23.00 WIB
Malam ini Reyfan baru saja pulang kerumah setelah satu hari dari kemarin dirinya tak pulang, kini memutuskan untuk pulang ke rumahnya, semoga saja dirinya tidak dimarahi lagi oleh Sintha ibunya sendiri.
Baru beberapa langkah dirinya memasuki pintu rumahnya, sudah ada Sintha yang menunggunya di depan pintu.
"Bagus ya! Dari kemarin gak pulang dan pulang pulang jam segini? Dari mana aja kamu kemarin? Kemana aja?" ucap Sintha langsung mengintro gasi Reyfan
"Apa peduli mama? Mau Rey pulang atau Rey nggak pulang, emang itu penting buat mama? Engak kan?" ucap Reyfan santai langsung pergi meninggalkan Sintha namun dengan cepat tangannya ditahan oleh Akmal
"Bisa gak jawabnya itu yang sopan kalau mama lagi nanya sama lo" ucap Akmal menatap Reyfan
"Ya terus gw harus jawab apa? Mau gw jawab sopan atau engak itu juga gak akan berarti apa apa buat mama, jadi gw rasa gak perlu gw jawab pertanyaan yang gak peting!" ucap Reyfan menyentak tangan Akmal yang memgang tanganya
"Gak penting gimana? Itu mama tanya sama lo, dan itu tandanya mama khawatir sama lo, mama gak mau lo kenapa kenapa, mama sayang sama lo Rey" ucap Akmal membuat Reyfan terkekeh kecil menatap kakaknya
"Khawatir? Sayang? Gw rasa itu gak berarti kalau buat gw, beda sama lo, kalau lo mama bener bener sayang dan selalu kahwatirin lo setiap saat lo pergi, sedangkan gw? Pulang malam pasti kena marah, gak pulang kena marah, nongkrong pun kena marah! gw itu selalu serba salah dimata mama" ucap Reyfan membuat Sintha menatap dirinya tak percaya, Reyfan selalu saja salah paham dengan Sintha
"Mama gak bermaksud kaya gitu Rey, kamu Akmal itu sama sama anak mama darah daging mama, mama sayang sama kalian berdua, mama cuman gak mau itu jadi anak yang gak tau aturan dan susah dibilangin kaya gini, mama mau kamu jadi anak penurut sama seperti abang kamu Akmal" sahutnya menatap Reyfan
"Tuh kan Akmal lagi Akmal lagi, kenapa gw gak pernah ada benarnya diamata nyokap gw sendiri? Kenapa nyokap gw selalu aja ngebanding-bandingin gw sama Akmal, segitu nggak berguna nya gw ya" batinnya berucap
"Mama mau Reyfan jadi anak penurut sukses sama seperti bang akmal? Maaf mah setiap orang itu berbeda beda punya kelebihan dan kekuranganya masing masing mah! Mama gak bisa maksain Rey untuk menjadi seperti apa yang mama mau, mama jangan egois" ucap Reyfan dengan mata yang sudah berkaca kaca
Lelah? iya dirinya sangat lelah sekali, setiap hari dirinya harus menghadapi ibunya yang selalu menuntutnya untuk menjadi seperti apa yang ibunya inginkan.
"Tapi apa salahnya kamu berusaha, seengaknya kamu rubah sikap dan perilaku kamu yang gak bener dan suka keluyuran malam malam, mama gak sepenuhnya meminta supaya kamu bisa mengikuti jejak abang kamu" ucapnya penuh harap
"Mama malu Rey, sikap kamu yang seperti ini seperti anak yang tidak pernah mendapatkan didikan dari kedua orang tuanya" ucap Sintha dengan air mata yang sudah mengalir
KAMU SEDANG MEMBACA
REYFANSYAH [Revisi]
Roman pour AdolescentsMengandung bawang ಥ‿ಥ Tentang seorang Remaja berumur 18 tahun yang masih bersekolah di sekolah menengah keatas, apa jadinya jika kesalahan satu malam berhasil membuat hidupnya hancur dan berubah. apakah bisa ia mengatasi masalah hidupnya disaat di...