25

1.5K 210 11
                                    

"Lionnnnnnnn, comee to meee" Ji nampak memandang malas Jennie yang bermain dengan bayi singa yang diberi nama Lioniel, demi Jennie. Ji harus mengeluarkan uang yang cukup banyak dan berurusan dengan pihak hukum untuk mengadopsi bayi singa yang baru lahir 1bulan ini. Beruntung pihak hukum tak memperlama masalah ini, hanya 1 minggu dan lion pun diperbolehkan tinggal dengan syarat jika singa ini sudah besar akan di kembalikan kealam liar. Afrika.

"Aaaaaa you are so cuteeeee. Lionnnnnn, are you hungryy bee??? You want to eat????" cih. Ji menggeram kesal. Bayi singa sialan itu beruntung sekali! Jennie bahkan tak pernah berkata selembut itu, sialan sekali. Dia kalah oleh bayi singa!

"Jennie. Akupun lapar, tak bisakah kau masak sesuatu untuk suami mu ini???" Ji mulai berbicara setelah daritadi hanya diam dan memperhatikan disofa.

"Masak sendiri. Aaa lionnn let's goooo" Jennie berucap dengan dingin lantas ia angkat tubuh lion dan membawa bayi singa itu menuju dapur.

Really??? Lion baru 2 hari dirumah ini namun bayi singa sialan itu menggeser posisinya. Makin saja Jennie tak memperhatikannya. Sial! Dan lagi 2 hari ini Jennie bertingkah aneh. Dia bahkan tak ingin dekat-dekat dengan Ji. Alasannya adalah Ji memuakan dimatanya. Bangsat. Ingin sekali Ji marah namun Jennie bernasihat jika itu hanyalah bawaan hamil.

Ji berjalan kedapur, ia lihat Jennie yang memasakan daging cincang lantas meniriskan daging matang itu kedalam tempat makan lion, tak lupa ia juga membuatkan susu khusus untuk lion kedalam dot. Lion masih bayi maka dari itu harus diberi perhatian khusus.

"Jim..." Jennie memanggil lelaki yang kini membuka kulkas untuk memasak ramen.

"Hm"

"Stock daging kita menipis, aku ingin kau membelikan daging beberapa puluh kilo untuk disimpan dan tentunya untuk lion ku yang manis ini" Ji menghela nafas. Bayi singa sialan. Merepotkan sekali!

"Aku akan membelikannya jika kau masakan aku makanan, aku lapar " Ji berucap sedikit meminta,

"Kau itu yah. Kau punya tangan, kau bisa masak sendiri jangan menyuruhku" Ji menatap malas. Ingin sekali ia membalas perkataan Jennie, kaupun punya kaki kenapa tak beli sendiri sialan?????. Tapi tak tega berucap membuat Ji bungkam.

"Berapa lama merebus mie ini?" Ji bertanya. Hell ini pertama kalinya ia memasak selain memasak air.

"Apa gunanya google, jangan bertanya padaku hal tak penting....lionnn makan yang banyak sayang...uuuuu lucuunyaaaaa" Jennie menjawab Ji dengan malas dan malah fokus memuji lion yang pada dasarnya memang begitu lucu.

"Hpku dikamar. Hei ayolah kau jawab saja sialan. " Ji berucap mulai kesal.

"Ishhh bacaaaaaa dibalik bungkus ramennya bedebah!" Jennie berucap, Ji segera membaca dan terdapat keterangannya.

"Aku ingin begini aku ingin begitu aku ingin ingin banyak sekali~" Ji nampak bersenandung lagu animasi kesukaannya.

"Semua semua dapat dikabulkan, dapat dikabulkaan dengan kantong ajaib" Jennie nampak melihat arah Ji yang asik bersenandung dengan tangan menggunting bumbu ramen.

"Ak-"

"Aku ingin terbang diangkasaaa" Ji terdiam sejenak ketika Jennie malah melanjutkan lagunya, hening sejenak, Ji melirik Jennie dan menatap tajam, gadis itu ikut menatap tak kalah tajam.

Mereka berdua menarik nafas lantas...

"Lalalala aku sayang sekaliii doraemonnn" serentak Ji dan Jennie menyanyikan secara bersamaan dengan wajah sumringah penuh senyuman.

"Lalalalala aku sayang sekaliiii'~~~~~" Jennie bernyanyi dan Ji segera mengakhiri lagu dengan nyanyian lirik terakhir.

"Doraemon~~~~"

LIAR{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang