“Terkadang tuhan membuat kisah hidup kita
Berjalan dengan seseorang hanya sebagai seorang teman disuatu masa,tidak untuk menjadi pasangan selamanya. Dan kata merelakan lah jalan terbaik yang
Bisa diambil”--Darren
Happy reading 🪐
Okey,disini aku akan jelasin sedikit.
Ini adalah spesial chapter yaa.
Dari sudut pandang darren aja. Awalnya aku gak kepikiran buat buat part ini,tapi keknya kalian butuh baca juga cerita ini dari sudut pandang orang lain. Dan kalian bakalan mengetahui siapa yang sebenarnya tersakiti disini.Puter playlist nya jangan lupa🙈
___________
Tiga bulan berlalu--terlalu cepat bagi seorang wanita yang ditinggal kekasihnya beberapa waktu yang lalu untuk memulai kehidupan yang baru dengan lelaki lain,kenangan itu masih berputar diotaknya. Bagaikan pusat semesta yang mengelilingi matahari setiap waktunya. Kini,disore menjelang malam. Senja sedang memancarkan sinarnya dengan indah. Ia dapat melihatnya dari balkon rumahnya. Senja yang ingin ia nikmati bersama kekasihnya yang tak tercapaikan. Ya,wanita itu adalah aurel. Aurel,yang kini sudah menjadi status sebagai istri darren. Walaupun begitu raganya tak berada di sana,hanya tubuhnya. Ia kehilangan separuh jiwanya semenjak kepergian rangga.
Mulut yang tak lagi bicara semenjak hari itu,kepribadian yang lebih tertutup dan tak banyak bicara itu kini sedang memandangi senja dengan tatapan kosongnya. Hanya anggukan,gelengan dan berbagai tatapan dengan berbagai artian yang ia tunjukkan. Seakan matanya mengatakan semuanya. Mulut yang tak mampu lagi untuk bicara. Aurel hanya dapat memendamnya didalam hatinya,menggenggam liontin pemberian rangga padanya yang selalu ia genggam.
Kepergian rangga membuatnya gila,hilang arah dan segala tentangnya yang hilang. Aurel kehilangan dunianya semenjak kepergian rangga hari itu. Saat sedang melamun aurel mendengar suara langkah kaki mendekat menghampiri nya tapi ia tak menoleh sama sekali.
"Aurel?" Ucapnya pelan.
Aurel membisu tanpa menjawab.
"Kamu makan dulu,ya. Mama buatin makanan tadi" ujarnya menaruh piring berisi makanan untuk aurel dimeja disampingnya,namun aurel tak menggubris itu sama sekali. Tatapannya tetap mengarah ke depan.
"Aku suapin ya" tawarnya.
Ia tak menjawab,hanyalah keheningan yang terdengar. Lelaki itu tidak menyerah,ia pun beranjak untuk menyuapi aurel walaupun wanita itu mencoba menjauhkan piringnya dari dirinya. Ia menggeleng sebagai jawaban,tatapannya tak berubah--tetap kosong tanpa kehidupan didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
01| Surat dari Rangga ✓ [ END ]
Fanfiction[ #Surat dari Rangga ] "Yang pergi biar pergi yang datang biar datang,yang bertahan tetap dipertahankan. Hidup bukan untuk menyesali apa yang sudah hilang,bukan pula untuk menolak apa yang ditakdirkan Tuhan. apalagi menyia-nyiakan sesuatu yang sudah...