Thirteen

9.4K 792 56
                                    

Saat ini Mark sedang berada di kampusnya. Hari ini dia ada jadwal kuliah pagi, jadi Mark berangkat pukul 08.00.

Jeno ia tinggal di apartemen nya sendirian. Anak itu udah mark beritahu biar di dalam apartemen aja sebelum dirinya pulang.

"Pagi Mark, " Sapa seseorang.

"Pagi, " Jawab Mark sambil melihat ke orang itu, kemudian ia langsung pergi.

"Kamu mau kemana Mark, " Tanya orang itu sambil menyusul langkah kaki Mark.

"Kantin, "

"Mau sarapan ya?? "

"Hm,, "

Orang itu kemudian berhenti di depan Mark, agar langkah Mark terhenti.

"Kalo gitu aku boleh ikut gak?? " Tanya orang itu sambil menatap dengan pupy eyes.

Mark pun mengangguk singkat. Orang itu tersenyum senang, lalu ia kembali melangkah di samping.

Diam-diam orang di samping Mark, mencoba untuk menggenggam tangan Mark. Namun saat tangan mereka akan bersentuhan, tangan Mark terangkat ke atas dan melambai ke arah seseorang.

"Hen! " Panggil Mark ke arah temennya.

Orang yang berada disamping Mark melengkung kan bibirnya ke bawah. Lalu segera menyusul Mark, yang telah berada di dekat teman nya.

"Oy Mark, " Hendery melihat ke arah teman nya yang berjalan mendekat.

"Lu udah makan belum der?? "

"Lu mau traktir gue ya, kalo iya kebetulan gue belum makan, " Jawab Hendery sambil tersenyum.

"Gak ya su, gue cuman nanya doang. Kalo belum kan bisa makan bareng, "

"Halah.. Kirain mau traktir, "

"Mark, "

"Loh Karin, lo bareng sama Karin, Mark? " Tanya Hendery.

"Gak cuma kebetulan papasan aja, ya udah ayok sarapan gue laper, " Ucap Mark.

Mereka kemudian duduk di bagian pojok. Setelah memesan makanan masing-masing.

Mereka kemudian makan dengan diam. Sesekali Karin melirik ke arah Mark.

Sebenarnya gadis itu telah menyukai Mark sejak lama, tapi karin tidak berani menyatakan cintanya.

Karin kemudian mengambil minumannya yang berbentuk botol. Saat membuka penutup nya, dirinya berpura-pura tidak bisa, agar Mark mau membantu nya.

Namun ternyata Mark hanya cuek. Hendery yang melihat Karin kesusahan, mencoba untuk menbantunya.

"Sini Rin, biar gue bukain, "

Walau merasa sedih karena bukan Mark yang melakukannya, tapi Karin tetap menyerahkannya ke arah Hendery.

"Nih, " Ucap Hendery, sambil menyerahkan botolnya ke arah Karin.

"Makasih, " Ucap nya, sambil tersenyum paksa ke arah Hendery.

Hendery kemudian melanjutkan makanannya. Sedangkan Karin menatap Mark sedikit sedih. Kenapa sangat sulit untuk mendekati Mark.

"Uhm... Mark, nanti sepulang kuliah kamu sibuk gak??"

"Sibuk, "

"Yaudah, "

••••

Mark telah sampai ke apartemen nya,  dirinya kemudian membuka pintu. Mark melewati ruang keluarga, dan ia melihat Jeno yang tengah tertidur di atas sofa.

"Nono bangun, pindah ke kamar. Biar badannya gak sakit, " Ucap Mark mencoba membangunkan Jeno.

Jeno hanya mengerang, enggan untuk membuka mata nya. Hal itu membuat Mark menghela nafas. Ia kemudian menggendong Jeno, untuk ia pindah kan ke kamarnya.

Mark menidurkan Jeno ke atas kasur nya, lalu dirinya segera berjalan ke arah kamar mandi. Jujur badannya terasa lengket, hal itu membuat Mark tidak betah.

Dua puluh menit kemudian Mark keluar kamar mandi, dengan menggunakan celana tanpa atasan. Dia melihat ke atas kasur dan ternyata Jeno masih tidur.

Mark kemudian segera berjalan ke arah kasurnya, lalu menidurkan badannya disamping Jeno. Tangannya memeluk Jeno, lalu matanya ikut terpejam. 

••••

Jeno mengerjapkan matanya, tubuhnya terasa sesak. Saat matanya telah terbuka, Jeno melihat dada seseorang. Matanya melotot kaget, kemudian melirik ke atas untuk melihat wajahnya. Dan ternyata itu Mark, huh Jeno kira penyusup.

Jeno kemudian terus memandang wajah Mark, karena jujur saja Mark terlihat tampan di mata Jeno.

"Udah puas mandangin wajah gue? " Tanya Mark.

Jeno yang tertangkap basah karena terus memandang Mark, merasa malu. Dirinya kemudian menyembunyikan wajahnya di dada Mark, sambil mendusal mencari tempat yang nyaman.

"Tuan, " Guman Jeno merasa malu.

Mark terkekeh, dirinya semakin mengeratkan pelukan nya sehingga hidung Jeno tergencet dada Mark.

"No, " Panggil Mark.

"Iya, " Jawab Jeno, dengan wajah yang masih sembunyi di dada Mark.

Mark mencium rambut Jeno yang berbau harum.

"Mulai sekarang lu jangan panggil gue Tuan, tapi panggil gue kakak oke?? " Ucap Mark.

Jeno hanya mengangguk, sebagai jawabannya.

TBC

Haloo
Udah lama ya, gue gak update nih cerita. Kayaknya udah sekitar 9 bulanan ya.
Wkwkkw

Gimana kalian masih setia kah nunggunya?
Pasti kalian udah pada lupa alurnya atau lupa kalo ini ceritanya ada di perpus kalian? Soal nya udah hampir setengah tahun gue biarin aja.

Awalnya gue gak mau lanjut, tapi karena gabut gue jadi lanjutin.

Jadi semoga kalian suka yaaaa.

HYBRID | MarknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang