Jangan lupa buat putar playlist nya🎉
HAPPY READING 🤍"Ragamu telah berpulang,namun
Hati dan cintamu akan selalu kekal abadi.
Kini,aku hanya dapat memeluk
bayangmu,walaupun aku merindukanmu
Aku tak akan bisa memelukmu lagi"--Aurelliza
______
Sosok seorang wanita berlari dari lorong rumah sakit,mencari ruang rawat rangga. Ya,sosok itu adalah mbak Ita yang baru saja tiba dari bali. Wanita itu langsung pulang ke Jakarta ketika cindy mengabari bahwa rangga sudah sadarkan diri. Namun langkahnya langsung terhenti ketika melihat banyak orang menangis mengelilingi tubuh adiknya,pandangannya langsung tertuju kepada rangga yang wajahnya sudah pucat. Mama pun menangis histeris,ia kebingungan. Akankah sesuatu telah terjadi sebelum ia sampai? Mbak Ita mencoba menghampiri kerumunan itu,semua orang langsung menyadari kehadirannya pun hanya bisa pasrah. Kemudian,pandangan mbak Ita langsung teralihkan ke layar defibrillator di samping ranjang yang menunjukkan garis lurus dengan suara mendengung itu.
"Ita" mama langsung memeluknya sembari menangis,ia yang belum mengerti sama sekali kondisi saat itu pun hanya bisa terdiam. Ia berusaha tak berfikiran buruk,mungkin saja rangga sedang tertidur pulas.
"Kenapa,mah?" Tanya Mbak ita.
"Rangga udah nyusul papa,ta. Rangga udah pulang" Isak mama,ucapan mama langsung membuat tubuh mbak ita lemas. Pandangan kosong menatap rangga yang sudah terkujur tak bernyawa di atas ranjang rawatnya. Air matanya seketika langsung mengalir,dan tubuhnya langsung terjatuh terduduk. Rupanya rangga sudah pergi sebelum kedatangannya kembali ke jakarta.
"Rangga!!" Lirihnya.
Kemudian terisak sembari tertunduk,ia merasa ingin menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian rangga. Sebab selama ini ia jarang menemani rangga atau bahkan merawatnya karena sibuk dengan pekerjaannya di bali sebagai dokter bedah disana.
"Kenapa gak tunggu mbak pulang?!" Tanyanya dalam tangis,ita menderu disana. Mama memeluknya erat,mencoba menenangkan nya walaupun sama-sama terpukul atas kepergian rangga yang membuat mereka terkejut. Walau Ita tau bahwa rangga sering membicarakan kematian sejak dulu,namun entah kenapa ia baru menyadari nya sekarang. Kini ia harus merasakan kehilangan untuk kedua kalinya setelah kehilangan ayahnya karena penyakit yang sama 12 tahun lalu.
Fikirannya kosong setelah mama mengatakan bahwa rangga sudah pergi untuk selama-lamanya,kakinya lemas untuk berdiri. Lalu,ia berdiri untuk melihat jasad adiknya itu. Menyibakkan selimut yang menutupi wajah adiknya itu,setelahnya mbak Ita bisa melihat wajah rangga sudah memucat dan wajahnya pun sudah mendingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
01| Surat dari Rangga ✓ [ END ]
Fiksi Penggemar[ #Surat dari Rangga ] "Yang pergi biar pergi yang datang biar datang,yang bertahan tetap dipertahankan. Hidup bukan untuk menyesali apa yang sudah hilang,bukan pula untuk menolak apa yang ditakdirkan Tuhan. apalagi menyia-nyiakan sesuatu yang sudah...