20). Penasaran

75 4 0
                                    

Orang yang benar-benar menayangimu, pasti tidak akan pernah menyembunyikan apapun padamu.


—————

"KAK MIKOO!!!!"

Suara yang terdengar nyaring berasal dari lantai atas membuat sang pemilik nama yang tadinya bersantai meminum jus mangga dan kentang goreng itu mendadak menegang dan dengan cepat berlari menuju asal suara.

Zara menangis, itu yang pertama kali Miko lihat di ambang pintu kamar mama nya.

"Kenapa?" Tanya Miko panik, namun Zara tak menjawab dan langsung menarik tangan Miko untuk masuk kedalam kamar Mama nya itu.

"MAMA! " ucap Miko panik, "kenapa mama Ra?" Tanya nya lagi.

Zara hanya menangis, melihat mamanya tergeletak pingsan di dekat kamar mandi kamarnya.

"Kenapa Ra?!" Ujar Miko sedikit membentak.

Zara menggeleng menutup mulutnya, "Zara masuk kamar mama, mamanya udah kaya gini kak" jawabnya terbata-bata akibat menangis.

"Ambil kunci mobil di kamar kakak, cepet. Kita kerumah sakit sekarang!" Ucap Miko seraya menggendong mamanya.

Sedangkan Zara ia berlari menuju kamar Miko yang tak jauh dari kamar Mama nya. Setelah itu mereka berdua pun langsung pergi menuju rumah sakit terdekat.


—————-


Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Zara dan Miko kini sudah tenang karena mamanya-Fara sudah sadar dan mendapati penanganan dari Dokter. Mereka kini berkumpul didalam ruangan serba putih itu.

"Mama kenapa sih, ko bisa pingsan?" Tanya Zara sambil terus menggenggam tangan mama nya.

Fara tersenyum, "mama pusing, terus abis itu ga sadar deh tiba tiba dirumah sakit" jawabnya.

Zara mengerucutkan bibirnya kesal. "Harusnya mama langsung panggil Zara kalo emang lagi ga enak badan, kenapa harus maksain berdiri"

Miko terkekeh, adiknya itu memang sangat dekat dengan Mama nya, jadi terlihat jelas betapa khawatirnya ia dengan keadaan sang Mama.

"Miko beli makan dulu ya buat Zara, oiya mama ini buburnya di makan abis itu minum obat ya" ucap Miko lalu pergi meninggalkan ruangan.

Zara menoleh ke mangkuk yang berisi bubur, terlihat tidak menarik. Begitulah makanan rumah sakit.

"Zara suapin ya ma" kata Zara, namun mama nya itu menggeleng.

"Gausah, mama bisa sendiri. Kamu bayar biaya rumah sakit aja, tadi kak Miko udah kasih kan uangnya?" Ucap Fara sambil mendudukan tubuhnya.

Anaknya itu mengangguk, lalu berdiri. "Yaudah, aku ke bawah dulu ya ma"

Zara melangkahkan kakinya, pakaian rumahan seperti celana hotpants dan baju croptop itu melekat di tubuhnya. Sesekali ia merasa risih karena beberapa orang yang mungkin sudah tua melihat Zara dengan tatapan tidak suka.

Apasih, ibu-ibu kok pada julid gitu mukanya, batin Zara.

Setelah sampai, Zara langsung membayar biaya rumah sakit dan menandatanginya. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri karena rumah sakit sangat sepi, entah karena sudah malam atau memang orang sakit sudah tidak ada, ah Zara malas memikirkannya.

Ketika selesai, Zara duduk terlebih dahulu di kursi dekat dengan pintu masuk, dia berniat menunggu kakak nya karena perutnya sedari tadi sudah berbunyi, menandakan bahwa cacingnya sudah ingin makan-makanan lezat.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang