Brak!
Lembaran kertas putih berserakan diatas meja akibat di lempar oleh atasan, hal itu dilakukan karena laporan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan atasan tersebut.
Dan pemberi laporan kini tertunduk takut sembari meremat tangannya.
Ia sadar akan kesalahannya, seharusnya dia mengecek lagi laporan yang dibuat sebelum diberikan ke atasan, namun waktu yang kian malam membuatnya jadi terburu-buru.
"Ulangin." Suara tegas dan dingin terdengar, atasan tersebut duduk di kursi besarnya sembari menyilang kaki dan memijit pelan pelipisnya.
Pemberi laporan mengangguk cepat dan bergerak membereskan laporan yang berserakan di meja, setelah dibereskan semua, ia menunduk sopan sebelum bergerak mundur, atasan hanya menghela nafas sembari menyandarkan kepala ke kursi, ia memejamkan mata dan ringisan pelan terdengar karena kepalanya sakit dan pusing.
Entah kenapa laporan yang dipercayakan kepada pegawainya terlihat berantakan, dan tidak ingin terjadi untuk kedua kalinya, ia segera beranjak dari kursi dan bergerak keluar dari ruangan.
Setibanya di luar ia terus melangkah menuju meja pegawainya tersebut dan setibanya di sana ia berkacak pinggang disertai kernyitan dahi karena tidak mendapati pegawainya disini.
Melihat sekeliling hanya kegelapan serta cahaya remang-remang dari kamar mandi yang dilihatnya.
Tidak ada tanda-tanda pegawai tersebut.
Atasan langsung merogoh saku dan mengeluarkan hp dengan logo apel tergigit tersebut, sembari berjalan keruangannya lagi, ia menelpon pegawainya itu.
"Ha-halo.."
"Aku memintamu untuk membuat ulang laporan tersebut." Ucapnya disertai diri yang sudah berada di dalam ruangannya, ia terus melangkah menuju sudut ruangan yang mana terdapat pintu ber cat hitam.
"Sa-saya sedang mengerjakannya." Memang terdengar suara ketukan jari di sebrang sana, sang atasan sudah berada di dalam ruangan lain, yang terdapat sebuah kasur besar dengan lemari hitam, serta bar kecil di sudut kamar.
"Dirumah? Aku menyuruhmu disini."
"Ma-maaf, saya tidak bisa."
"Kau membantah atasanmu?"
"Ti-tidak!" Atasan menarik jauh hp dari telinga disaat teriakan melengking serta panik dari sebrang sana.
"Saya tidak bermaksud membantah anda.. hanya sa-"
"Selesaikan malam ini, dan cek kembali, aku tidak mau laporan itu cacat." Diseberang sana, pegawai itu mengangguk dan langsung bersuara karena sadar sang atasan tidak melihat anggukannya.
"Ba-baik buk."
Tut!
"Ck!" Telpon di matikan, atasan itu merebahkan dirinya sembari melonggarkan dasi dan melepas kancing atas blazernya. .
Hari ini sangat melelahkan untuknya, sehingga ia tertidur tanpa membersihkan diri serta wajah terlebih dahulu.
Waktu demi waktu berlalu, kicauan burung yang beterbangan di langit serta sinar mentari yang merembes dari sela jendela, membangunkan sosok wanita yang tertidur di meja kerjanya.
Wanita itu meringis pelan sembari mengangkat kepala, tangan kanannya terangkat menyentuh tengkuk yang sakit karena sedari malam tidur dalam posisi kepala menyentuh meja.
"Hoam~" menguap lebar sembari merentangkan tangan ke atas, setelah itu menoleh ke jam dinding, matanya melotot seketika dan ia segera bergegas menuju kamar mandi, pasalnya jam sudah menunjukkan angka 07.00.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot 21+
RandomYe ye ye... Ini cerita dibuat oleh imajinasi sendiri yang agak... Mesum dan gila kkkkk.