Jarum jam tepat menunjukkan angka 8 malam, Zara Fara dan Miko tengah asik menonton tv kesukaan mereka, lebih tepatnya kesukaan Zara. Karena Miko dan Fara selalu mengikuti saja apa yang ingin di tonton anak bungsunya itu. Yaps, di hadapan mereka kini ada tayangan drama korea, seperti biasa setiap malam Zara akan menonton drama korea di ruang tv keluarga.
Kenapa tidak dikamar? Karena orang tua Zara tidak mengijinkan adanya Tv di dalam kamar masing-masing, karena itu akan mengurangi rasa berkumpulnya suatu keluarga. Mereka jadi bisa saling membagi cerita, saling berkomunikasi dengan baik dan bercanda.
"Ma, ko papa udah 2 bulan ga pulang-pulang ya. Emangnya kerjaannya masih banyak?" Tanya Zara membuat Fara menoleh.
"Kemarin papa kamu bilang sih dia ada masalah di kantor, jadi akan lama sekali di Jakarta" jawab Fara.
Zara mengerucutkan bibirnya, padahal ia merindukan sosok papanya yang selalu siap siaga jika Zara ingin sesuatu, papanya pasti akan selalu menurutinya di detik itu juga. Tapi sekarang sudah lama papanya tidak pulang, Zara sedih.
"Zara pengen kumpul berempat lagi, tapi papa sibuk terus" ujarnya, wajahnya terlihat sangat sedih.
Miko terkekeh, adiknya itu memang cengeng bila bersangkutan dengan papanya. "Udahlah, papa juga kerja kan cari uang buat kita"
Zara mendelik sebal, "iya sih, tapi kan kangen kak!"
"Tunggu aja, ga lama juga bakalan pulang kok" ucap Fara menenangkan.
Ketiganya kini kembali fokus pada drama korea di depannya, dengan cemilan yang terus masuk kedalam mulut mereka membuat suasana semakin nyaman.
Tok tok tok
"Assalamualaikum"
Samar-samar terdengar suara dari depan rumah mereka, sesekali pintu besar itu di ketuk dengan keras membuat Fara, Zara dan Miko saling menatap.
"Biar Zara aja yang buka" ucap Zara seraya berdiri dan dibalas anggukan oleh Fara dan Miko.
Zara berjalan dengan sedikit berlari menghampiri pintu rumahnya. "Waalaikumsalam " jawabnya sambil membuka pintu.
Zara mematung beberapa detik, kemudian mengerjapkan matanya ketika seseorang didepannya kini menepuk pundaknya pelan.
"Lo kenapa?"
Dirgantara, cowok tampan itu kini berdiri didepan Zara dengan tangan kanan membawa pizza berukuran besar dan sebelah kiri membawa gitar kesayangannya. Dengan baju kemeja berwarna hitam dilengkapi dengan celana berwarna hitam pula, sobek dibagian lutut.
"Ra" panggil Dirga lagi karena Zara masih diam menatap cowok itu lama.
"Eh, kamu ngapain disini? " tanya Zara sambil celingak celinguk melihat ke halaman rumahnya, takut-takut jika didepannya kini bukan manusia. Melainkan jin yang menyerupai pacarnya itu.
Dirga menunjukan gitarnya, lalu menjawab. "Latihan buat pentas seni nanti"
"Malam malam gini?" Tanya Zara lagi.
Dirga mengangguk. "Kan lo suka nyuruh gue kerumah lo malem malem"
"ZARAA, SIAPA NAK?" Suara Fara membuat keduanya melihat kedalam rumah, setelah itu Zara mengajak Dirga untuk masuk.
"Assalamualaikum tante, maaf ya ganggu malem malem gini" ucap Dirga seraya mencium punggung tangan Fara dan Miko dan disambut dengan hangat oleh keduanya.
"Waalaikumsalam, gak ganggu kok nak. Tapi tumben loh malem malem gini"
Dirga tersenyum, dan Zara ikut tersenyum. Entah kenapa senyuman Dirga itu seolah adalah pelet terkuat yang mampu membuat Zara klepek-klepek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGANTARA
Fiksi RemajaKamu terlalu tertutup untuk aku yang selalu ingin tahu tentang kamu. -Zara Fradella ---- Dirgantara Ardana, laki-laki tampan yang menjadi kekasih seorang Zara Fradella. Seorang laki-laki yang mempunyai dua sikap yang bisa ia ubah kapanpun jika ia ma...