Tragedy 199 - Kelompok

8 2 0
                                    

***

Bel pertanda istirahat berbunyi membuat fokus semua orang dalam sekejap beralih. Semua orang di dalam kelas bergegas membereskan meja belajar mereka. Memasukan alat tulis mereka ke dalam tas.

"Okay, time's up!" ujar Bu Laila. "Sebelum istirahat, ibu akan membagi kelompok kalian untuk tugas yang harus kalian kumpulkan Minggu depan. Dalam satu kelompok akan terdiri dari empat orang anggota, dan ibu minta semuanya bekerja sama. Ibu tidak ingin mendengar laporan bahwa ada anggota yang tidak ikut membantu mengerjakan tugas kelompoknya, oke? Ibu akan tuliskan nama anggotanya di papan tulis, agar kalian bisa mulai mendiskusikan mengenai tugas kalian."

"Baik, bu," sahut mereka serentak. Wanita berusia tiga puluh empat tahunan itu lantas menuliskan nama dan kelompok yang telah di buatnya. Menyusun semuanya di papan tulis.

Setelah selesai, ia lantas berpamitan dan mempersilakan seluruh siswanya untuk menikmati jam istirahat mereka.

Semua orang berhamburan keluar dari dalam kelas menyisakan empat orang yang tak lain adalah Rei, Heru, Lusia, dan Gloria yang ternyata di tempatnya dalam satu kelompok yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang berhamburan keluar dari dalam kelas menyisakan empat orang yang tak lain adalah Rei, Heru, Lusia, dan Gloria yang ternyata di tempatnya dalam satu kelompok yang sama.

Lusia terduduk di mejanya. Gadis itu tampak benar-benar kecewa setelah tahu siapa saja anggota kelompoknya. Gadis itu berubah tak bersemangat saat membaca nama Rei tertera di sana.

Rei masih termenung. Ia malas beranjak dari tempat duduknya, dan ia tidak ingin bertemu dengan sekelompok orang aneh itu, di kantin lagi.

Sementara itu, Heru masih sibuk menyalin tulisan Rei. Materi yang cukup panjang, dan penulisan yang berbelit membuatnya kesulitan untuk menulis setiap materi dengan tempo cepat. Maka dari itu, ia menyalin tulisan milik Rei yang sudah selesai.

Gloria yang semua terduduk di meja yang sama dengan Lusia lantas beranjak bangun. Ia menghampiri papan tulis dengan nama setiap kelompoknya masih tertulis dengan rapi di sana.

"Kelompok tiga, Gloria, Heru, Lusia, dan Rei." Gadis itu membaca tulisan yang tertera disana dengan suara yang begitu keras.

"Tampaknya bu Laila juga bahkan tahu harus menempatkan kalian di kelompok yang mana." Gadis itu terkekeh pelan.

Heru mendongak, beralih fokus dari bukunya. "Apa maksudmu?" tanyanya yang sama sekali tidak mengerti dengan ucapan gadis itu.

Gloria menoleh ke arahnya. "Huh? Mengenai ucapanku? Kau penasaran apa maksudku?"

Heru mengangguk pelan sebagai jawaban. Gloria terdiam sejenak, ia melirik pada sahabatnya yang terduduk di mejanya dengan posisi kepala yang terbaring di atas meja sembari menoleh ke arah dimana tidak ada orang sama sekali.

"Ma…"

"Jangan dengarkan dia!" Lusia tiba-tiba memotong ucapan Gloria yang baru saja membuka mulutnya.

Heru dan Gloria menoleh serentak ke arah Lusia yang baru berucap. Gadis itu membenahi posisinya jadi duduk tegap.

Lusia menatap Gloria dengan tatapan tajam. "Dia hanya bicara yang tidak penting!"

Lusia menekan kalimatnya. Heru berubah bingung. "Benarkah?"

"Ya, dia suka berbicara hal yang tidak penting. Jadi lebih baik kau hiraukan dia dan fokus pada pekerjaanmu. Aku dan Gloria akan pergi ke kafetaria dulu untuk makan siang setelah itu kita bertemu di perpustakaan untuk membahas mengenai tugas kelompok kita."

Lusia beranjak dari kursinya. Ia menarik Gloria cepat sebelum gadis itu berbicara hal yang lebih tidak penting lagi.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita ke kafetaria bersama? Kebetulan aku juga sudah selesai."

***

Adventure In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang