"Kak Soya cari mobil yang bisa digunakan, aku lindungi Kak Soya pakai ini." Jeff mengangkat tongkat bisbolnya.
"A-are you crazy? Zombie-nya nggak sedikit, Jeff. Jelas kalah jumlah!"
"Terus, Kak Soya punya rencana lain?"
Soya menggigit bibir dalamnya. "Tapi itu risikonya besar, Jeff."
"Sebisa mungkin kita hindari mereka, Kak."
Soya menatap sekitar bundaran. Dia menghela napas. "Mobil yang pintunya masih ketutup cuma dua. MPV putih dan sedan merah," ujar Soya sambil menunjuk kedua mobil itu.
Jeff tersenyum. "Let's fight!"
Jeff berlari lebih dulu disusul Soya. Masih lima meter sebelum bundaran sudah ada
satu zombie yang menghadang. Tanpa mengurangi kecepatan, Jeff memukul kepala zombie itu dengan tenaga penuh sampai zombie itu tumbang. Darah kembali menodai tongkat bisbol kesayangannya.Satu demi satu zombie berhasil Jeff tumbangkan meski belum mati sepenuhnya. Rupanya mereka lebih dulu menghampiri mobil MPV putih yang meskipun menabrak trotoar, tetapi jaraknya lebih dekat dan akses ke dalam perumahannya tak terlalu sulit. Soya segera membuka pintu dan duduk di kursi pengemudi.
"Ghhrrrrr!"
Tanpa disadari sebelumnya, ternyata ada dua penghuni di dalam mobil tersebut yang sudah bukan lagi manusia. Yakni seorang wanita muda di kursi samping pengemudi dan seorang pria lansia di kursi penumpang.
"AAAAKHH!" Soya melompat keluar dan membanting pintu.
"Kenapa, Kak?!" tanya Jeff masih sibuk memukul zombie.
"Ada zombienya! Ayo, mobil dua!"
Soya dan Jeff berlari menuju mobil kedua; sedan merah yang berada di ujung kiri. Ketika tinggal melewati satu mobil lagi, satu zombie pria menerjang Soya hingga punggungnya menabrak mobil di belakangnya. Soya tercekat. Tangannya menahan dada zombie berpipi koyak itu. Ingin memanggil Jeff, tetapi pria itu pun dikelilingi zombie yang meminta bagian untuk dipukul tongkat bisbol berlumur darah itu.
Ingatan Soya kembali pada hari ketika sang ayah-Yudhistira Kaisar-mengajarkan simulasi bela diri melawan seorang pria yang berniat buruk kepada Soya dan adik-adiknya saat masih kecil.
Kalahkan rasa takutmu, Nak. Lindungi dirimu. Suara bariton khas Yudhistira terdengar jelas di kepala Soya.
Dengan badan gemetar dan keringat dingin yang menetes di pelipisnya, lututnya menghantam pangkal paha zombie pria itu. Meski sepertinya makhluk di depannya tak merasa kesakitan, tetapi cukup membuatnya mundur selangkah. Soya melayangkan bogem mentah pada rahangnya sebagai ucapan selamat tinggal.
Soya kembali berlari dan berhasil mencapai mobil tujuannya. Mencegah terulangnya kejadian tadi, Soya menempelkan wajahnya ke kaca mobil demi mengecek apa mobil itu berpenghuni atau tidak.
Ternyata tidak. Soya bersorak dalam hati sambil melompat duduk di kursi kemudi.
"Jeff! Aman!"
"Tunggu, Kak!"
"Cepetan!" Usai menginjak pedal rem, Soya memutar kunci.
Akhirnya pintu di samping kiri Soya terbuka, menampilkan Jeff yang bergegas duduk
di sebelahnya lalu menutup pintu. Jeff memelototi banyaknya zombie yang mengerumuni mobil mereka seperti semut mengincar gula. "Ayo, Kak!""Wait!" Soya terus memutar kunci tetapi mobil tetap tak menyala meski Soya melakukan itu berkali-kali. "Pleaseee! Nyala dong! Nyala!"
Jeff memajukan badannya demi melihat ke balik stir. Pandangan Jeff berubah sendu. "Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
When Death Comes Twice
AdventureKekacauan terjadi di mana-mana. Darah dan tubuh yang sudah tak lagi utuh seolah menjadi hiasan di sepanjang jalan. Jangankan tertawa, bernapas dengan normal saja sulit kami lakukan. Aku, Kak Ella, Kak Jani, dan Kak Soya pernah mengalami insiden sepe...