4

2.1K 229 10
                                    

"Kau ini berat! Kenapa memintaku untuk menggendongmu!" Suara lelaki yang setengah mengantuk itu terdengar kesal saat sang istri membangunkan lantas memintanya untuk digendong ke dalam kamar mandi.

"Diam kau bedebah! Memangnya siapa yang membuatku begini hah? Kau menusukku terus-terusan! Apa kau tidak tau bagaimana sakitnya? " Jennie berucap sedikit kesal, sudah tau selangkangan sakit tapi lelaki ini selalu saja protes. Hei ayolah semalaman dia layani simesum sialan ini.

Ji hanya mendengus,ia dudukan tubuh Jennie didalam bathtub, yang sudah diisi air sabun,

"Kau mandilah sekalian, pakai shower" Jennie berucap, ayolah. Mereka berdua ini sedang dalam keadaan tanpa busana. Jadi Jennie berpikir untuk mandi bersama. Ingat hanya mandi. Tak lebih dari itu.

"Yaa...." hanya itu. Ji tak menjawab lebih, ia memilih menyalakan shower lantas membasuh tubuhnya,

Jennie tampak tengah merias diri, memberi polesan tipis pada wajahnya yang sudah cantik, sedikit liptint pink yang membuat nya terlihat layaknya putri kerajaan. Oh ayolah. Sicantik ini memang cocok memakai make up yang tipis.

Ji melirik Jennie dari samping, sejujurnya iapun terpesona dengan wajah cantik istrinya ini, jika saja dia mempunyai harga diri yang rendah sudah pasti dia akan bersujud dan bersyukur mendapat istri secantik Jennie, badan yang bagus serta nikmat saat di jamah. Sial. Ji tak bisa pungkiri pesona dari seorang Jennie.

"Mana dasi ku, Jennie" Ji berucap, ia membuka lemari mencari dasi hitam untuk dipakai, hari ini ada  acara penting yang harus ia hadiri.

"Ditempat biasa. Kau sendiri yang menyimpannya dasar bodoh" sial. Benar juga, untuk apa Ji bertanya???? Apakah ini gejala dari sikap mencari perhatian tanpa ia sadari?

"Akhir tahun nanti, aku akan mengeluarkan produk terbaru, siap-siap untuk kalah Jennie" Ji berucap kembali dengan tangan memakai dasi,

"Iyakah? Jangan terlalu percaya diri sayang, nanti jatuh sakit baru tau rasa" dengan suara angkuh Jennie berucap, gadis itu berdiri lantas menatap sang suami yang nampak kesal dengan ucapannya, jangan lupakan tangan yang berusaha keras memasangkan dasi.

"Bedebah, kau itu angkuh sekali, dengar Jennie, aku bertaruh. Jika omzet ku lebih tinggi darimu, kau harus mewarnai rambutmu dengan warna orange, jangan memakai soflens  mins, pakai kacamata bulat, dan juga berpakaian seperti kaum jelata selama 1 bulan!" Ji berucap, membuat Jennie menatap tajam.

"Cih, baik, tapi jika kau gagal, dan produk ku lebih laku, kau harus menjadi Cleaning Service di kantor ku selama 1 bulan!" Jennie berucap,Ji tersenyum meremehkan.

"Maaf saja tapi kali ini akulah yang kan menang!" Ji  berucap dengan percaya diri, Jennie hanya mendecih.

"Terserah katamu kim. Dan kemarilah, kau benar-benar tak enak dipandang!" Jennie berucap, ia tarik dasi Ji dan membuat jarak diantara mereka dekat.

"Sebelum kau berbangga diri, kau harus bisa merapihkan dasi mu bodoh! Menjijikan sekali, dasar bocah" Jennie berucap kesal, selama hampir 2 tahun terakhir, lelaki ini selalu saja tak becus memakai dasi,

"Rapihkan bukan mengomel. Ngomong-ngomong kau mau kemana? Aku baru menyadari kau tidak memakai baju kantor?" Ji bertanya, ia pandangi gadis yang sedang merapihkan dasinya.

"Aku akan pergi jalan-jalan dengan Irene unnie" Jennie berucap, ia tarik langkah terakhir hingga dasi terpasang rapih di tubuh lelaki ini.

"Oh begitu" Ji berucap, tangan nakal lelaki ini memeluk lantas tangan merasuk kedalam baju meraba halus punggung yang begitu lembut.

"Shh..bajingan hentikan itu! Menyingkir, lebih baik kau bekerja Kim" Jennie berucap, mendorong tubuh tegap lelaki ini.

Tidak tau kah Ji? Jika setiap sentuhan yang dilakukan itu akan membuat Jennie terlena? Hey ayolah dia sudah lelah jangan lagi dia terlena hanya karna sentuhan yang membuat nya selalu ingin Ji jamah! Sial. Memang Ji seberbahaya itu.

LIAR{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang