chapter 13

1K 117 35
                                    

Pukul jam setengah tujuh malam Xavier sampai dirumahnya dengan penampilan yang sudah berantakan dan raut wajah yang lelah.

"Sapi baru pulang?" tanya Yala menggandeng tangan kanan Xavier dan mereka masuk kedalam rumah.

"Aku capek banget," keluh Xavier dan menyimpan tas berwarna hitamnya di sopa saat mereka sudah sampai diruang keluar.

Yala menghela nafas, tentu saja Yala menyadari lelahnya Xavier. Terlihat dari kedua mata Xavier yang sayu dengan wajah yang sedikit pucat. Yala menuntut Xavier untuk duduk disalah satu sopa disana.

"Sapi tunggu disini dulu, aku ngambil minum dulu." Xavier mengangguk dan membiarkan Yala untuk mengambil makanan untuknya.

Xavier menundukan kepalanya dan tangan kananya memijit pangkal hidungnya, pening selalu ia rasakan setiap harinya apalagi dengan kegiatan Xavier yang sangat sibuk akhir-akhir ini.

"Huh.."

"Sapii ini minumnya," kata Yala dan membantu Xavier untuk meminum air putih yang dibawakannya.

"Sapi capek ya? Kata aku juga apa, gak boleh capek-cape. Sapi selalu ngeyel," gerutu Yala dan memijit lengan kanan Xavier sedangkan Xavier menyandarkan kepalanya pada bahu Yala.

"Lala udah makan, Sayang?" Yala mengangguk.

"Aku makan sama Mamah tadi, Mamah bikin sup ayam." Xavier tertenggun, sup ayam atau sup bakso mengingatkannya kepada Rezka, karena Rezka sangat menyukai makanan itu.

"Gimana Osis? Berjalan dengan lancar? Gak ada yang ngebebani kamu, kan?" Xavier menggelengkan kepalanya, sejauh ini urusan Osis nya baik hanya saja dibumbui beberapa perbedaan pendapat antara mengurus. Seperti tadi.

Flashback on

"Yakin, Mal?" tanya Xavier saat Kamal menjelaskan beberapa hal yang sudah Kamal rancang. Kamal menganggukan kepalanya dengan semangat.

"Gua dapat masukan dari Shara, toh bagus juga masukannya," kata Kamal membalas. Xavier menggelengkan kepalanya.

"Gua kurang setuju, Mal."

"Why, Sap?"

"Kita sibuk ngurusin pensi dibelakang gak ada waktu buat latihan drama segala rupa," sambar Gema yang bersedekap sambil bersandar.

"Loh kenapa? Dengan ikut sertanya pengurus Osis dalam penampilan pensi itu bisa memeriahkan acara pensi bro," jelas Kamal dengan sungguh-sungguh.

"Ribet kalau drama, Mal. Belum latihan belum mikirin ini itu, lagian pengurus Osis gak tampil juga gak papa kali," jelas Rama yang banyak menyimak.

"Ini masukan dari Shara bagus, bisa bikin penonton heboh apalagi ketua Osis mereka ikut dalam persembahan drama," potong Kamal keukeuh.

"Gua ikut drama? Yang ada gua kecapean, Mal. Jangan gila lah," bantah Xavier.

Kamal mendapatkan pendapat dari Shara. Menurut Shara pengurus Osis juga harus menampilkan suatu persembahan khusus dari mereka untuk murid-murid SMA Rajawali. Seperti drama dan menggunakan Xavier sebagai pemeran utama.

"Ngurus ini aja kelimpungan, Mal. Gak beres-beres ini malah mau ditambah bikin drama, macem-macem lo," keluh Rama.

"Kita cuma butuh beberapa pemain doang, yang lain bisa ngurus yang lain."

"Ah otak lo terprovokator sama si Shara," keluh Rama memalingkan wajahnya.

"Heboh kalau pemeran utamanya si Rezka bukan gua, Mal. Inget! Gua disini hanya pengganti bukan pemeran utama," tukas Xavier.

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang