PART 05

4K 374 133
                                    

150 Vote + 350 Komen

UNTUK NEXT!!

Komen di SETIAP paragraf!!

______

05. Mawar hitam

"Astaghfirullah, ini rumah apa kapal pecah?!!" tanya Gevan yang baru saja sampai di rumah.

"Ya ampun, Erlan sayang." panggil Amelia menghampiri putranya yang sedang menggambar di tembok.

"Kamu ngapain nak?" tanya Gevan kepada putranya.

"Eyan agi gambal papa, bagus kan." kata Erlan menunjuk hasil karyanya di tembok.

Gevan menepuk jidatnya lelah, ingin sekali ia menenggelamkan anaknya itu. Tapi ia tidak mau di cap sebagai ayah durhaka.

Tatapan Gevan langsung beralih kepada Arneza yang masih sibuk dengan ceker ayam di hadapannya.

Ia berjalan menghampiri dan membawa Eza ke dalam gendongannya.

"Eza kesini sama siapa, hm?"

"Sama mama papa om."

"Terus mama sama papa Eza kemana?"

"Itu," kata Eza menunjuk ke arah belakang bersamaan datangnya Claudia dan Aziki.

"Loh, ini kenapa pada berdiri di sini?" tanya Claudia. "Eza sayang, sini nak."

Gevan menurunkan Eza dari gendongannya dan anak kecil itu langsung berlari menghampiri Claudia.

"Ck ck ck! Kenapa jadi kayak gini?" tanya Aziki yang mengamati sekitarnya.

Lantai yang warna-warni, lukisan abstrak di tembok, sofa yang berantakan dan dua ceker ayam dengan warna kuku yang cantik terpajang di atas meja.

"Ini siapa yang mau bersihin?" tanya Gevan berkacak pinggang.

Gevan menatap Erlan dan Eza bergantian. Membuat dua anak kecil itu ketakutan dan bersembunyi di balik tubuh ibu mereka.

"Papa jangan melotot, nanti matanya kelual loh." kata Erlan membuat Gevan menghembuskan nafasnya lelah.

Ia lalu berjalan ke arah sofa panjang dan menepuk pipi adiknya yang tertidur pulas.

"Ra, bangun." katanya pelan.

"Eughh...," lenguh Anara dalam tidurnya. Namun gadis itu tak kunjung membuka matanya.

"Udah mas biarin aja, mungkin Anara nya ngantuk." kata Amelia yang berjalan ke dapur membawa kresek belanjaan.

"ASSALAMUALAIKUM, SAYANG AKU PULANG!!"

Semuanya langsung memusatkan perhatiannya ke arah pintu masuk, di sana ada Zidan dengan setelan jas nya dan plastik putih di tangan kiri dan setangkai mawar di tangan kanannya.

"Kenapa pada ngeliatin gue?" Zidan bertanya keheranan. "Gue tau gue ganteng,"

"Najes!" sahut Gevan dan Aziki bersamaan.

Zidan tertawa pelan lalu berjalan mendekati mereka semua, saat sudah dekat tatapannya langsung tertuju pada istri kecilnya yang tertidur di sofa.

Ia tersenyum lalu berjongkok di sampingnya, memberikan sebuah kecupan singkat di dahinya dan sudut bibir istrinya.

"Ini kenapa rumahnya berantakan?" tanya Zidan kepada orang-orang yang masih berdiri di tempatnya.

"Tanya sama bini Lo, sana bawa ke kamar." kata Gevan jengah meninggalkan ruang tamu.

AFTER MARRIAGE [ Hiatus! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang