chapter 2

2K 225 41
                                    

2. Mereka saling kehilangan

●●●

Xavier berlari dengan kencang kearah rumahnya, ia benci saat mengatahui bahwa Neira dan Yala mengetahui keberangkatan Rezka saat itu. Lalu bagaimana dengan posisinya yang merupakan sahabat dari Rezka?

"Xavier.." panggil Maria panik melihat Xavier yang berlari tanpa memperdulikan keberadaanya.

"Mamah tau kan?" tanya Xavier dengan suara gemetar. Sejak pagi, saat ia mengetahui bahwa sahabatnya pergi Xavier berusaha mengendalikan emosinya disekolah, tapi sekuat tenaga ia mengendalikan emosinya semakin ingin pula ia mengeluarkan kekecewaanya.

"Nak.." Xavier menggelengkan kepalanya tak percaya. Kini Xavier tahu bahwa Mamahnya juga mengetahui bahwa Rezka pergi ke Jerman.

"Mamah tega gak bilang ke Xavier," tukas Xavier dengan wajah tak percayanya.

"Xavier Mamah hanya gak mau kamu kepikiran, sayang.."

"Kepikiran bagaimana? Dengan Rezka gak bilang dan semua orang juga menutup mulutnya, Mamah kita Xavier gak kepikiran?" tanya Xavier. Maria meneluk Xavier, menenangkan anak satu-satunya yang tentu saja Maria tau bertapa dekatnya Xavier dengan Rezka.

"Mah, Xavier, Gema dan Kamal kelimpungan nyariin Rezka tadi pagi. Dan bagaimana rasanya saat kita tau bahwa sahabat kita pergi hidup sendirian dinegeri orang?" lirih Xavier.

"Dan kita tau berita itu dari orang lain bukan dari mulutnya sendiri, Xavier khawatir sama Rezka, Mah."

"Rezka berat ninggalin kamu, Gema dan Kamal." Xavier mengangguk, ia paham Rezka dalam kondisi sulit. Tapi apa tidak bisa Rezka bercerita tentang apa yang terjadi dengan hidupnya?

Xavier melepas pelukan dari Mamahnya. "Xavier butuh waktu sendiri," tukas Xavier dan melanjutkan langkahnya yang tertunda untuk masuk ke dalam kamarnya.

Kamar, menjadi salah satu tempat pelarian Xavier saat ia dirundung kegundahan dan kekecewaan. Tak ada yang Xavier lakukan kali ini, ia hanya bisa diam merenungi kepergian sahabatnya.

Ting

WiliamGemantara
|Leta juga gak tau kalau Rezka ke Jerman. So yang tau tentang ini hanya Yala Neira.|
|Menurut lo Rezka bangsat gak?|

MarionXavier
|Sebangsatnya dia, tetap dia sahabat kita.|

WiliamGemantara
|Gua pengen marah tapi gua ngerasa Rezka punya alasan tertentu.|
|xav gua rasa ini bukan 100 persen kemauam Rezka. Rezka mana mau hidup di negeri orang sendirian, Xav.|

MarionXavier
|Dia udah siapin semuanya ya Ge?|

"Rez, 10 bulan bukan hal yang sebentar. Gua harus berlindung sama siapa jika lo aja gak ada?" tanya Xavier.

Sekarang Xavier sadar, menyadari tingkah laku Rezka. Tingkah Rezka yang seakan menghargai waktu pada saat mereka liburan di Bali dan Jogja. Saat Rezka ingin jalan-jalan dengan semuanya dan Xavier mengacuhkannya. Kini Xavier sadar kenapa Rezka banyak menyibirkan pada saat di Bali.

"Lebih baik gak usah liburan kalau kayak gini."

"Nana kok ngomongnya kayak gitu?"

"Rez." Xavier membuka layar hp nya untuk melihat kapan terakhir Rezka mengaktifkan ponselnya.

03 : 05

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang