PART 15

1.4K 148 15
                                    

HAII AKU COME BACK!!

HIHII, DENGAN JUDUL BARU, COVER BARU DAN ALUR CERITA YANG PASTINYA LEBIH MENARIK LAGI

JANGAN BOSEN NUNGGU CERITA INI UPDATE YA!

BUAT KALIAN YANG BELUM VOTE DAN KOMEN, AYOO!!

VOTE DAN KOMEN KALIAN SEMANGAT AKU!

15. Pingsan

__________

Zidan sedari tadi bolak balik ke kamar mandi di ruangannya, sudah ke sekian kalinya ia merasakan mual dan muntah-muntah. Reynald sudah menyarankan untuk pergi ke dokter saja, tetapi Zidan ngeyel tidak mau.

Untung saja Reynald tidak tahu jika Zidan takut jarum suntik.

Syutt, diam ya.

"Muka Lo pucet gitu bos, ayolah ke rumah sakit aja," kata Reynald khawatir. "gue takutnya lo mati terus gue jadi tersangka."

Zidan menatap Rey kesal, "Mau gue sunat lagi?"

"Ya, lagian udah tahu sakit gak mau ke dokter."

"Cuma masuk angin,"  Zidan bersendawa. "nanti di bawa tidur juga sembuh."

"Gue telponin bini Lo ya." kata Reynald sedikit khawatir dengan bos nya.

Zidan memijat keningnya, "Nggak usah. Gue mau pulang aja."

"Yakin Lo? Bisa nyetir emangnya? Ntar Lo nabrak mati lagi." Zidan menatap sengit ke arah Reynald.

"Bacot, kosongin jadwal hari ini sampe dua hari ke depan."

"Iya iya, mau gue anterin gak?" tawar Reynald saat melihat Zidan melangkahkan kakinya keluar ruangan.

"Gak usah, gue bisa sendiri."

Reynald mengedikan bahunya tak acuh, lalu menyandarkan tubuhnya di sofa sembari memainkan ponselnya.

🍒

Di rumah barunya saat ini, Anara kedatangan tamu. Yaitu Gevan dan putra kecilnya, Anara sempat bertanya kenapa Kak Amel tak ikut bersama. Dan jawaban Gevan adalah, Amel sedang melakukan treatment di salon sehingga ia harus mengurus Erlan hingga sore nanti.

"Zein di kantor?" tanya Gevan. Anara yang sedang bermain dengan Arlan pun mengangguk.

"Bikinin gue minum dong Dek, jus mangga ya."

"Bikin sendiri bang, dapur juga kelihatan dari sini." jawab Anara tanpa melirik kakaknya.

"Emang adek laknat!" sebal Gevan, akhirnya laki-laki itu pun berjalan ke dapur dan membuat minuman untuk dirinya sendiri.

"Tante, Om Jen kapan pulang?"

Jemari Anara yang sedang menyusun puzzle terhenti, wanita itu menatap Erlan dengan senyum kecilnya.

"Mungkin nanti sore, soalnya kan Om Zein kerja." katanya. "Kenapa? Erlan kangen ya sama Om Zein?"

Erlan mengangguk semangat dengan binar dimatanya. "Iya Tante, kemalin waktu Elan main sama Om Jen, Elan di ajarin belantem."

"Oh ya?"

"Iya, adi hali ini Elan mau di ajalin lagi sama Om Jen."

AFTER MARRIAGE [ Hiatus! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang