekeh Xavier.

"Mau sama supir atau mau kendaraan sendiri?"

"Bawa mobil aja, Mah. Kayaknya Xavier juga bakal pulang telat deh," ucap Xavier.

"Yaudah. Tapi sebenarnya Ayah nyaranin kamu pake supir aja, khawatir katanya apalagi sekarang apa-apa kamu sama Yala," jelas Maria.

"Heem. Mau bawa kendaraan sendiri aja."

"Baiklah. Mamah tidak bisa memaksa."

Xavier pun melanjutkan sarapannya. Namun saat ini perasaanya benar-benar tidak enak dan xavier tidak tahu sebenarnya apa yang membuat perasaannya tidak enak seperti.

"Sayang kok melamun?" Xavier tersadar akan lamunnnya.

"Hehe enggak kok, Mah."

Setelah acara sarapannya selesai, Xavier pun berpamitan kepada Maria untuk berangkat sekarang, Jakarta pasti selalu macet disetiap harinya.

"Hati-hati ya," kata Mario tersenyum lebar. Xavier membalas senyuman Mamahnya.

"Siap. Dadah Mamah.."

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang