7

1.7K 225 5
                                    

"Arghhhh!!! Bisakah kau melakukan dengan pelan!!!!" Pekikan lelaki manis ini menggema memenuhi kamar hotel, ia tatap tajam Jennie dengan raut wajah menahan sakit.

"Ini adalah metode untuk bisa cepat menyembuhkan kaki keseleo!" Jennie berucap dengan pandang dingin dan tangan yang terus meremas pergelangan kaki Ji.

"Zshhhh!!! kau semakin membuat kaki ku sakit bedebah!" Ji cengkram tangan Jennie lantas menghempas tangan istrinya agar tidak terus meremas kaki lantas membuat nya semakin tersakiti.

"Ish! Kau ini cengeng sekali! Dasar lemah, bersyukur aku sudah mau memijit kaki mu itu!" Jennie berdiri ia tatap Ji, lelaki itu tampak mengusap pergelangan kaki yang membengkak itu.

"Tapi kau memijatnya tak memakai hati, memang dasar kau terlahir sebagai titisan iblis, tidak punya hati!" Ji berucap nadanya sedikit melemah, oh ayolah, seluruh badannya terasa sakit, dan kakinya terus berdenyut karna terjatuh. Sial.

"Kau memang tak pantas dikasih hati, berhenti merengek, aku sudah memanggil tukang pijat, " Jennie berucap, ia buka seluruh baju untuk menggantinya dengan piyama, shit. Apakah si cantik ini sengaja membuatnya terdiam beku melihat tubuh polos dan siap untuk dijamah itu?

"Bisakah kau berganti baju di kamar mandi? Apa kau sengaja membuatku terangsang hah??? Ayolah. Jangan menyiksaku sialan." Ji berucap ia alihkan pandang, namun Jennie hanya diam dan tak memperdulikan.

"Kau terbiasa melihatku telanjang, dan tak sedikit pun ada niatan untuk membuat mu terangsang, lihat saja tembok bedebah." Ji menggertakan giginya kesal.

Siallll!jika saja dia tadi tidak terjatuh dan terperleset didekat kolam berenang, sudah pasti dia akan menerkam gadis angkuh yang sedang berganti pakaian itu. Terkutuk lah lantai licin itu. Sudah malu, badan sakit, kaki bengkak dan sekarang harus menahan hasrat ketika Jennie mengundang syahwat.

Jennie berjalan untuk berbaring setelah ia memakai piyama pink dengan celana super pendek, cih. Dengan santai gadis itu membuka ipad untuk memantau perusahaan yang tengah ditinggalkan. Mengabaikan Ji yang masih kesakitan. Jennie Mana perduli. Salahkan saja lantai yang licin. Masih untung lelaki itu hanya salah urat.

"Bisakah kau mengusap kaki ku? Ayolah, " Ji berucap sedikit memohon, pasalnya ia sudah lelah mengusap sendiri, dia ingin berbaring namun denyut kaki terus saja mengganggu.

"Tadi saat aku mengusap kakimu, kau malah merengek dan memarahiku sekarang kau meminta lagi, tidak mau. Tunggu saja 5 menit lagi tukang pijat datang" Jennie berucap, ia kembali fokus melihat ipad, tanpa melihat betapa kesal nya wajah Ji sekaligus sedih. Sial. Saat begini harusnya Jennie tau jika Ji ingin dilayani layaknya suami. Cih.

"Come on Jennie, aku merasa semakin sakit, tubuhku juga melemas dan juga aku sedikit pusing, " Ji berucap, ia tatap Jennie dengan pandang memohon, memasang raut bagai anak kecil yang merengek ingin diberi susu.

"Shh...makannya jika berjalan tuh hati-hati, angkuh sih! Jadi jatuhkan, bedebah memang, merepotkan sekali" Jennie simpan ipad, ia berucap sedikit malas,

"Jahat sekali perkataanmu itu wahai titisan iblis, yasudah tolong usap dengan sayang yah. Aku suami mu,jadi usapnya pakai hati, oke." Ji berucap dengan senyum, ia segera berbaring lantas menatap Jennie yang mulai mengusap kembali pergelangan kakinya.

"Kau tau Jennie? Tadi aku melihat nicky minaj, dia berada dihotel yang sama dengan kita," Ji berucap,

"Lantas?" Jennie nampak tak tertarik dengan obrolan Ji,

"Iya. Aku hanya ingin bilang, jika tubuhnya benar-benar luar biasa, kau tau bokongnya bohay sekali, payudaranya pun besar luar biasa! astaga rasanya aku ingin sekali merem-ARGHHHHH yah!!!!" Ji menjerit sebelum menyelesaikan obrolan, itu karna tiba-tiba saja Jennie meremas pergelangan kakinya.

LIAR{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang