chapter 17

935 103 16
                                    

▪▪▪

Xavier menutup pintu ruangan Pak Fajar dengan pelan, Xavier baru saja di tegur oleh Pak Fajar karena suatu hal apalagi dengan tidak adanya keberadaan Xavier.

"Gimana, Sap? Lo ditegur apa?" tanya Kamal menghampiri. Xavier menggelengkan kepalanya, tidak akan menceritakan hal ini kepada orang lain sekali pun itu kepada Kamal maupun Gema nanti.

"Kembali ke tugas masing-masing. Mal, ayo kelapangan," ajak Xavier dan Kamal menganggukan kepalanya.

"Lo gak mau cerita dulu, Sap?" tanya Bella.

"Enggak ada yang harus gua ceritain, Bell. Gua sama Kamal ke lapangan ya," ujar Xavier kepada Bella.

"Yaudah."

"Pak Fajar gak ngomong macem-macem kan, Sap?" Saat mereka sudah berjalan berdua dikoridor yang menyambung kepada lapangan utama yang sudah sangat heboh. Xavier memaksakan diri untuk menghadiri panggilan Pak Fajar untuk keruangannya.

"Aman."

"Yakin?" tanya Kamal dan Xavier menganggukan kepalanya pelan.

"Badan lo aman gak?"

"Seenggaknya sampe beres acara gua tahan dulu, Mal. Jujur, gua udah lemes banget," jelas Xavier yang tidak bisa menutupi kondisinya kepada Kamal.

"Iya lo udah keliatan capeknya sih."

"Itu cewek lo tuh," sambung Kamal saat melihat Neira dan Yala yang sedang membeli minuman.

"Samperin dulu."

Xavier dan Kamal memutuskan untuk menghampiri Yala dan Neira. "Sayang.." panggil Xavier. Yala menoleh dan menampilkan wajah datarnya.

"Serem banget mukanya, Neng," cibir Kamal.

"Kenapa sayang?" Yala menggelengkan kepalanya, dan menoleh kepada Neira.

"Nei jajannya udah?"

"Wait, Kamal kenapa gak ada cilok?" Kamal menghela nafas, bisa-bisanya kekasih dari sahabatnya itu menanyakan makanan itu?

"Ya kali sponsor nya cilok, Nei." Neira terkekeh geli.

"Ya abisnya, pengen cilok."

"Besok nanti gua beliin, untuk sekarang kagak ada cilok jadi nikmatin aja yang ada."

"Nei ayo takut kebagian tempat paling bel-

"Sapii!" teriak Shara.

"Lo kemana aja sih, Sap? Gua nyariin tau, ayo kita udah ditunggu koordinasi acara!" ajak Shara. Yala menatap Shara dengan malas apalagi saat Shara memegang lengan Xavier.

"Shara jangan pegang-pegang Sapinya Lala, lo apaan sih," gerutu Neira.

"Nei, La, ini bukan saatnya buat cemburu ya. Sumpah, gua sama Sapi lagi sibuk banget. Ayo Sap," kata Shara dan menarik Xavier.

"Eh.." Xavier pasrah.

"La, jangan salah paham dulu, heeh? Itu si Shara yang emang gatel terus sama si Sapi, lo tenang aja si Sapi ada dalam pengawasan gua."

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang