29. sebelum kepulangan

393 80 10
                                    

HAPPY READING 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING 🤍

Apabila kita yakin kehidupan ini adalah perlombaan untuk mengumpulkan kebaikan sebanyak-banyaknya sebagai bekal pulang kepada tuhan,maka kita tak akan pernah risau apabila sabar kita diuji lebih daripada orang kebanyakan. Maka kita tidak akan pernah risau dengan jalan yang harus kita lalui lebih rumit daripada orang kebanyakan. Kita tau balasan itu bergantung kepada tingkat kesulitannya.

Pagi itu ruang rawat rangga di kelilingi dokter dan perawat karena nafasnya melemah,memberikan alat bantu nafas yaitu ventilator ke arah hidung dan mulut rangga. Mengecek detak jantung lelaki itu,masih normal namun hembusan nafasnya sempat melemah beberapa saat. Dokter mengatakan bahwa rangga harus dirawat jalan selama seminggu kedepan untuk memulihkan efek kemoterapi dan gejalanya,menjelaskan kondisi lanjut rangga kepada pihak keluarga. Dan itu tentu saja membuat beban fikiran mama menambah karena memikirkan kondisi rangga yang mengkhawatirkan.

Theo juga mengatakan bahwa semalam rangga sempat mengajaknya ke rooftop untuk mengobrol,ia berusaha menahannya namun rangga memaksanya jadi ia menurutinya. Rangga berdoa di atas sana,walaupun tak tahu isi doanya theo yakin bahwa doa itu berisi tentang kesembuhan nya.

Dan kondisinya memburuk tadi pagi,mama begitu khawatir. Ia menghubungi mbak ita yang berada di bali untuk mengabari soal keadaan rangga namun wanita bergelar dokter itu hanya bisa pulang besok karena kesibukan yang padat karena statusnya sebagai dokter.

Selang sudah dipasangkan di beberapa bagian tubuh rangga,dilihat dari kejauhan pemandangan mengarah ke rangga sangatlah mengenaskan,dengan wajah pucat,alat dimana-mana. Aurel masih senantiasa menemaninya dari hari-hari sebelumnya,bahkan ia rela bolos kuliah berhari-hari untuk menemani rangga di rawat.

Diruangan itu,rangga masih menutup matanya rapat. Dibantu bernafas lewat ventilator yang dipasangkan di mulutnya,aurel mengambil tangan itu kemudian mengelusnya secara perlahan-lahan sembari menahan cairan bening di kelopak matanya.

"Ga,apakah kamu bisa bertahan demi aku? Aku masih butuh kamu,ayo kembali sehat. Kita jalan-jalan bareng,kita kepantai,naik wahana yang kamu mau,pergi ke museum di Yogyakarta. Kita pergi bareng setelah kamu sehat,ayo. Aku yakin kamu kuat kok,kamu bisa lawan rasa sakit ini" ucap aurel dalam hatinya,menatap lekat sepasang mata yang tertutup itu di hadapannya. Mengusap pipinya yang dingin itu,tersenyum masam.

Lalu mendekatkan wajahnya ke arah kuping rangga dan membisikan sesuatu "You are my breath, so I beg you to keep on breathing" tutur aurel berbisik,lalu air mata itu pun menetes karena tak dapat ia bendung lagi.

Mama yang sedang melihat pemandangan itu pun merasa tersentuh karena kesetiaan aurel menemani anaknya yang sedang berjuang melawan penyakitnya,tak salah ia merestui hubungan keduanya dimasa lalu karena rangga meyakinkannya bahwa aurel adalah sosok wanita yang baik dan menjaganya dengan baik dan benar dimasa sekarang wanita itu masih setia mendampinginya. Jujur saja mama ingin melihat anak lelakinya itu menikah dengan wanita pilihannya,namun semoga saja tuhan memberikan kesempatan untuk anaknya agar bahagia sebelum waktu itu tiba.

01| Surat dari Rangga ✓ [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang