JANGAN LUPA FOLLOW DULU!
Setelah baca harap tinggalkan vote dan komen yaww!
<3"Dadah Pa!" Pat melambaikan tangan. Hari itu, Pat diantar sekolah oleh Papanya. Bercanda riang dalam perjalanan. Memikirkan menu selanjutnya untuk dimasak bersama lain hari.
"Loh Pat! Tumbenan banget diantar Papamu!" Dipa menepuk pundak Pat. Melintasi gerbang.
"Emm." Pat menggeleng. "Nggak tahu, mungkin Papa mau keluar kota atau negri lagi." Pat melirik Dipa, mengangkat bahunya.
"Ooh."
Saat jam istirahat berlangsung, Pat dipanggil salah satu murid X IPA menuju kantor. Karena takut terjadi tidak-tidak, Pat mengajak ketiga sahabatnya untuk menemani.
"Nanti kita bisa kehabisan waktu istirahat, apalagi setelah ini pelajarannya Bu Rachelle," ujar Dipa.
"Kalau gitu, gimana kalau aku sama Dipa pesenin makan buat kalian? Nadira yang nemani Pat. Jadi tidak terlalu membuang waktu bukan?" Nana memberi usul.
"Boleh deh kalau gitu, nggak apa kan Nad?" Pat menoleh, bertanya.
"Of course."
Maka bagai petir disiang bolong, sebuah telepon yang ditujukan oleh Pat membuat hari itu hancur seketika.
'Mama sudah suruh salah satu staff restoran buat jemput kamu Pat ....' ujar Mama dalam sambungan telepon. Suaranya tersendat-sendat.
"Mama bohong!" Pat berteriak, napasnya menderu naik turun. "Mama pasti bohong!"
Nadira menggenggam telapak tangan Pat, menenangkan. Walaupun tidak mengerti masalahnya.
"Nad .... Kamu bilang ke Mamaku! BILANG KALAU DIA BERBOHONG!" Pat menjerit, menangis sejadi-jadinya.
'Mama sudah suruh salah satu staff restoran untuk menjemputmu Pat. Kamu harus datang,' ulang mamanya lagi. Telepon diseberang terputus, Menyisakan isak tangis Pat yang mengencang.
"Mama bilang Papaku sudah nggak ada Nad ... Tolong sadarkan aku dari mimpi buruk ini Nad! SADARKAN AKU!" Pat meraung, tubuhnya luruh kelantai.
"Pat ..." Nadira memeluk sahabatnya, ikut menangis. Ayah Pat yang baik hati selama ini kepada siapapun, sudah pergi meninggalkan dunia ini. Meninggalkan orang-orang yang dicintai dan mencintainya.
"TADI PAPA MASIH NGANTAR AKU NAD! TADI PAPA MASIH MELAMBAIKAN TANGAN KE AKU! PAPA MASIH PUNYA JANJI KEMBALI MASAK BARENG AKU!" Pat terisak dalam pelukan sahabatnya itu.
Nadira kehilangan kata-kata, diam mendekap sahabatnya dengan tulus. Dia bisa merasakannya.
"Pat kamu sudah selesai?" Dikelas, Dipa menghampiri Pat membawa makanan.
"Shht!" Nadira menaikkan jarinya, menyuruh diam.
Pat menangis tiba-tiba. "DIPA, BILANG KALAU AKU LAGI MIMPI!"
"Mimpi apa?" Dipa tertegun, hatinya ikut tergores melihat sahabatnya pertama kali menangis dihadapan banyak orang.
Nadira berbisik sesuatu pelan. Dipa melotot tidak percaya. Bergegas menenangkan Pat.
"Pat ada yang cari kamu," ucap Nana yang baru saja masuk. "Eh, Pat?"
Nadira dan Dipa mengangkat telunjuk masing-masing, menyuruh diam.
"Aku bantu kamu berkemas Pat." Nadira meraih alat tulis dan buku-buku dalam laci meja.
"Tidak usah khawatir dengan pelajaran nanti. Aku bakal nyalin buat kamu." Nadira memeluk bahu Pat, menenteng tasnya.
"Hati-hati Pat." Mereka bertiga melambaikan tangan.
Pat hanya diam. Menangis dalam senyap. Mengutuk dirinya sendiri. Hingga mobil berbelok menuju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
erreur
RomanceBagaimana rasanya mencintai seorang kakak kelas? Satu baru masuk, satu hendak lulus, secara diam-diam pula. Setelah perhatian-perhatian kecil, bahkan hingga pengorbanan besar, akankah rasa itu membuahkan hasil? Ini adalah sebuah kisah seorang Pat da...