23

1.5K 218 22
                                    

"Aku senang bisa bertemu kembali dengan mu Jennie. Kau tau, banyak hal yang sejujurnya ingin kukatakan padamu." leo berucap,

Acara makan malam telah selesai, orang yang pulang lebih dulu adalah Rio dan Rose, sedangkan Elgi  dan irene memilih untuk diam lebih lama, sedangkan Jennie tengah mengantar leo didepan gerbang rumah.

"Apa yang ingin kau katakan padaku? " Jennie bertanya, leo tersenyum dan menggeleng pelan.

"Banyak hal. Selain percakapan kita tadi dimeja makan, ada banyak kata yang ingin aku katakan, tapi sudahlah. Apapun itu, tidak lagi penting" leo berucap dengan senyuman manis yang terpancar.

"Aku harus pulang, berterima kasih atas makan malamnya Jennie, sampaikan salam ku pada suamimu" Jennie tersenyum dan mengangguk.

leo melirik arah samping. Dapat ia lihat lelaki tinggi itu nampak tengah mengintip, menggelikan sekali, leo menghela nafas lantas menatap Jennie yang nampak tak sadar jika Ji tengah mengintip.

"Jennie" leo berucap,

"Hm? Kenapa? Apa kau ketinggalan sesuatu?" leo menggeleng, ia usap kepala Jennie lantas memeluk gadis ini, membuat Jennie terdiam kaget, dan Ji yang terasa hatinya begitu terbakar.

Bangsat! Lepaskan istriku karung beras!!!!!!

"Aku sangat merindukanmu. Itu adalah salah satu kata yang ingin aku ucap" leo melepas pelukan, menatap wajah Jennie yang membungkam menatap dengan leo dengan pandang tak menyangka.

"Aku pergi dulu, sampai jumpa" Jennie hanya terdiam ketika leo mulai pergi dan meninggalkannya didepan gerbang. Jennie. Perhatikan bagaimana sang mantan pergi sampai bayangnya tak lagi ia lihat.

Ji tatap Jennie yang terus memandang jalan, biasanya dia akan marah tapi kenapa saat ini dia tak bisa marah ketika ia lihat jelas wajah Jennie yang begitu sendu menatapi kepergian leo.

Sial. Kenapa Ji merasa menjadi orang yang sangat bersalah? Karna dia Jennie dan leo putus,  Ji hela nafas dan segera masuk kedalam rumah.

"Ji, kemari kau ayo bermain game denganku," Elgi berteriak pada Ji yang berjalan dari pintu belakang,

Ji hanya diam dan pergi menuju kamar,

"Kenapa anak itu?" Elgi bergunam bingung, namun ia tak terlalu memikirkan lantas kembali fokus untuk memain kan game.

Ji nampak berbaring diatas ranjang, kenapa dia begitu terbawa perasaan sial. Ji tak pernah segalau ini. Alasan dia begitu sensitif karna leo adalah lelaki yang pernah Jennie cintai. Beda hal dengannya, dia tak memiliki mantan kekasih. Karna banyak gadis yang tak nyaman dengan sikap Ji yang bisa dibilang sedikit aneh.

Ji rasakan denyut jika dia memikirkan masa lalu, kenapa ia tak bisa menunjukan perasaannya? Kenapa sulit sekali hanya untuk sekedar berucap. Aku ingin selalu bersamamu. Sangat sulit, ia takut jika perasaanya hanyalah rasa sepihak ia takut jika Jennie hanya memandang semua pernikahan dan hal yang terjadi sebagai tanda kekalahan.

Arghhhh.....Ji sungguh sangat tak bisa membayangkan itu semua, ketika pikir tengah melayang, pintu kamar terbuka perlahan memperlihatkan cantik jelita wajah Jennie yang baru saja masuk, Ji yang sadar akan kehadiran Jennie berpura-pura tidur.

Jennie lirik jam baru pukul 10 malam. Tak biasanya Ji tidur jam segini, rasa mual yang dirasa tadi pagi sudah lebih baik karna obat yang Rose berikan. Jennie dekati Ji yang tertidur menutup mata dengan pergelangan tangan.

Ji rasakan halus tangan yang mengusap pipinya, membuat detak jantung yang bedetak begitu kencang, ia begitu menyadari jika dia begitu mencintai bahkan hanya meski sentuhan lembut yang membuatnya ingin memiliki.

LIAR{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang