8

1.8K 224 5
                                    

Ji membuka matanya, hah...entah kenapa ia merasa sudah membaik, ia lirik gadis disamping yang nampak tidur dengan tenang, Ji sedikit menggerakan kakinya. Ah. Rasanya ia ingin berteriak karna kaki nya ini sudah bisa digerakan tanpa ada denyut nyeri, tak sia-sia perjuangannya semalam melawan sakit yang begitu dalam.

"Jennie?" Ji tepuk pelan pipi chubby sang istri, ia benarkan rambut yang menutupi sebagian wajah Jennie,

"Hei bangunlah" Ji berucap lembut, oh god, apa Ji sedang dalam mode bidadara??? Baik sekali dia,

Ji usap pipi lantas tangannya bergerak menelusuri leher, dan hah....leher!!! Leher indah ini sangat menggiurkan,

Jennie rasakan hangat, basah yang menyentuh lehernya, hembusan nafas panas membuat Jennie segera membuka mata, dan...

"Bajingan shhhh, kau ini, Jim!" Jennie sedikit kesal sebab pagi ini ia sudah harus merasakan nakalnya bibir Ji, lelaki ini sepertinya sudah membaik, cih.

"Morning Jennie!" Ji berucap, kecupi wajah serta bibir Jennie berkali-kali, membuat Jennie kesal dibuatnya,

"Ya!!! Kau membuatku tak bisa bernafas bodoh!" Jennie dorong tubuh Ji, dan lelaki itu segera berdiri.

"Hoho lihat lah! Aku bisa berlari Jennie, kaki ku sudah sembuh sekarang!!!" Bagai anak kecil, Ji berlari-lari lantas menendang nendang udara, ia begitu senang bisa terbebas dari kesakitan seperti semalam.

Jennie mulai duduk, ia regangkan seluruh otot tubuhnya, menatap malas Ji yang nampak antusias,

"Tidak bisakah kau berhenti bersikap konyol hah!!!" Jennie ingin sekali mendorong Ji agar jatuh lantas menderita kembali seperti semalam.

"Ini adalah kesenangan ku, sudahlah, ngomong-ngomong aku lapar, ayo kita sarapan Jennie" Ji berucap,

"Kau saja, aku ingin mandi" Jennie berucap ia mulai turun dari ranjang, lantas berjalan untuk masuk kedalam kamar mandi,

"Jika begitu ayo mandi bersama" Ji berucap, Jennie melirik tajam.

"Tidak!" Ji terkekeh, mana perduli dia dengan penolakan Jennie, Ji mengikuti Jennie untuk masuk kedalam kamar mandi, lantas mengunci pintu, membuat Jennie menatap kesal.

"Kau! Hell, aku tau akal busuk mu itu! " Jennie berucap, pasalnya ia sudah tau pikiran lelaki ini, dan terlebih penting sorot mata Ji yang sudah sangat ingin menyetubuhinya.

"Kau istriku, dan tubuhmu milikku ingat itu Jennie, sudah jangan banyak protes, semalam kau slamat karna kakiku sakit, nah sekarang mari kita bermain dengan semangat!!!!!!!!!" Ji dorong pelang tubuh Jennie sampai punggung gadis ini menempel pada tembok, lantas dengan perlahan ia kecupi kembali leher indah ini.

"Kau dan nafsumu!!!!!!!!!!"

"Oh god! Shhh...." Jennie nampak menahan ngilu ketika hentakan terasa begitu menyakitkan.

Bisakah ia hentikan? Dia benci bercinta posisi berdiri, tak hanya menguras tenaga, namun tubuhnya pun tak bisa bergerak bebas, pegal tubuh dan lemas kaki terasa meski 1 kaki nya melingkar dipinggang Ji, Ji pun terus saja bergerak cepat dan kasar, air shower yang mengguyur membuat basah dan licin seluruh tubuh, susah sekali berpegang pada tubuh Ji,

"Jennie, aku akan keluar, kemari peluk aku" Ji berucap, nampaknya lelaki ini sudah ingin menyudahi permainan yang sudah berlangsung hampir 1 jam ini.

"Shhh....cepat lakukan! Kau selalu saja lama aku sudah lelah bodoh!" Jennie ucap dengan hela nafas terengah-engah, ia peluk erat tubuh Ji, dan ia rasakan gerak cepat yang membuat ingin ikut melakukan pelapasan.

LIAR{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang