5 - problems and solutions

24 5 0
                                    


JANGAN LUPA FOLLOW DULU!

Setelah baca harap tinggalkan vote dan komen yaww!

<3


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harusnya hari itu adalah hari yang menyenangkan bagi Pat. Bagaimana tidak? Hari itu adalah kepulangan ayah Pat seusai seminar sekaligus training selama tiga bulan di Amerika Serikat. Ayah Pat adalah seorang chef ternama yang melanglang buana. Meskipun begitu, gaya hidup keluarga Pat termasuk biasa-biasa saja. Meskipun ketenaran ayah Pat sudah diakui kehebatan memasaknya, ayah Pat tetap terus mengulik ilmu memasak dimanapun, menghadiri seminar, training, meskipun rata-rata beliau menjadi juru bicara bukan pesertanya.

     Tapi hari itu berubah drastis, Pat juga tidak mau mengakui kesalahannya sendiri karena baginya, itu bukan kesalahannya. Keegeoisan serta rasa cintanya membuat dia tutup mata untuk melihat fakta, dan tutup telinga untuk menerima kebenaran. 

     Sepanjang pelajaran itu membosankan bagi Pat, pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru tidak ada satupun yang masuk di otaknya. Hanya lewat dengan kecepatan penuh dari kuping kiri, kemudian keluar ke kuping kanan. Tidak sampai ke otak. Untung saja, hari itu tidak ada pertanyaan bergilir, jika ada, entah bagaimana nasib Pat.

     "Assalamualaikum, Ma! Pat sudah pulang," ujarnya lemah, tidak bersemangat.

     "Waalaikum salam, eh, anak papa sudah pulang ...." Papa tersenyum, "Kejutan!"

     Pat mematung sejenak, berkedip-kedip, berusaha memahami dengan otaknya yang lemot. "Loh? Papa nggak jadi dijemput di bandara? Kok sudah pulang?" tanya Pat bingung.

     Mama tersenyum, "Kejutan, sayang."

     Pat mengerjap-ngerjap lagi, sedikit bingung. Kemudian matanya membulat lebar, "LOH, PAPA SUDAH PULANG? PAPA! Pat kangen banget sama Papa!" Pat yang segera tersadar buru-buru memeluk ayahnya. "Ada oleh-oleh nggak Pa?" cicitnya dengan mata mengerjap-ngerjap.

     "Sudah pasti ada dong!" Papa tertawa. "Tapi sebelum itu, makan dulu yuk!" Papa menunjuk meja makan.

     Pat mengangguk semangat, perutnya keroncongan. Dia semangat mengikuti langkah ayahnya menuju meja makan.

     "Baiklah, princess and queen, mari kita melihat menu makanan kita untuk siang ini," Ayah Pat tersenyum, menunjuk meja dengan anggun. "Yang pertama, ada egg benedicts yang akan menjadi appetizers kita siang ini. Yang kedua, terdapat pot roast yang sekaligus akan menjadi main food kita, dan terakhir ada creamy banana pudding yang akan menjadi dessert kita untuk siang ini." Ayah Pat menunjuk makanan yang dijelaskan dengan singkat.

     "Baiklah princess and queen, silakan dinikmati. Mari kita makan!"

     Pat bertepuk tangan, "Makan, makan!"

erreurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang