JANGAN LUPA FOLLOW DULU!
Setelah baca harap tinggalkan vote dan komen yaww!
<3
Notifikasi pesan dari Dipa muncul berturut-turut. Pat meraih handphone nya dengan malas. Membaca pesan dari sahabatnya itu dengan cepat. Melotot lebar. Buru-buru bersiap.
"Loh, Pat ... Kamu mau kemana?" Mamanya bertanya. Pat rusuh sekali saat turun tangga, sedikit berisik. Melompati undakan tangga dua-dua.
"Eh, itu Ma. Si Dipa tadi nelpon, katanya ada acara penting hari ini. Jadi, itu Nadira sudah jemput didepan. Pat pamit dulu ya, Ma. Assalamualaikum!" Pat meraih tangan mamanya. Salim. Kembali mengucap salam yang kedua kalinya.
"Eh, iya, Waalaikumsalam."
Pat sudah rusuh berlari, menggeser pagar. Menaiki driver online yang telah dipesan. Untung saja mamanya sibuk, jadi tidak sempat mengantar Pat hingga pagar. Kalau saja ketahuan ternyata bukan Nadira yang menjemput, bagaimana? Karena sebenarnya Nadira, Dipa dan Nana sudah menunggu di tempat lokasi.
"Tujuannya sesuai alamat ya, neng?" tanyanya.
"Iya, pak." Pat hanya mengangguk saja. Yang pesan ojek online ini Dipa, bukan Pat sendiri. Jadi, dia hanya perlu ikut saja, bukan?
Pat melihat layar handphone nya lagi. Memastikan tidak tertinggal berita secuil pun. Notifikasi pesan dari Dipa kembali muncul.
Dipa : Patt! Kamu sampai mana sih??
Pat : Masih otw, tahu! Sabar kali! Kamu sih, kasih informasinya mendadak banget!
Dipa : Syukur-syukur aku kasih tahu, ya!
Pat menghembuskan napas kasar. Menatap sekitar dengan cepat. Sip! Sebentar lagi sampai di terminal.
"Ayo, pak. Segera!" ucap Pat tidak sabaran.
"Iya neng, siap."
Sepuluh menit, Pat tiba di terminal. Banyak orang yang berlalu-lalang di sana. Pat mengucap terima kasih. Buru-buru melongokkan kepala mencari sahabat-sahabatnya. Menatap satu per satu bus yang mulai meluncur. Panik.
"Belum datang orangnya, Pat." Dari arah jam tiga, Dipa menepuk pundak Pat.
"Sumpah kaget," kesal Pat. Perasaannya sedang kacau, takut, grogi, kenapa malah disambut mengagetkan?
"Ya maaf, Pat ... By the way, kita mau beli minum nih. Mau ikut nggak?" Dipa mengedik kearah Pat.
"Nggak deh, aku nungguin aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
erreur
RomanceBagaimana rasanya mencintai seorang kakak kelas? Satu baru masuk, satu hendak lulus, secara diam-diam pula. Setelah perhatian-perhatian kecil, bahkan hingga pengorbanan besar, akankah rasa itu membuahkan hasil? Ini adalah sebuah kisah seorang Pat da...