4). Curhat

147 7 0
                                    

(FOLLOW VOTE & COMMENT YA)

Aku hanya ingin bahagia, dibahagiakan dan membahagiakan. Hanya itu saja, tidak lebih..

-ZARA FRADELLA

——————————————————

"berapa kali sih Ga, ibu harus bilang sama kamu. Jangan tawuran-tawuran kaya gitu. Kamu itu ketua osis di sekolah ini, harusnya memberi contoh yang baik buat yang lain!" Bu Rika-guru Bk SMA Garuda tengah memarahi Dirga.

Dengan tubuh yang ideal, cantik, awet muda sudah bahkan belum mempunyai suami. Maka banyak sekali murid yang ingin masuk Bk hanya karena gurunya yang cantik. Dasar murid mata keranjang memang.

"maaf Bu" Dirga menatap ke meja, sedari tadi dia hanya diam karena memang sudah biasa berurusan dengan Bu Rika ini.

"maaf terus tapi diulangin lagi. Kamu itu murid kebanggan guru disini, kamu itu pintar, berprestasi dan juga ketua osis. Ibu mohonlah buat jangan kecewain guru-guru disini" Bu Rika menatap lekat murid didepannya. "jangan pernah jadi pemimpin tawuran lagi, tetap pokus sama belajar kamu" lanjutnya.

Dirga menatap tajam pada guru didepannya, wajahnya datar. "maaf bu. Tapi saya gak mau hidup terlalu monoton. Saya juga remaja biasa bu sama kaya yang lain, kalo hidup saya Cuma belajar, belajar dan belajar itu sangat membosankan"

Bu Rika menghela napas panjang, cape berbicara pada Dirga yang tidak pernah didengarkan. "bukan gitu, tapi lebih bagus kan kamu fokus belajar daripada ikut-ikutan kaya gitu"

"sekali lagi saya minta maaf. Saya gak mau hidup Cuma gitu-gitu aja, ibu tenang aja soal sekolah, pelajaran sama olimpiade bakalan tetap saya perjuangin Bu. Tapi jangan pernah atur-atur hidup saya." Kata Dirga membuat Bu Rika melongo dibuatnya.

"permisi" setelah mengatakan itu Dirga berdiri, keluar dari ruangan yang dingin dan mencekam itu.

Dirga mendengus malas saat membuka pintu, ketiga temannya menguping di pintu. Wajah mereka nyengir tanpa dosa membuat siapapun pasti akan ingin memukulnya.

"lo hebat Ga, berani banget lo. Bangga gue punya teman kaya lo" puji Galih diangguki oleh Galen dan Adit.

"iya Ga, gue aja gak berani bilang gitu. Hebat lo! Makin cinta gue sama lo" timpak Adit merangkul Dirga bangga.

Dirga hanya diam, ketiga temannya terus saja berceloteh tidak jelas memujinya. Orang lain mungkin akan merasa senang dipuji, tapi tidak dengan Dirga. Dia bosan mendapatkan pujian.

"ya iyalah orang Dirga mah jenius, gak kaya lo Dit!" kata Galen membuat Adit berdecak tidak terima.

"sembarangan lo Gal. Gini-gini gue pernah ranking satu pas kelas 1 sd!" bangganya pada Diri sendiri.

Adit memang pernah mendapat peringkat satu saat kelas 1 sd, karena mamahnya menjanjikan sepeda pada Adit jika mendapatkan ranking satu dikelas.

Namun saat Adit benar-benar mendapat peringkat satu, mamahnya tidak membelikan sepeda yang seperti Adit mau, malah membelikan mainan sepeda yang seukuran penghapus joyko.

Makanya Adit kecewa, dia menangis dan berjanji tidak akan lagi menjadi pintar. Dia tidak ingin lagi mendapatkan peringkat satu, sampai sekarang Adit selalu malas belajar. Kebiasaannya hanya menyontek pada Dirga.

"itu pun kelas satu doang!" ejek Galih membuat Adit terkekeh.

"segitu juga gue pernah. Daripada lo berdua belum pernah ngerasain"

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang