18. jujur?

296 117 85
                                    

Happy reading 🤍🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🤍🤍

.
.
.
.
.
.

Ketika banyak orang menganggap kesendirian itu adalah waktu terbaik untuk menenangkan diri,bagi aurel kesendirian adalah waktu terburuk untuk dirinya. Ia berfikir bagaimana jika waktu itu tiba,rangga benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana jika waktunya tiba. Ia harus meninggalkan aurel untuk waktu yang sangat lama,tak ketercuali jika tuhan memberikannya waktu sedikit lebih lama untuk menghabiskan waktu dengan wanita nya.

Dipandanginya kedua mata itu,aurel tau jika rangga berusaha membohonginya saat pertemuan kembali mereka.

"Jawab,ga. Kasih tau aja gapapa" katanya,memegang tangan rangga agar mengatakan sesuatu.

"Gak ada,rel. Ini gak ada sangkut pautnya dengan mama kamu ataupun siapapun,aku cuman berusaha ngindar aja beberapa hari itu" jawabnya,membuat aurel semakin bingung.

"Maksud kamu? Kenapa?"

"Aku berusaha buat..buat jauh dari kamu,sempat aku berfikir untuk relain kamu sama darren makanya aku jauhin kamu. Tapi aku sadar,rel. Kalo aku gak bisa jauh dari kamu" ujarnya menatap lekat sepasang mata aurel yang menatapnya dengan penuh khawatir.

"Ga,kamu lupa sama janji kamu? Janji buat gak pernah ninggalin aku,janji buat temenin aku terus dan jadi pelindung aku ditengah perjodohan ini. Cuman kamu yang aku punya sekarang,ga. Kalo kamu gak ada siapa yang jagain aku" katanya,kemudian memalingkan wajahnya menatap indahnya pantai didepan mata.

Rangga menunduk bersalah "Iya maaf,rel. Aku tau aku salah,aku hampir aja menyia-nyiakan 9 tahun kita." ujar rangga pelan.

"Jangan pergi lagi ya,ga. Aku gak mau jauh dari kamu lagi" pintanya,rangga mengangguk pelan.

"Iyaa,nggak"

________________

"Habis darimana kamu?" tanya papanya.

"Habis dari pantai,pah" jawab aurel sedikit menunduk.

"Sama siapa? Darren disini lho daritadi" tanya papanya aurel dengan dingin.

"It--"

"Rangga? Aurel,kamu udah punya darren calon suami kamu. Kenapa kamu masih berani nemuin laki-laki itu,bikin papa malu aja sama keluarganya darren kamu tau nggak" marah papanya,sedikit membentaknya didepan mama nya dan juga darren yang hanya diam saja disana.

"Kalo papa malu harusnya papa gak usah adain perjodohan ini" jawab aurel.

"AURELL!!" bentak papanya.

"Harusnya papa mikir juga dong,kalo papa malu harusnya papa nentang perjodohan ini. Jangan jadi korban keegoisannya mama,nikah itu bukan main-main pah. Nikah itu butuh keseriusan,cinta,kesetiaan,bukan paksaan kaya gini" papanya langsung terdiam mendengar ucapan anaknya.

01| Surat dari Rangga ✓ [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang