chapter 8

1.1K 130 23
                                    

●●●

Xavier menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangannya diatas meja, perbincangan tadi dengan Pak Fajar membuat Xavier kepikiran. Rupanya jadi Rezka itu melelahkan, Xavier baru menyadari betapa capeknya dituntun sempurna oleh pembina Osis yang menginginkan kesempurnaan lebih.

"Ada apa sih, Sap?" tanya Kamal yang kebingungan melihat resahnya Xavier.

Dengan gelengan kepala Xavier menjawab pertanyaan Kamal. Gema menyernyitkan dahinya, sebenarnya apa yang dipikirkan Xavier.

"Pak Fajar ngomong apa aja sama lo?" Mendengar pertanyaan dari Gema, Xavier mengangkat kepalanya dan menghela nafas kasar.

"Pensi, Ge."

"Pensi? Emang ada diprogram Osis kita?" Xavier mengangguk, tentu saja setiap tahun pensi selalu ada.

"Pensi ini sekalian memperingati ulang tahun sekolah," desis Xavier. Menurutnya pensi adalah salah satu program Osis yang sangat berat, banyak persiapan pensi yang harus dipersiapkan mulai dari jauh-jauh hari.

"Kapan?"

"Empat bulanan lagi, lo tau sendirilah pensi sekolah kita selalu besar-besaran. Dan sialnya kagak ada si Rezka," jelas Xavier.

"Sebelum kelas tiga sibuk sama ujian?" Xavier menganggukan kepalanya. Tentu saja benar.

"Ya dah ntar aja diobrolinnya orang masih lama, Sap. Jangan jadi beban pikiran," ucap Kamal yang memang sedikit merasa bodo amat dengan acara Osis.

"Sekatanya aja kalau lo ngomong, tentu aja ini jadi bahan pikiran. Dan yang harus kalian tau, murid baru itu, yang didemenin sama lo, Mal. Pak Fajar minta dia dimasukin ke jajaran panitia inti," jelas Xavier dengan serius.

"Lah gila, emang dia siapa?" tanya Gema dengan nada datar.

"Ntahlah gua gak ngerti. Pak Fajar kek ngeagung-angungin nama dia. Murid baru itu pindahan mana si?" tanya Xavier kepada Kamal.

"Ya gua kagak tau orang chat gua aja dibalas singkat-singkat sama dia," balas Kamal.

"Kenapa dia?"

"Karena dia cantik, Ge," kekeh Kamal.

"Bodo anjinglah," ketus Gema.

"Ntahlah anjir gua juga kagak tau," kesal Xavier. Xavier tidak mengenal murid baru itu dan Pak Fajar seenaknya akan memasukan Shara sebagai jajaran panitia inti nanti.

"Gua cari tau dah siapa dia," ucap Gema mengambil laptop dalam tasnya.

"Sepenasaran itu, Ge?" tanya Kamal. Gema mengangguk.

"Siapa tau dia anak donatur tetap disekolah ini," balas Gema.

"Donatur tetap disekolah ini bokap si Rezka sama bokap gua, Ge," sahut Xavier. Gema menghela nafas kasar, ntahlah yang pasti Gema penasaran kenapa bisa Pak Fajar seperti itu.

"Apa salahnya nyari tau dulu?"

"Yaudahlah cari tau, Ge," ucap Xavier tak ambil pusing.

"Yaelah bro, kenapa gak nyuruh gua aja buat nyari tau Shara? Gua siap kok, sekalian buat cari jalan ngambil hati dia," jelas Kamal. Pertama kali melihat Shara, Kamal memang tertarik dengan wanita berparas cantik dan imut itu.

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang