***
Rei membuka kedua matanya spontan. Raut wajahnya berubah cemas saat ia membuka mata.
"Rei, ada apa?" Elvina menatapnya bingung.
Rei bergegas bangun dari tempat duduknya. "William dalam bahaya, ku akan berusaha membantunya. Kau tunggu di sini, kondisimu benar-benar masih lemah."
"Apa? William dalam bahaya?" Elvina berubah panik. "Bagaimana bisa? Dimana dia? Kita harus menolongnya!" Ia bergegas bangun dari tempat duduknya.
"Biar aku saja yang tangani ini, kau duduk di sini dan pulihkan seluruh energimu."
"Tidak bisa! Dia adalah adikku!"
"Tapi ini agar tidak memakan waktu. Aku tidak ingin kondisimu semakin parah, jadi biarkan aku saja yang pergi membantunya. Aku janji akan membawanya kembali dengan selamat!"
"Baiklah, kalau begitu aku percayakan semuanya padamu." Finalnya setelah terdiam beberapa saat.
Rei segera berlari menuju pintu keluar. Tiba di luar, Rei menggunakan kemampuan terbangnya agar bisa tiba lebih cepat di tempat dimana William berada.
*
"Tangkap dia!" titah Melinda pada beberapa anak buahnya yang berdiri di belakang.
Mereka berjalan menghampiri William, menarik kedua tangannya. Berusaha membangunkannya.
William memberontak, ia memikirkan cara agar bisa bebas dari cengkraman mereka. Namun, gagal.
"L… lepaskan aku!" teriaknya sembari terus memberontak.
"Kau akan ikut dengan kami!" Satu anak buahnya berujar. Ia menarik paksa lengannya hingga William berhasil berdiri.
Melinda berbalik arah, ia benar-benar senang karena berhasil menangkap William. Sekarang ia hanya perlu menunggu kabar dari Joe tentang Elvina.
"Ayo bawa dia!" tuturnya sambil melangkah.
"Lepaskan aku!" William kembali memberontak.
Aku harus bisa kabur dari mereka! Tapi bagaimana caranya? Energiku benar-benar hanya tinggal sedikit lagi sedangkan jumlah merek tidak sebanding denganku. William semakin resah.
Di sisi lain. Rei terbang di atas sana, ia melihat mereka semua dengan jelas di bawah sana.
Will… aku akan menyelamatkanmu! batin Rei. Ia bergerak turun dan mendarat di belakang mereka dengan selamat.
Rei mengerjapkan mata, pupilnya berganti warna menjadi biru. Ia menatap ke arah beberapa orang evolver di sana.
Dalam sekejap, kobaran api biru membakar mereka dan membuat semua orang terkejut.
Mereka menoleh ke arah beberapa temannya yang terbakar. Pria-pria itu melepaskan cengkramannya dari William. Mereka kelabakan, berlari dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Berguling-guling di tanah bersemen sembari terus berteriak kepanasan.
William yang melihat ada kesempatan, bergegas pergi dari tempat mereka. Begitu melihat Rei, ia segera menghampirinya.
"Rei!" panggil William sembari menghampirinya.
Melinda dan anak buahnya yang lain spontan menoleh ke arah Rei yang baru saja tiba.
Melinda membelalakkan matanya saat sadar siapa lelaki yang berdiri di sana.
L… lelaki itu… bukankah dia lelaki tampan yang waktu itu aku temui di taman? Dia… apakah dia adalah evolver yang di maksud Joe? Api itu… Melinda tak mampu berkata-kata menyadari apa yang terjadi, ia benar-benar dibuat speechless setelah bertemu dengan Rei yang datang menyelamatkan William.
Rei mengerjap, irisnya kembali seperti semula. "Will, kau baik-baik saja?" Rei menatap William dengan raut wajah cemas.
"Aku baik-baik saja."
"Kau terluka." Rei melihat kondisi sepupunya yang nampak kacau itu.
"Tapi aku sudah tidak apa-apa. Kau tidak perlu cemas."
"Kita harus segera pergi dari sini."
Rei dan William bergegas pergi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In The Dark
Fantasy[SERIES 1 - Part A] "Adventure In The Dark" "Apa yang tampak dari luar terkadang berbeda jauh dengan apa yang ada di dalam." *** Rei Adhitama Arion, mengembara selama satu tahun lamanya guna mencari jati diri dan ingatannya yang hilang. Pencariannya...