Tragedy 192 - Perempuan yang sama

2 3 0
                                    

***

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Aku tidak mengenalmu. Sepertinya kau salah orang." William melangkah melewatinya. Namun, gadis itu kembali bergerak dan menghalangi jalannya.

"Aku tidak salah orang, aku memang ingin berbicara denganmu."

"Tapi, memangnya kita pernah bertemu? Aku saja bahkan tidak ingat kalau kita pernah bertemu sebelumnya."

"Ini memang pertama kalinya kita bertemu, tapi sebenarnya aku sudah memperhatikanmu sejak awal. Maka dari itu, hari ini aku menemuimu dan ingin membicarakan beberapa hal denganmu."

"Sudahlah, kau pergi saja tampaknya yang ingin dibicarakannya adalah sesuatu yang penting," ujar Calvin.

"Benar. Jangan membuatnya sia-sia datang kemari." Jack menimpali.

"Memangnya apa yang ingin kau bicarakan denganku?" William kembali mengajukan tanya.

"Hanya hal ringan, mengenai olahraga. Sekaligus aku ingin mempromosikan sekolahku, siapa tahu kau ingin melanjutkan sekolah ke sana. Kami memiliki klub khusus yang fokus pada bidang sepak bola, dan beberapa alumni dari sekolah kami bahkan sudah bergabung dalam timnas," ujarnya.

William diam sejenak, ia melirik ke arah logo yang berada pada baju olahraga yang dikenakan gadis itu kemudian berkata, "baiklah. Aku ikut."

"Kalau begitu ayo berbicara di luar." Gadis itu berbalik dan melangkah pergi.

William menatap Calvin dan Jack. "Aku akan berbicara sebentar dengannya. Kalian berdua pergi duluan, mandi setelah itu pulanglah."

"Tapi bukankah kita akan makan bersama?" Jack menaikkan sebelah alisnya.

"Mungkin lain kali."

"Baiklah, kalau begitu kami pulang," pamit Calvin.

"Hati-hati di jalan."

Calvin dan Jack beranjak meninggalkan William seorang diri di sana. Sepeninggalan kedua temannya, William terdiam sejenak menatap ke arah pintu keluar dimana gadis yang menemuinya sudah lebih dulu pergi dan menunggunya di luar.

Ada yang tidak beres dengannya.

Ada yang tidak beres dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

"Kau tidak perlu berpura-pura lagi, karena aku tahu kau memiliki tujuan lain," ujar William begitu mereka tiba di belakang gedung olahraga yang tampak sepi. Bagian itu memang jarang di kunjungi atau bahkan dilewati oleh orang-orang karena letaknya cukup jauh dari jalan raya.

"Apa maksud dari perkataanmu? Aku sungguh ingin membicarakan mengenai olahraga." Ia berkelit.

"Haha, kau pikir aku bodoh? Atau sepertinya justru kau yang bodoh. Apakah kau tidak tahu kalau logo sekolah di kaos yang kau gunakan adalah sekolah khusus putri?" William terkekeh pelan.

Melinda terkejut mendengarnya, ia spontan menatap logo pada kaosnya, dan benar. Yang tertulis dibawahnya bertuliskan sekolah khusus putri.

"Oh astaga, ternyata kau cukup teliti." Melinda terkekeh menyadari hal itu. Ia mendongak menatap William intens.

"Siapa kau sebenarnya?! Dan apa maumu, kenapa berpura-pura ingin berbicara denganku?"

"Sepertinya aku tidak membutuhkan penyamaran lagi." Melinda mengubah penampilannya pada wujud sebenarnya. William membulatkan matanya melihat apa yang terjadi pada gadis itu yang dalam sekejap berubah menjadi wanita dewasa yang tak lain adalah wanita yang sama yang dia temui di taman beberapa waktu lalu.

"Kau!" William tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

"Aku senang kau masih ingat denganmu. Sekarang, mari ikut denganku." Melinda menarik tangan William, tapi lelaki itu dengan gesitnya menghindar dari cengkraman tangannya.

"Kau tidak akan bisa menangkapku!" William berbalik, ia berlari secepat mungkin dengan kemampuannya. Tetapi langkahnya mendadak terhenti saat secara tiba-tiba beberapa orang pria menghadang satu-satunya jalan menuju jalan utama. Mereka semua berdiri mengepungnya.

***

Adventure In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang