8). Cowok labil

134 6 0
                                    

Dirga mengunci gerbang ketika bel sudah berbunyi. Hari ini adalah hari kamis, biasanya akan sangat banyak yang kesiangan tapi ternyata hari ini tidak ada satupun, dan itu membuat Dirga lega.

Pasalnya dia tidak akan cape-cape menghukum orang, jadi dia akan langsung ke kelas untuk belajar.

Seperti biasa, tiap pagi ketua osis menggunakan almamater osis berwarna biru tua. Dan itu membuat ketampanan Dirga seolah-olah terlalu berlebihan.

Dirga menoleh, mencari sosok wakil ketua osis yang bernama, Tasya. Buku data siswa masih tergeletak di lantai, sedangkan sang petanggung jawab entah kemana hilangnya.

Dirga mengambil buku besar tersebut, lalu beranjak untuk masuk kelas. Namun suara decakan membuatnya menoleh ke asal suara.

"Jam segini kok udah ditutup sih!"

Dirga memutar bola matanya, memandang gadis yang tengah napas ngos-ngosan memegang gerbang dengan kedua tangannya. Namun seperti nya gadis itu tak menyadari bahwa Dirga ada disitu.

"Manjat aja deh!"

Dirga masih diam, membiarkan perempuan itu menaiki gerbang, niatnya dia akan memberi hukuman yang berat karena perempuan itu berani masuk padahal sudah telat.

Zara, dia menaiki gerbang dengan keahlian terpendamnya saat masih disekolah Bintang. Dia memang buronan guru bk dulu, karena selalu datang terlambat.

Dan hari ini, dia berani menaiki gerbang karena merasa tak ada siapa-siapa. Dengan cepatnya, Zara memanjat, saat berada diatas roknya tersangkut besi yang lumayan tajam. Membuatnya meringis dan deg-degan ditempat.

"Duh gimana ini" gumamnya, sambil berusaha melepaskan roknya dari besi.

"Susah banget sih" gumamnya lagi, keringat dingin mulai muncul di pelipisnya.

"LAGI APA LO?!"

Bruk!

"AWWW....."

Zara terjatuh, tepat dihadapan Dirga. Dan cowok itu hanya diam memandang Zara yang sedang terbaring dibawahnya. Wajahnya melas, ditambah kaget karena tertangkap basah oleh ketua osis.

"Pusiinggg" rengek Zara seraya memegangi kepalanya.

Zara mengulurkan tangannya pada Dirga, meminta bantuan untuk dibangunkan. Dan tanpa basa basi Dirga meraih tangan itu, membantu Zara untuk berdiri.

"Lo kok gak nangkep gue sih Ga!" Kesal Zara sambil menepuk bahunya yang kotor.

"Suruh siapa lo manjat" ujar Dirga wajahnya dingin.

Sedangkan Zara dia mengerucutkan bibirnya kesal. "Sakit tau"

Mata Dirga menurun, alisnya terangkat ketika melihat rok Zara yang sobek sangat lebar sampai ke atas. Bibirnya tersenyum sedikit, lalu kembali datar.

"Bagus juga badan lo" celetuk Dirga, membuat Zara mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan perkataan Dirga.

"Maksud lo?"

"Tuh!" Ucap Dirga lalu menunjuk bagian rok Zara yang sobek dengan dagunya.

Zara mengikuti arah tunjuk Dirga, matanya membulat bibirnya pun membentuk O karena kaget dengan roknya yang sobek sampai atas.

Dengan cepat Zara membelakangi Dirga, kedua tangannya menutupi bagian roknya yang sobek.

"Ih maluuuuuu!!" Rengek Zara sambil menghentakkan kedua kakinya.

Sedangkan Dirga, dia mengulum senyum memperhatikan tingkah menggemaskan Zara. Entah kenapa melihat tingkah aneh Zara itu membuat Dirga senang, padahal dia sangat tidak suka pada perempuan yang banyak tingkah dan banyak omong.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang