11). Tidak sesuai

120 6 0
                                    



Jangan pernah berharap lebih pada manusia, karena akhirnya kecewa lah yang akan didapat

————-

"Astagaa Zaraaa!!!!" Ucap Dirga sambil mengacak rambutnya frustasi.

Zara menundukan kepalanya, ia merasa bersalah sekarang. Gara-gara ulahnya, Dirga jadi tidak bisa latihan dan mereka terkunci didalam toilet.

"Maaf..." lirih Zara.

Zara tak berani menatap mata Dirga, karena kini Dirga tengah menampakkan emosi yang memuncak pada Zara. Matanya pun menajam saat menatap Zara.

"Maafin, gue gak sengaja" ucap Zara lagi.

Dirga menghela napas, menyimpan baju seragamnya di gantungan baju dekat pintu. Lalu menyenderkan tubuhnya di tembok kamar mandi, matanya tetap menatap Zara yang kini berada didepannya.

"Kalo lo gak kesini gak mungkin gue gak latihan"

Zara mendongak. Bibirnya mengerucut dengan keringat mengucur dipelipisnya.

"Lo marah? Gue minta maaf" Zara melangkahkan kakinya 2 langkah mendekat ke arah Dirga. Kini mereka sangat berdekatan, beda beberapa centi saja.

Hening. Keduanya sama-sama diam. Dirga tidak mau mengeluarkan kata-kata pedasnya pada Zara, sedangkan Zara dia tidak mau berbicara lagi karena Dirga tak menjawabnya sedari tadi.

Dirga melihat jam di tangan kanannya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore. Dan mereka masih terkunci didalam kamar mandi. Bagaimana jika tidak ada yang menolong mereka sampai besok.

Dirga sudah pusing memikirkan itu, bisa saja Dirga mendobrak pintu, namun ia malas dipanggil keruang Bk lagi, jadi sekarang hanya menunggu keajaiban saja.

Zara mengetuk pintu beberapa kali, memukul-mukulnya dengan keras lalu berteriak. Namun tetap saja, tidak ada yang mendengarnya diluar karena sudah sangat sepi.

"Dirgaaa..." lirihnya.

Dirga menghela napas sebentar. "Apa?"

"Lo marah?"

"Jelas"

"Gue minta maaf" ucap Zara sambil menarik ujung baiu Dirga.

Dirga menunduk, menatap tangan Zara yang menarik-narik ujung bajunya. Bibirnya tersenyum saat itu juga. Namun hanya 1 detik, selebihnya kembali datar seperti semula.

"Iya"

Zara tersenyum. "Dimaafin bukan?"

"Iya"

"Yes, makasih Dirga!" Senang Zara, detik itu juga dia memeluk Dirga. Bukan karena suka, tapi karena rasa senang karena dimaafkan oleh Dirga akibat kesalahannya.

Sedangkan Dirga, dia menelan salivanya susah payah. Jantungnya berdetak melebihi ritme yang biasanya. Tegang, itulah yang dirasakan Dirga sekarang. Entah kenapa ia menjadi salah tingkah seperti ini dipeluk Zara.

"Dirga, gue janji gak akan bikin kita disini terlalu lama. Bentar lagi temen gue pasti kesini, nyariin gue" ucap Zara lalu melepaskan pelukannya.

Dirga mengangguk saja.


=====



Naura, dan Via tengah sibuk mencari keberadaan Zara. Saat ditelpon, ternyata ponsel Zara ada pada Naura. Sehingga membuat dua orang itu bingung mencari dimana Zara sekarang.

"Cape gue, kemana sih tu anak" ucap Naura kesal.

Via menggeleng. Kemudian matanya terbuka lebar, mengingat bahwa Zara menanyakan Dirga pada Lintang dan Lintang menjawab Dirga di toilet.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang